Pariwisata Indonesia, Ruslan-Kaban-Direktur-Operasional-TWA-Gunung-Tangkuban-Parahu
Direktur Operasional Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu, Ruslan Kaban sedang melaksanakan pengecekan protokol tetap (protap) secara diam-diam terhadap karyawannya. (Dok: PariwisataIndonesia.id)

Mengenal Lebih Dekat Ruslan Kaban, Dirops TWA Gunung Tangkuban Parahu yang Sederhana

16PariwisataIndonesia.id – Subang, Pagi tadi, Jumat (17/3/2023), saya mengunjungi Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu (TWA-TGP) di Subang, Jawa Barat. Tak sengaja melihat pria sepuh melintas mengendarai sepeda motor matik warna merah.

Ternyata dia adalah Ruslan Kaban (67), Direktur Operasional (Dirops) TWA-GTP di bawah naungan PT Graha Rani Putra Persada (GRPP).

Ia tengah melakukan pengecekan protokol tetap (protap) secara diam-diam terhadap karyawannya. Hanya sebagian orang yang tahu dia adalah seorang Dirops TWA-GTP.

“Sstt…!!! Diam-diam saja,” kata Ruslan sambil meletakan satu jarinya ke mulut yang mengisyaratkan ke saya agar tak membocorkan informasi.

Kala itu ia menggenakan jaket kulit dan helm hitam dengan celana warna peach dan sepatu putih. Penampilannya begitu biasa dan sederhana. Tak seperti jabatan direktur pada umumnya yang begitu flamboyan dan harus dikawal ajudan.

Padahal, kendaraan operasionalnya yaitu mobil Fortuner hitam keluaran terbaru. Bukti bahwa Ruslan merupakan orang yang sederhana dan bertanggung jawab untuk mengontrol kinerja anggotanya dengan cara berkamuflase.

Akhirnya saya diajak ke tempat kerjanya. Dalam benak saya, ruangan seorang direktur begitu privat, dilengkapi fasilitas mewah, dan sebagainya. Namun ternyata hal itu jauh dari ekspektasi saya.

Ruangannya bukan di indoor, melainkan outdoor. Terlihat bangku panjang dengan bahan kayu mahoni dan meja panjang yang hanya dilapis taplak berbahan plastik, layaknya rumah makan sederhana. Sementara atapnya ditutupi dengan kanopi warna biru dengan penyangga kayu. Sungguh begitu sederhana.

“Ruangan saya ya ruangan terbuka ini, ya menyatu dengan lingkungan,” ucap Ruslan yang saat itu tengah duduk santai di atas bangku panjang.

Pariwisata Indonesia, Ruslan-Kaban-Direktur-Operasional-TWA-Gunung-Tangkuban-Parahu, Potret-keseharian-Ruslan-Kaban
Direktur Operasional Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu, Ruslan Kaban dalam aktivitas sehari-harinya. (Dok: PariwisataIndonesia.id)

Jumlah karyawan di TWA GTP sendiri, kata Ruslan sekitar 100 orang lebih. Masing-masing orang mempunyai tanggung jawab untuk mengelola kawasan wisata tersebut.

Ruslan Kaban lahir di Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) pada tanggal 24 Agustus 1956. Ia pernah merantau ke Jakarta bekerja sebagai wiraswasta. Akhirnya dengan kinerja dan profesionalitas yang dimilikinya, Ruslan dipercaya mengemban tanggung jawab sebagai Dirops TWA-GTP.

Saat ini dia telah menjadi nahkoda TWA-GTP selama lebih dari 13 tahun. Suka duka telah ia rasakan. Termasuk ketika jumlah wisatawan anjlok saat terjadi pandemi COVID-19.

Namun ia bersyukur ketika Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dilonggarkan dan dihapus, jumlah wisatawan meningkat dan kembali seperti semula.

Melayani Tamu dengan Ramah Sesuai Motto

Ruslan mengaku begitu senang menjalani pekerjaannya melayani wisatawan TWA-TGP. Rasanya seperti mengalir, tanpa beban.

“Kami saat melayani tamu, kami senang banget karena bisa melayani seluruh bangsa. Bahkan ada dari wisatawan internasional juga. Jadi karakter sedikit-sedikit tahu,” ucapnya.

Kemudian pernah dalam sebuah pengalamannya, terdapat wisatawan yang menawar harga tiket. Padahal harga tiket yang ditawarkan oleh pihaknya sudah terbilang murah.

“Itu wajar, namanya hak orang buat nawar,” ujarnya.

Terkadang hal itu membuat karyawan (TWA-TGP) keheranan. Namun, Ruslan selalu memberikan motivasi kepada karyawannya agar tetap menerapkan pekerjaan sesuai motto pelayanan TWA-TGP, yakni “Tiada Hari Tanpa Senyum, Jangan Ada Dusta Di Antara Kita”.

“Itu motto harus di hati. Nggak mesti dibaca,” tuturnya.

Ruslan mengatakan para karyawan selalu diajarkan menjadi disiplin dengan berbagai macam pelatihan yang diberikan agar mereka dilatih disiplin. Penerapan yang diberikan berbentuk semi militer.

