Pariwisata Indonesia
Perobekan Bendera Belanda, Insiden Hotel Yamato - Teatrikal / Dok.YouTube Falsafah Kopi

Hotel Yamato A.K.A Majapahit

Saksi Bisu Keheroikan Arek-Arek Suroboyo

Saksi Bisu Keheroikan Arek-Arek Suroboyo

PariwisataIndonesia.id – Meskipun telah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, tapi para penjajah tidak serta merta angkat kaki dari Indonesia.

Beberapa masih tinggal bahkan berupaya untuk menggagalkan kedaulatan negara Republik Indonesia. Seperti yang terjadi di Surabaya dan akhirnya memicu pertempuran yang puncaknya terjadi pada tanggal 10 November 1945.

Hari tersebut menjadi salah satu hari bersejarah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

Pariwisata Indonesia
Insiden Penyobekan Bendera Belanda / Dok.Foto Lawas

Sejarah Hari Pahlawan

Pertempuran 10 November 1945 dipicu oleh peristiwa yang terjadi sekitar dua bulan sebelumnya.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, tepatnya tanggal 1 September 1945, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan untuk mengibarkan bendera Merah Putih di seluruh Indonesia.

Akan tetapi, pada malam tanggal 18 September 1945 sekelompok orang Belanda mengibarkan Bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) di Hotel Yamato, tanpa izin maupun pemberitahuan terhadap pemerintah RI daerah Surabaya. Hal tersebut dianggap menghina kedaulatan Republik Indonesia.

Pengibaran bendera tersebut mendapat kecaman dan protes dari para pemuda Indonesia.

Para pemuda lalu mendatangi kamar 33 yang dijadikan markas sementara pemerintah Belanda untuk meminta penjelasan.

Namun, perundingan tidak berjalan lancar hingga terjadi insiden perobekan bendera berwarna biru dan hanya menyisakan dua warna, yaitu Merah-Putih.

Pasca tragedi tersebut, terjadi rentetan bentrokan lainnya yang akhirnya memicu pertempuran besar pada tanggal 10 November 1945.

Pertempuran heroik antara arek-arek Surabaya melawan pasukan Belanda dan sekutunya setidaknya memakan korban jiwa hingga belasan ribu orang.

Pariwisata Indonesia
Interior Bangunan Hotel Majapahit

Sejarah Hotel Yamato

Salah satu lokasi penting dalam peristiwa tersebut adalah Hotel Yamato yang sekarang berubah nama menjadi Hotel Majapahit.

Pada awalnya, hotel ini merupakan bangunan yang didirikan oleh Lucas Martin Sarkies, anak dari pebisnis hotel besar di Asia Tenggara.

Sarkies membeli tanah seluas 1.000 meter persegi di daerah Tunjungan dan menyewa Alfred Bidwell (desainer terkenal) untuk membangun hotel dengan gaya art nouveau colonial.

Pariwisata Indonesia

Bangunan yang diberi nama Hotel Oranje itu pun dibuka dengan meriah pada tahun 1911.

Hotel ini pun mengalami beberapa pelebaran, seperti pelebaran sayap tahun 1923-1926 dan perluasan lobi art deco pada tahun 1936.

Tak tanggung-tanggung, lobi baru ini diresmikan oleh Pangeran Leopold III dan Putri Astrid dari Belgia, serta bintang film Charlie Chaplin, Paulette Goddard, dan novelis Inggris-Polandia Joseph Conrad.

Ketika pemerintah Jepang tiba di Indonesia, Hotel Oranje pun diambil alih dan berganti nama menjadi Hotel Yamato, tepatnya pada tahun 1942.

Hotel ini pernah dijadikan markas pasukan Jepang di Jawa Timur. Pada tahun 1945, ketika pasukan Jepang pergi dari Indonesia, hotel ini kembali berganti nama menjadi Hotel Merdeka.

Pada tahun 1946, hotel ini kembali dikuasai oleh Sarkies bersaudara dan berganti nama menjadi Hotel L.M.S. untuk mengenang sang pendiri hotel yaitu Lucas Martin Sarkies.

Pada tahun 1969, hotel ini kembali berganti nama menjadi Hotel Majapahit yang diambil dari nama salah satu kerajaan besar yang pernah ada di Nusantara.

Pariwisata Indonesia

Hotel Majapahit Masa Kini

Berkunjung ke Hotel Majapahit, seolah-olah membawa kita melintasi satu abad silam.

Suasana akhir abad ke-19 sangat kental mewarnai setiap sudut hotel. Arsitektur bergaya Eropa tetap dipertahankan hingga kini, membuat para pengunjung hanyut dan seakan-akan menjelma menjadi meener dan mevrouw di masa lalu.

Selain arsitektur yang eksotis, di Hotel Majapahit juga terdapat pohon-pohon tua dan hamparan rumput hijau yang membuat suasana makin teduh dan menenangkan.

Taburan pernak-pernik antik, seperti gramophone, lukisan, mobil kuno, sepeda kuno, dan sebagainya, menjadi salah satu daya tarik dan spot selfie paling diminati.

Pariwisata Indonesia

Interior di kamar Hotel Majapahit masih dijaga seperti awalnya. Sobat Pariwisata akan mendapati ranjang, lemari, kursi, perabotan, hingga meja rias bergaya Eropa.

Bahkan, toilet kunonya pun masih dipertahankan. Jangan kaget jika mendapati tombol flush yang tersedia berupa tali yang digantung di bagian samping.

Hotel Majapahit ini terletak di Jalan Tunjungan nomor 65, Surabaya, Jawa Timur.

Dengan harga mulai dari satu jutaan rupiah, Sobat Pariwisata bisa mendapatkan pengalaman menginap di lokasi yang eksotis dan juga merupakan saksi sejarah kobaran semangat arek-arek Suroboyo dalam usaha mempertahankan kedaulatan Republik Indonesia. (Nita/Kusm).