Resmikan Ruang Pameran Titik Nol Meridian Batavia, Kadisbud DKI: Jadi Pengingat Sejarah Masyarakat Jakarta 

PARIWISATAINDONESIA.ID – Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta melalui Museum Bahari Jakarta akan membuka Ruang Pameran Garis Nol (Titik Nol) Meridian Batavia di Museum Bahari, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, pada Kamis, (7/7) mendatang.

Peresmian ruang pameran tersebut sekaligus bertepatan dengan Hari Jadi Museum Bahari Jakarta yang ke-45.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana mengatakan, terdapat beberapa koleksi navigasi mengenai Garis Nol (Titik Nol) Meridian Batavia beserta penjelasan lengkap seputar aktivitas pelayaran tempo dulu yang dihadirkan pada pameran tersebut.

Selain itu, dibukanya ruang pameran ini juga menjadi pengingat sekaligus penyebaran informasi penting bagi warga Jakarta mengenai aktivitas pelayaran di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa di masa lalu.

“Kehadiran ruang pameran ini menjadi bukti bagi masyarakat, bahwa keberadaan aktivitas yang berada di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa pada masa lalu di garis nol (titik nol) meridian tersebut. Harapannya, pameran ini nantinya dapat menjadi pengingat sejarah bagi masyarakat, serta memberikan manfaat bagi keberlangsungan informasi seputar sejarah di Jakarta,” kata Iwan di Jakarta, Selasa (5/7/2022).

Sementara itu, Kepala Unit Pengola Museum Kebaharian Jakarta, Mis’ari menuturkan, penyelenggaraan pameran ini ditujukan untukel persepsi dan narasi yang beredar di masyarakat ini mengenai titik nol sebagai acuan waktu kapal.

“Pemahaman masyarakat mengenai titik nol atau garis nol sebagai acuan waktu perahu itu yang ada di tugu nol kilometer Yogyakarta dan titik nol kilometer Indonesia di Pulau Weh, Sabang, Aceh. Padahal sebenarnya, titik nol atau garis nol yang berada di Museum Bahari ini merupakan keinginan waktu yang benar saat berlayar,” terang Mis’ari.

Lebih lanjut, Mis’ari menjelaskan garis bujur nol sangat diperlukan pada masa aktifnya perdagangan di Kawasan Sunda Kelapa saat itu. Museum Bahari berinisiatif menyajikan informasi yang lebih akurat terkait sejarah garis nol (titik nol) meridian tersebut melalui ruang pameran ini.

Sebagai informasi, garis nol (titik nol) meridian berada di Menara Sinyal yang dibangun pada tahun 1839, yang saat ini berada di kawasan Museum Bahari , yaitu di Jalan Pasar Ikan Nomor 1. Lokasi gedung yang berada di kawasan Menara Syahbandar tersebut berada di atas bekas Bastion Culemborg atau benteng sekaligus tembok pertahanan kota Batavia yang dibangun sekitar tahun 1645, seiring dengan pembuatan tembok keliling kota Batavia di tepi Barat.

Pada gedung ini tersimpan sebuah jam yang paling akurat beserta perlengkapannya. Kemudian pada atapnya didirikan sebuah sinyal waktu tetap yang dapat dilihat dari jarak. Dengan mengamati sinyal harian ini, awak-awak kapal yang berlabuh di teluk Batavia bisa menyesuaikan jam kapal mereka.

Pada masa itu, penjaga waktu tetap sangat dibutuhkan oleh pelayar untuk menentukan posisi mereka selama perjalanan di laut. Garis nol (titik nol) meridian Batavia ini masih digunakan untuk produksi peta Indonesia hingga tahun 1942, meskipun dari tahun 1883 meridian Greenwich sudah diterima secara universal sebagai meridian utama.

Kemudian, di sebelah kanan gedung di mana garis nol (titik nol) ini berada dibangun Menara Syahbandar. Menara ini dibangun pada tahun 1839, yang berfungsi sebagai menara pengawas dan pengatur lalu lintas bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia melalui jalur laut.

Sebelum aktivitas berpindah ke Pelabuhan Tanjung Priok, Menara Syahbandar ini memiliki fungsi sebagai pabean, atau tempat di mana orang-orang mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa. (Ben)