“Pokoknya selama kami di sini, kami bikin seperti itu [Semi militer]. Contoh setiap pagi kami harus apel, harus berdoa bersama, bergerak jalan dua putaran. Kalau jalan dua kilometer, sore hari sebelum pulang berdoa juga,” imbuhnya.

Pariwisata Indonesia, Ruslan-Kaban-Direktur-Operasional-TWA-Gunung-Tangkuban-Parahu, Potret-keseharian-Ruslan-Kaban, Apel-Pagi-yang-dipimpin-langsung-Ruslan-Kaban
Direktur Operasional Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu, Ruslan Kaban tengah memberikan pengarahan kepada seluruh karyawan pada Gelar Apel sebelum aktivitas kerja dimulai. (Dok: PariwisataIndonesia.id)

Petugas keamanan atau sekuriti kawasan TWA-TGP juga dilatih oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-POLRI).

“Jadi kalau sekuriti memang ada didikan dari TNI-POLRI. Mereka di training di sana. Kadang sampai dua minggu,” jelas dia.

Wisatawan Pakai Perlengkapan Aman

Ruslan juga sering memberikan imbauan kepada wisatawan yang berkunjung ke TWA-TGP agar membawa perlengkapan yang aman ketika melakukan perjalanan atau pendakian.

Misalnya perlengkapannya seperti sepatu gunung atau yang bergerigi agar tak licin, treking pool atau tongkat sebagai penyangga, masker berlapis untuk mengantisipasi bau belerang, dan pakaian yang nyaman untuk mendaki.

Ia juga mengimbau agar pengunjung berhati-hati dan tidak arogan selama menikmati fasilitas yang telah disediakan. Karena keluarga mereka telah menunggu di rumah.

Terutama wisatawan yang tengah berkunjung ke kawah Tangkuban Parahu. Pihak pengelola memberikan pagar batas pengamanan agar wisatawan tidak melewatinya. Pagar tersebut bertuliskan “Dilarang Melewati Batas Pagar Aman”.

Apabila terjadi erupsi atau mengeluarkan awas panas dengan aroma menyengat, dihimbau agar menjauh dari area. Dengarkan aba-aba dari petugas TWA-TGP. Mereka akan mengarahkan ke jalur evakuasi secara teratur agar tidak terjadi penumpukan antrian yang mengakibatkan penumpukan.

“Penanganan erupsi kita mengantisipasinya. Jadi kami menyarankan kepada pengunjung kalau posisi waktu itu jangan panik dan teriak. Ikutin saja petunjuk-petunjuk, kalau nggak ya nanti berakibat fatal atau cidera,” tuturnya.

Kemudian, Ruslan juga sering mengimbau kepada para wisatawan agar tidak buang sampah sembarangan. Buanglah sampah di tempat yang sudah disediakan oleh pihak pengelola.

“Banyak mobil buang sampah botol Aqua segala, kita harus berpikir orang capek lihat nya kotor,” tuturnya.

Lalu ia juga mengimbau kepada pengendara motor agar jangan dimatikan mesinnya karena rata-rata remnya mengalami blong.

“Sampai detik ini kalau ada motor, petugas saya harus imbau seperti itu, jangan matikan motor, jangan ngebut,” pungkasnya.

Mengingat beberapa hari sudah memasuki bulan suci ramadhan dan diakhiri dengan hari raya lebaran serta libur panjang, Ruslan mengaku tak memiliki persiapan khusus. Sebab, pihaknya sudah siap dan terbiasa mengalami kunjungan wisatawan dengan skala besar ketika terjadi libur panjang.

“Kami hanya santai-santai saja. Hanya melihat sebelumnya, kekurangan apa yang kurang , ya kami benahi. Nutupi kekurangan, jangan sampai datang lagi kekurangan, jangan jatuh di lubang yang sama,” tegas dia.

Pariwisata Indonesia, Dimas adalah salah satu Pengunjung Wisata TWA Gunung Tangkuban Parahu
Foto: Pengunjung bernama Dimas sedang healing di wisata alam yang ikonik di Jawa Barat yang berpose dengan latar belakang Kawah Ratu Gunung Tangkuban Parahu (Dok.PariwisataIndonesia.id)

Selama ini, Ruslan mengaku sangat kompak dengan rekan-rekan media dan pemerintah dalam menangani TWA-TGP, sehingga tak memberikan banyak komentarnya.

“Terimakasih kepada rekan-rekan media karena sudah eksis banget untuk membantu kami, kami kooperatif. Kalau pemerintah ya kami kerjasama dengan pemerintah baik-baik saja,” imbuhnya.

Seorang pengunjung bernama Puput pun merasakan keseruan saat berkunjung ke TWA-TGP. Ia merupakan salah satu dari rombongan perusahaan Batik Alsafa Pekalongan yang sedang melaksanakan kegiatan gathering di lokasi wisata alam yang paling ikonik di Jawa Barat. Tampak keceriaan diraut wajahnya ketika menikmati liburan bersama sang suami dan si buah hati.

