Halo, Sobat Pariwisata Indonesia!
Kepulauan Riau emang terkenal dengan wisata baharinya. Putih dan lembutnya pasir pantai, jernih dan birunya lautan, hingga keberagaman biota di lautnya bikin para wisatawan pengen dan pengen balik lagi ke kepulauan ini. Eits! Tapi ternyata bukan itu aja! Kepulauan Riau juga punya spot wisata religi yang sayang untuk di-skip. Penasaran? Simak ulasannya di bawah ini!
Vihara Ksitigarbha Bodhisattva atau yang lebih dikenal dengan nama Vihara Patung Seribu merupakan salah satu destinasi Pariwisata Indonesia di Tanjung Pinang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Spot wisata ini terletak di Jalan Nusantara, Kilometer 14 Tanjung Pinang, dan bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 10 menit atau 5 kilometer dari Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah.
Awalnya, Vihara yang dibangun dari tahun 2003 hingga 2014 ini dikhususkan sebagai tempat ibadah bagi umat beragama Buddha. Tapi sejak tahun 2017, Vihara Patung Seribu juga dibuka untuk wisatawan dari agama manapun. Soalnya, Vihara ini emang punya keunikan tersendiri, bahkan masuk nominasi sebagai Destinasi Pariwisata Unik pada acara Anugerah Pesona Indonesia 2019 yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Fyi, Vihara Patung Seribu bukan satu-satunya tempat ibadah umat Buddha yang memiliki banyak patung. Tapi Vihara ini semakin istimewa karena patung yang dimiliki berjumlah ratusan. Yup! Jangan gagal paham dengan namanya! Meski dinamakan Vihara Patung Seribu, tapi patung yang ada di halaman Vihara ini sebenarnya hanya berjumlah sekitar 500 buah. Penyematan kata seribu dimaksudkan untuk memudahkan penyebutan.
Ratusan patung yang memiliki tinggi sekitar 1,7 hingga 2 meter ini dibuat langsung oleh seniman Tiongkok, loh. Meski jumlahnya banyak, patung-patung ini memiliki gaya dan gestur yang berbeda-beda. Ada yang sedang menggenggam tongkat, memakai topi, membawa lonceng, kendi labu, tasbih, dan sebagainya.
Bukan itu saja! Ekspresi yang terukir di wajah masing-masing patung ini pun enggak ada yang sama, loh. Mulai dari yang berwajah seram atau jenaka, marah, cemberut, tersenyum, hingga tertawa. Semua diukir pada batu-batu granit dengan sangat teliti dan detail.
Disebutkan bahwa patung-patung ini merupakan penggambaran dari lohan atau arahat. Fyi, arahat berasal dari kata arhati (Bahasa Sansekerta) atau arahati (Bahasa Pali) yang berarti orang yang tersadarkan. Arahat merupakan penyebutan bagi murid-murid Siddharta Gautama Buddha yang telah terbebas dari belenggu hawa nafsu dan mencapai pencerahan sempurna.
Jumlah patung yang banyak ini ternyata merupakan sumbangan dari umat, loh. Ada yang bersifat pribadi atau juga yang dari perusahaan. Harga masing-masing patung ditaksir sebesar 25 juta rupiah dan memiliki garansi hingga 500 tahun. Untuk mengenang para donatur tersebut, di bagian bawah patung terdapat papan nama yang menunjukkan nama donatur masing-masing.
Agar patung-patung ini tidak rusak dan bisa bertahan lama, maka dibuatlah pagar besi sebagai pembatas. Meski tidak bisa melihat dari jarak dekat, tapi para wisatawan masih dapat menyeksamai ekspresi masing-masing patung bahkan yang berada di paling belakang pun. Soalnya, patung-patung ini disusun berjajar secara berundak-undak di lokasi yang membentuk setengah lingkaran.
Selain patung yang berjumlah ratusan, wisatawan juga bisa melihat gerbang batu bergaya Cina Kuno yang batunya juga didatangkan langsung dari Negeri Tirai Bambu. Di atas gerbang megah ini juga terdapat pagoda berwarna merah. Selfie di spot ini tentu jadi agenda wajib. Sementara itu, bangunan Vihara yang menjadi tempat ibadah ummat Buddha terletak di bagian bukit.
Untuk masuk ke area Vihara yang buka dari hari Selasa hingga Minggu ini, wisatawan hanya perlu membayar tiket mulai dari 5 ribu rupiah, loh. Wah! Murah banget, kan? So, kalo berlibur ke Provinsi Kepulauan Riau, jangan lupa mampir ke destinasi Pariwisata Indonesia yang satu ini, ya.
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023
Leave a Reply