Meningkatkan Daya Tarik Wisata Desa Wae Rebo

Berbicara mengenai keindahan alam Indonesia memang enggak ada abisnya ya, Sobat? Begitu banyak destinasi wisata yang memiliki daya tarik tersendiri. Seperti desa yang satu ini, desa yang dijuluki sebagai ”desa di atas awan”. Yapp Wae Rebo, begitulah orang mengenalnya. Wae Rebo merupakan desa tradisional yang berada di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur dan Desa ini terletak di ketinggian 1.200 mdpl.

Lokasi yang tersembunyi tak lantas membuat desa ini sepi pengunjung. Sebaliknya, banyak wisatawan yang rela mendatangi jauh-jauh untuk menikmati keindahan setiap sudut Desa Wae Rebo. Kira-kira seperti apa sih desa wisata ini?

Wae Rebo adalah desa tradisional yang unik, dikenal dengan arsitektur rumah berbentuk kerucut yang terkenal. Dalam bahasa Manggarai rumah tersebut dikenal dengan nama Mbaru Niang. Uniknya rumah utama hanya berjumlah tujuh rumah saja setiap rumah dihuni enam hingga delapan keluarga, dibangun dalam sebuah bola di sekitar altar dengan bentuk lingkaran, yang disebut Compang. Wae Rebo juga memiliki budaya lain seperti upacara Penti dan tarian Caci. Tidak hanya kaya akan budaya, tetapi mereka juga kaya akan potensi alam seperti hutan, pegunungan, dan berbagai jenis burung seperti Gagak Flores (Corvusflorensis) dan Celepuk Flores (Otusalfredi).

Keindahan dan keunikan Desa Adat Wae Rebo tentu menjadi daya tarik tersendiri dan menghasilkan sebuah kredit positif di mata dunia, baik dari segi pariwisata maupun budaya. Karena itulah Wae Rebo secara resmi diakui sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2021 silam. Pengakuan ini juga disebabkan rumah adat Mbaru Niang di desa Wae Rebo dinilai sangat langka. Keunikan tersebut menjadikan desa ini sebagai salah satu lokasi Konservasi Warisan Budaya UNESCO. Selain itu, pada tahun 2013 Desa Wisata Wae Rebo juga mendapat penghargaan dari Aga Khan dalam industri arsitektur. Kemudian pada tahun 2021 lalu, desa ini pun menjadi salah satu dari 3 desa yang mewakili Indonesia dalam ajang Best Tourism Village atau penganugerahan desa wisata terbaik di dunia yang diselenggarakan oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO) atau badan PBB yang khusus menangani pariwisata.

Hal ini menjadi bukti bahwa destinasi wisata Wae Rebo pantas untuk dikembangkan oleh masyarakatnya sebagai tujuan wisata bagi para pencinta ekowisata domestik dan mancanegara. Hal ini tentunya juga menambah kesejahteraan ekonomi desa tersebut. Dalam membangun suatu wisata budaya, peran atraksi wisata budaya sangatlah diperlukan salah satunya membuat wisatawan yang mengamati menjadi lebih tertarik untuk mengunjungi dengan berbagai potensi kekayaan yang sebagai chiri khas lokalnya yaitu wisatawan dapat merasakan keunikan budaya, adat istiadat, keramahan warganya, serta kearifan lokal yang masih terasa kental.

Gimana, tertarik berkunjung ke Desa Wae Rebo? Sebelum berkunjung, pastikan fisik Sobat dalam kondisi fit karena untuk menuju ke sana harus mendaki gunung dengan jarak tempuh 3,18 kilometer, dan bila ingin mengunjungi Desa Adat Wae Rebo, bisa menetapkan titik awal perjalanan dari Bandara Komodo yang terletak di Labuan Bajo. Selanjutnya, berangkat menuju Kota Ruteng. Ada beberapa pilihan transportasi seperti naik mobil travel atau menyewa mobil pribadi. Setelah 3-4 jam perjalanan, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan ojek selama 3-4 jam menuju Denge desa terakhir sebelum pada akhirnya menuju ke Desa Adat Wae Rebo.

Dan dipastikan sobat merasakan kehidupan tradisional yang sederhana yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, masyarakat di Desa Adat Wae Rebo tentunya akan dengan hangat menyambutmu!

oleh : wisno