Pariwisata Indonesia, Pengunjung Wisata TWA Gunung Tangkuban Parahu,
Foto kebahagiaan keluarga yang berlibur di TWA Gunung Tangkuban Parahu pada acara gathering perusahaan Batik Al Syaffa Pekalongan, Jumat (17/3). (Dok: PariwisataIndonesia.id)

“Mantap, eksotis. Kami dari Pekalongan batik alsafa, ini acara gathering, ada tiga bus. Ini sama keluarga,” kata Puput di lokasi.

Waktu Operasional & Harga Tiket

Ruslan merinci harga tiket masuk TWa-GTP terbilang masih terjangkau dan ramah di kantong dengan fasilitas bagus yang disajikan oleh pengelolaan.

Harga tiket masuk pada hari kerja atau Senin-Jumat:
– Tiket masuk wisatawan nusantara: Rp20.000 per orang
– Tiket masuk wisatawan mancanegara: Rp200.000 per orang
– Tiket masuk rombongan pelajar: Rp18.000 per orang
– Tiket masuk mobil: Rp25.000 per unit
– Tiket masuk bus (roda enam): Rp110.000 per unit
– Tiket masuk motor: Rp12.000 per unit

Kemudian harga tiket masuk pada akhir pekan dan libur nasional:
– Tiket masuk wisatawan nusantara: Rp30.000 per orang
– Tiket masuk wisatawan mancanegara: Rp300.000 per orang
– Tiket masuk rombongan pelajar: Rp20.000 per orang
– Tiket masuk mobil: Rp30.000 per unit
– Tiket masuk bus (roda enam): Rp125.000 per unit
– Tiket masuk motor: Rp14.500 per unit

“Sementara itu harga tiket angkutan ontang-anting atau shuttle PP adalah Rp7.000 per orang. Adapun tarif parkir bus Rp10.000 per unit, mobil Rp5.000 per unit, dan motor Rp2.000 per unit,” jelas dia.

Bagi rombongan pelajar, disyaratkan membawa surat dari sekolah atau kampus dengan kop surat sekolah, tanda tangan, dan stempel kepala sekolah. Jika datang tanpa surat dari sekolah atau kampus, akan dikenakan harga tiket normal.

Aktivitas di Tangkuban Parahu, Pengunjung bisa menikmati udara sejuk dan segar ketika berkunjung ke gunung dengan ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Selain menikmati panorama alamnya, pengunjung juga bisa menjajal aktivitas outbound, serta menikmati pemandangan beberapa kawah yang ada di kawasan ini.

Berikut rinciannya, seperti dikutip dari situs resmi TWA Gunung Tangkuban Parahu: Outbound Area outbound Tangkuban Parahu berada di lahan seluas sekitar 2,5 hektar, dengan 33 permainan yang dapat dijajal.

Aktivitas outbound dapat dilakukan oleh anak usia 3 tahun ke atas, remaja, dan dewasa. Beberapa aktivitas outbound yang tersedia seperti flying fox dan menjajal jembatan jaring.

Menyaksikan flora endemik Pengunjung juga bisa menemukan flora dan satwa endemik di kawasan TWA Gunung Tangkuban Parahu. Beberapa flora endemik yang ada di sana seperti Cantigi (Vaccinium varingiaefolium), Pakis Emas (Cibotium Barometz), dan Anggrek Hutan (Eria erecta).

Selain flora endemik, pengunjung TWA Gunung Tangkuban Parahu juga bisa menemukan fauna endemik. Beberapa di antaranya seperti Elang Jawa (Spizaetus bartelsi), Meong Congkok (Felis bengalensis), dan Lutung Jawa (Trachypiteous auratus). Berburu foto Para pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang panorama kawah atau pepohonan asri, serta di beberapa spot foto khusus.

Salah satu area foto yang disediakan adalah tulisan “TWA GN. TANGKUBAN PARAHU”. Ini seolah spot wajib jika kamu berkunjung dan ingin menunjukkan bahwa sudah pernah datang ke tempat ini. Spot lainnya adalah Love Garden, di mana ada rumput yang sengaja dibentuk seperti hati. Ada pula beberapa spot foto kartun, seperti Minions dan kelinci.

Beli suvenir Di sekitar kawah, pengunjung bisa menemukan sejumlah pedagang suvenir. Beberapa suvenir yang biasa dijajakan seperti syal dan topi, pajangan, serta suvenir-suvenir kecil khas Tangkuban Parahu.

Profil TWA Gunung Tangkuban Parahu

Gunung Tangkuban Parahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.

Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang.

Daerah Gunung Tangkuban Parahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17°C pada siang hari dan 2°C pada malam hari. Gunung Tangkuban Parahu meletus terkahir pada 26 Juli 2019.

Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung Tangkuban Parahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Tangkuban Parahu luasnya mencapai 171,40 hektar yang terletak di dua kabupaten, yakni Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat. Luas blok pemanfaatan yang diberikan kepada pihak pengelola adalah 10% dari luasan TWA. (Ben)

Penulis: Beben
Editor: Beben