Halo, Sobat Pariwisata Indonesia!
Batu Malin Kundang dan legendanya emang jadi salah daya tarik Pariwisata Indonesia di Pulau Sumatera. Tapi selain Batu Malin Kundang, pulau besar di barat Nusantara ini juga punya spot wisata lain dengan legenda yang enggak kalah menarik. Namanya Tapak Tuan Tapa.
Tapak Tuan Tapa terletak di Kecamatan Tapak Tuan, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Lokasi ini berjarak sekitar 440 kilometer dari Kota Banda Aceh dan bisa ditempuh dengan bis atau travel selama 9 jam perjalanan.
Seperti namanya, spot wisata ini berupa cerukan menyerupai telapak kaki sebelah kanan lengkap dengan kelima jarinya. Eits! Tapi ini bukan tapak kaki biasa, ya. Memiliki ukuran raksasa dengan panjang sekitar 6 meter dan lebar sekitar 2,5 meter membuat wisatawan domestik maupun asing penasaran dengan spot wisata yang satu ini.
Konon, si empunya tapak kaki ini adalah seorang pertapa suci bernama Syeikh Tuan Tapa. Ada yang meyakini bahwa Tuan Tapa adalah seorang raksasa. Tapi ada juga yang percaya kalo sang pertapa merupakan manusia berukuran normal yang memiliki kekuatan untuk membuat tubuhnya membesar seukuran raksasa.
Tapak Tuan Tapa ini berhubungan dengan Legenda Naga di kota yang ada di barat daya Provinsi Aceh ini. Alkisah, seorang puteri dari Kerajaan Asralonaka yang ada di Samudera Hindia hanyut di lautan. Setelah beberapa waktu terbawa gelombang, bayi tersebut ditemukan oleh dua ekor naga. Pasangan naga yang sudah bertahun-tahun tidak memiliki keturunan ini pun memutuskan untuk merawat bayi manusia yang mereka temukan.
Waktu berlalu. Ketika sang bayi mulai beranjak besar, Raja dari Kerajaan Asranolaka akhirnya menemukan keberadaan puterinya yang sempat hilang. Sang raja meminta pada pasangan naga tersebut untuk mengembalikan anaknya. Tapi kedua naga tersebut menolak.
Karena permintaannya ditolak, raja pun membawa lari sang puteri. Tentu saja sepasang naga tersebut tidak terima dan marah. Keduanya mulai melakukan pengejaran terhadap keluarga kerajaan. Hingga tibalah mereka di selatan Aceh dan mulai terjadilah perkelahian.
Di waktu yang sama, Syeikh Tuan Tapa yang sedang bersemedi merasa terganggu kekhusyukannya karena perkelahian tersebut. Sang Pertapa lalu keluar dari goa yang ada di gunung dan melompat hingga ke bibir tebing yang ada di tepi lautan.
Tuan Tapa lalu memutuskan untuk membantu keluarga kerajaan tersebut untuk mendapatkan kembali puterinya. Singkat cerita, terjadi pertempuran sengit antara Tuan Tapa dan kedua naga. Hingga akhirnya kedua naga tersebut berhasil ditaklukan oleh Tuan Tapa dengan senjatanya yang berupa tongkat kayu.
Nah! Bekas lompatan Sang Pertapa di bibir tebing diyakini adalah cerukan Tapak Tuan Tapa yang sekarang jadi spot wisata. Ada juga batu di tengah lautan yang dipercaya oleh warga lokal sebagai kopiah Sang Pertapa.
Eits! Enggak cuma itu. Di tempat lain yang berjarak 5 kilometer dari cerukan Tapak Tuan Tapa, terdapat dua spot wisata yang berhubungan dengan legenda ini, yaitu bebatuan yang menyerupai sisik naga di Desa Batu Merah dan karang berbentuk hati di Desa Batu Itam. Konon, ini adalah sisik dan hati milik sang naga jantan, loh.
Oh iya, setelah pertempuran sengit tersebut, dikisahkan bahwa keluarga kerajaan memutuskan untuk menetap di dekat goa tempat semedi Tuan Tapa. Mereka diyakini merupakan nenek moyang masyarakat Tapak Tuan di Aceh Selatan.
Fyi, sejak tahun 2010 Legenda Naga ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Provinsi Aceh, dengan domain Tradisi dan Ekspresi Lisan. Keren banget, kan?
Gimana? Penasaran dengan destinasi Pariwisata Indonesia yang satu ini? Saat berkunjung ke Provinsi Aceh, jangan lupa mampir untuk melihat langsung tapak raksasa yang penuh legenda ini, ya.
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023
Leave a Reply