Suka Tembak-tembakan Air? Yuk, ikutan Festival Cuan Cui!

Pariwisata Indonesia di Riau Tawarkan Keseruan Perang Air saat Imlek
Di festival ini setiap peserta akan berbasah-basahan karena perang air. (Foto : .indonesia.travel)

Halo, Gaes!

Siapa, nih, yang suka permainan tembak-tembakkan? Kalo lo termasuk salah satunya, terutama tembak-tembakkan air, gue rekomendasiin untuk lo sebagai salah satu destinasi Pariwisata Indonesia, buat datang ke Riau saat Imlek. Di sana lo bakal dapat pengalaman yang seru dan enggak terlupakan dengan berpartisipasi dalam Festival Cian Cui.

Cian Cui adalah salah satu festival yang digelar di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Fyi, pada masa Kesultanan Siak Sri Inderapura, Selatpanjang menjadi bandar perniagaan di pesisir Riau.

Penamaan festival ini diambil dari dialek Hokkien yang berarti perang air. Dari arti namanya aja lo pasti udah bisa menebak gambaran festival ini, kan? Yup, betul banget! Di festival ini setiap peserta akan berbasah-basahan karena perang air.

Dalam pelaksanaan Festival Cian Cui, para peserta akan saling menyiramkan air menggunakan pistol air, selang, gayung, ember, atau wadah penampung air lainnya. Eits! Meski basah kuyup, tidak ada yang marah, loh. Malahan, semua peserta sangat senang dan menikmati festival ini.

Asal mula Festival Cian Cui diawali dengan tradisi perang air yang kerap dilakukan oleh anak-anak di Selatpanjang (Foto : kompasiana)

Selain berdiri di pinggir jalan untuk menyiram air kepada siapa saja yang lewat, ada juga peserta yang melintasi jalanan menggunakan motor dan becak motor. Nah! Penggunaan becak motor ini sendiri menjadi bagian dari sejarah Cian Cui, Gaes.

Asal mula Festival Cian Cui diawali dengan tradisi perang air yang kerap dilakukan oleh anak-anak di Selatpanjang yang naik becak kayuh untuk mengunjungi sanak saudara di Hari Imlek maupun Idul Fitri. Saling tembak-menembak pistol air pun menjadi kegiatan yang tidak terlewatkan saat berpapasan dengan teman atau kerabat di jalan. Nah! Lama-kelamaan, kegiatan tembak-tembakan air ini pun menjadi kebiasaan dan tradisi.

Karena keunikan dan daya tariknya, di tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Meranti mengemas perang air yang sudah berlangsung lebih dari 10 tahun ini ke dalam bentuk festival. Kemudian pada tahun 2016, Fetival Perang Air pun berganti nama menjadi Festival Cian Cui.

Selain di Indonesia, lo bisa menemukan festival perang air di Thailand dengan nama Songkran. Tapi berbeda dengan festival di Selatpanjang, Songkran diselenggarakan pada tahun baru tradisional Thailand. Fyi, di seluruh dunia, hanya Indonesia dan Thailand aja yang punya festival ini. Jadi enggak heran kalau Festival Cian Cui menjadi salah satu magnet Pariwisata Indonesia di Riau dan ke dalam salah satu agenda wisata Provinsi Riau.

Biasanya, festival ini digelar di jalan-jalan protokol seperti Jalan Imam Bonjol, Diponegoro, Ahmad Yani, dan Kartini. Uniknya, festival ini diadakan pada pukul 4 hingga 6 sore sehingga tidak mengganggu umat Islam yang akan ke masjid untuk sholat Ashar dan Magrib. So, enggak berlebihan jika festival ini disebut-sebut sebagai salah satu festival yang bertoleransi.

Selain itu, bukan hanya masyarakat Tionghoa yang ikut serta dalam gelaran Cian Cui. Festival ini tidak mengenal suku, agama, ras, dan jenis kelamin, sehingga siapapun bisa bergabung. Bahkan para wisatawan lokal maupun asing boleh ikut nimbrung.

Festival Cian Cui yang berlangsung selama 6 hari berturut-turut setelah Imlek akan ditutup dengan pelaksanaan tradisi Cue Lak yang merupakan peringatan hari kelahiran dewa-dewi, khususnya Dewa Cho Se Kong. Dalam tradisi Cue Lak akan ada arak-arakan dewa, barongsai, hingga pesta kembang api.

Gimana, Gaes? Tertarik untuk ikut bermain perang-perangan air? Yuk, gunakan libur imlek lo untuk berkunjung ke destinasi Pariwisata Indonesia di Selatpanjang dan nikmati keseruan basah-basahan di Festival Cian Cui.

Pewarta:  Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023