PariwisataIndonesia.id – Gua Sunyaragi atau Taman Sari Sunyaragi merupakan sebuah situs bersejarah di Kota Cirebon yang digunakan oleh para sultan di masa lalu untuk bermeditasi dan mengatur strategi perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Menurut buku Purwaka Caruban Nagari yang ditulis oleh Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon tahun 1720, penamaan Sunyaragi berasal dari kata Sunya yang artinya “Sepi” dan Ragi yang artinya “Raga” versi Carub Nagari.
Bisa diartikan jika Gua Sunyaragi merupakan tempat bagi para raja untuk bermeditasi, menenangkan atau mengendalikan raga.
Taman Sari Sunyaragi ini dibangun sedemikian rupa, keunikannya ialah bangunannya dihiasi batuan karang yang di sekeliling bangunannya.
Gua Sunyaragi atau sering disebut juga Taman Sari Sunyaragi berada di atas lahan seluas 15 hektar, dan pada zaman dulu dikelilingi oleh danau yang bernama Danau Jati.
Gua ini merupakan gua buatan yang dibuat oleh Pangeran Kararangen sekitar tahun 1703 Masehi, beliau merupakan cicit dari Sunan Gunung Jati.
Pembangunannya dimaksudkan sebagai tempat untuk meningkatkan ilmu kanuragan serta memperdalam teknik berperang bagi para pembesar dan prajurit keraton.
Gua Sunyaragi dibangun dengan menggabungkan beberapa ornamen yakni Islam, Hindu, dan Tiongkok. Dan secara keseluruhan menggunakan konsep zaman kerajaan pada masanya.
Sekitar tahun 1787-an gua ini digunakan sebagai benteng pertahanan waktu terjadinya perang, sehingga mengalami kerusakan dibeberapa bagian.
Maka dari itu sekitar tahun 1852 Taman Sari Sunyaragi atau Gua Sunyaragi diperbaiki atau mengalami pemugaran pada masa Sultan Adiwijaya, oleh seorang arsitek yang berasal dari Cina.
Gua Sunyaragai telah mengalami beberapa kali perbaikan atau pemugaran, terakhir dilakukan oleh Pemerintah RI sekitar tahun 1984.
Mitos Perjodohan di Goa Sunyaragi
Selain menyimpan sejarah yang panjang, Gua Sunyaragi juga memiliki sebuah mitos yang berkembang dari mulut ke mulut.
Mitos tersebut berkaitan dengan persoalan jodoh. Yakni terdapat sebuah larangan di Gua Sunyaragi, yaitu seorang perawan dilarang untuk menyentuh salah satu patung batu yang bernama Perawan Sunti.
Jika hal itu terjadi, maka dipercaya si perawan tersebut akan sulit mendapatkan jodoh. Bila kamu terlanjur menyentuhnya, ada cara untuk menangkal mitos tersebut.
Yaitu dengan berjalan masuk ke dalam Gua Kelanggengan, yang dipercaya dapat melanggengkan sesuatu termasuk masalah jodoh.
Mitos merupakan sebuah kepercayaan yang sudah ada sejak lama dan berkembang dari mulut ke mulut, kita hanya perlu menghormati dan menghargainya.
Leave a Reply