PariwisataIndonesia.ID – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar acara Peringatan Harlah ke-99 NU di Main Dinning HallSport Center Jakabaring Palembang, yang berlangsung sejak 3 sampai 5 Maret 2022.
Dalam keterangan resminya, acara tersebut mengusung tema “Merawat Jagat, Membangun Peradaban: Lestari Alamnya, Sejahtera Petaninya”.
Sementara itu, terkait pelaksanaan acaranya, dihadiri langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, serta dihadiri para Pengurus NU Wilayah Cabang se Wilayah Barat.
Bahkan, hadir pula sejumlah pejabat negara, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dan Gubernur Sumsel Herman Deru.
Mengawali sambutannya, KH Cholil Staquf mengatakan, bahwa Palembang dipilih sebagai salah satu titik pelaksanaan Harlah NU, karena Palembang identik dengan Kerajaan Sriwijaya.
Menurut Ketum PBNU, Sriwijaya adalah eksperimen peradaban berskala nusantara yang paling tua tercatat dalam sejarah.
Karena itu, ia mengajak kepada seluruh Nahdliyin se-Sumatera untuk belajar pada pengalaman Kerajaan Sriwijaya.
“Kita butuh menengok kembali, belajar kembali menghayati pengalaman Sriwijaya pada saat kita mebulatkan tekad untuk berjuang mewujudkan peradaban yang lebih mulia,” ujarnya.
Lebih lanjut, katanya, Sriwijaya merupakan perabadan besar yang mampu bertahan tidak kurang dari tujuh abad sejak abad ke-7 kelahirannya sampai abad ke-14.
“Kalau kita belajar dari suksesnya Sriwijaya dalam menegakkan peradabannya, kita bisa melihat bahwa etos fundamental dari Sriwijaya adalah di antara yang lain, terutama keluwesan dan keuletan,” ungkapnya.
Dengan keluwesan dan keuletan itulah, sambungnya, Sriwijaya berhasil mengarungi sejarah yang begitu panjang di tegah-tengah dinamika sejarah yang tidak kalah intens dari apa yang terjadi sekarang ini.
Kakak kandung Yaqut Cholil Qoumas yang menjabat Menteri Agama dan akrab disapa Gus Yahya beranggapan, di zaman itu tengah terjadi persaingan sengit antara dua peradaban, yaitu China dan India.
“Tapi Sriwajaya mampu bertahan karena luwes, mampu menyesuaikan diri secara rasional dan realistis terhadap perkembangan keadaan,” imbuhnya.
Di akhir sambutannya, Gus Yahya juga menyebut, Kerajaan Sriwijaya terkenal ulet, tak kenal lelah, dan tidak berputus asa di dalam mengejar apa yang menjadi cita-cita dan peradabannya, yakni ingin mempersatukan nusantara.
“Ini pelajaran penting bagi kita semua, karena kita ini sedang memasuki masa-masa yang penuh dengan badai sejarah,” pungkasnya.
Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel menyampaikan rasa bangganya karena Kota Palembang ditetapkan sebagai tuan rumah perhelatan Harlah NU Wilayah Barat ke-96 tahun dan berjalan sukses.
Gubernur Sumsel Herman Deru menilai, perayaan ini sangat luar biasa karena bersamaan dengan program peremajaan sawit rakyat, yang disampaikannya di Palembang, Jumat (4/3) kemarin.
“Ini sangat istimewa bagi kami karena Sumsel dipilih sebagai tuan Harlah NU sekaligus melaksanakan program peremajaan sawit rakyat,” ucapnya.
Leave a Reply