PariwisataIndonesia.ID – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan upaya pemerintah menerapkan empat strategi dalam menangani varian Omicron.
Baca juga : Pariwisata Indonesia di Masa Pandemi
Hal tersebut disampaikan Menkes Budi melalui siaran persnya secara virtual menyoroti perkembangan penanganan COVID-19 dan evaluasi Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pada Senin (27/12).
“Kementerian Kesehatan konsisten melakukan empat strategi untuk menangani pandemi COVID-19 termasuk Omicron. Pertama adalah protokol kesehatan atau 3M, kedua adalah surveilans atau 3T atau isolasi, ketiga adalah vaksinasi, yang keempat adalah terapeutik atau perawatan,” kata Menkes Budi, seperti dikutip di YouTube Sekretariat Kabinet RI, pada Senin (27/12) secara virtual.
Dalam keterangan tertulisnya, Menkes menekankan pentingnya disiplin dalam penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) untuk menekan penularan virus COVID-19.
Baca juga : Permintaan Luhut ke Media hingga Sindir Mantan Pejabat, Menko Marves: Jangan Liburan ke LN Dulu
Di sisi lain, Menkes juga mengimbau masyarakat untuk terus disiplin dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
“Saya lihat banyak rakyat kita yang masuk mal atau masuk restoran-restoran suka lupa pakai (aplikasi PeduliLindungi). Adalah kewajiban petugas untuk mengingatkan. Kenapa? Karena ini membantu kita untuk menyaring kalau misalnya ada orang yang berpotensi menular tapi tidak disiplin masih jalan-jalan,” ujarnya, kutip keterangan resminya, Senin (27/12).
Selain itu, mantan wakil Menteri BUMN turut mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan yang tidak esensial ke luar negeri mengingat tingginya penyebaran kasus Omicron global.
“Tidak usah pergi ke luar negeri kalau tidak sangat urgent karena sekarang sumber penyakitnya ada di sana dan semua orang yang kembali kita lihat banyak yang terkena. Jadi lindungilah diri kita, jangan ke luar negeri,” ucapnya.
Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk yang meraih gelar sarjana di Bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memaparkan, katanya, 98 persen kasus Omicron di Indonesia terjadi pada pelaku perjalanan internasional.
Atas alasan tersebut, pemerintah akan memperketat karantina bagi pelaku perjalanan seperti yang dimaksudnya itu.
“Kita harus melindungi 270 juta rakyat kita yang sekarang sudah kondisinya baik. Jadi tolong dipahami bahwa proses karantina kedatangan luar negeri untuk warga negara Indonesia akan kita perketat,” ungkapnya
Beberapa tempat karantina terpusat yang disiapkan pemerintah antara lain di Jakarta, Surabaya, Batam, dan Entikong terutama untuk mengantisipasi kepulangan para pekerja migran Indonesia (PMI).
“Kita sudah menghitung juga berapa orang yang akan datang berdasarkan pola kedatangan tahunan lalu. Memang bedanya sekarang karantinanya 10 hari, jadi di awal-awal kemarin ada sedikit kepadatan tapi sekarang sudah kita atur,” terang Menkes.
Selain penegakan protokol kesehatan dan memperketat karantina, pemerintah juga memperkuat surveilans atau deteksi dengan memperbanyak peralatan tes PCR yang dapat mengidentifikasi varian Omicron.
“Kita sudah sebarkan di seluruh pintu-pintu masuk luar negeri utama, sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron menggunakan tes PCR yang cuma 4-6 jam dibandingkan dengan tes genome sequencing yang di antara 3-5 hari,” tuturnya.
Di samping itu, pemerintah juga memperkuat surveilans dengan memperbanyak peralatan genome sequencing sebanyak 15 unit yang akan disebar ke berbagai wilayah di tanah air.
“Mudah-mudahan di awal tahun depan segera datang dan akan kita sebarkan ke seluruh pulau-pulau Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua) agar tes genome sequencing ini menjadi lebih cepat dan juga jaringannya menjadi lebih kuat, tidak hanya di Jawa saja,” imbuhnya.
Terkait vaksinasi, Menkes menekankan bahwa pemerintah akan terus mempercepat guliran vaksinasi nasional terutama bagi kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi jika terpapar COVID-19.
“Penting buat kita mempercepat vaksinasi, terutama kalangan yang berisiko yaitu lansia dan orang-orang yang imunitasnya terganggu. Harus cepat kita vaksinasi agar mereka tidak tertular oleh Omicron,” tegasnya.
Menutup keterangan persnya, Budi menyampaikan bahwa pihaknya juga telah mempersiapkan fasilitas kesehatan dan obat-obatan untuk menghadapi kemungkinan adanya lonjakan kasus.
“Kita juga sudah mempersiapkan rumah sakit-rumah sakit kita, baik itu tempat tidurnya, obat-obatannya, oksigennya juga sudah kita pasang cukup banyak, 16 ribu lebih oksigen generator dan 31 oksigen konsentrator sudah kita pasang, agar bisa mempersiapkan mudah-mudahan tidak terjadi,” tandasnya. (Mr.)
Leave a Reply