Wakil Ketua (Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia) MPR RI Lestari Moerdijat, Eksekutif Wanita akrab dipanggil Mbak Rerie merupakan Srikandi Nasdem yang memimpin MPR.
Ia satu-satunya wanita dari 10 pimpinan MPR RI, yang menjabat Wakil Ketua Majelis MPR RI terhitung 3 Oktober 2019, untuk periode 2019 – 2024.
Sepak terjang lainya selain kader aktif partai, juga merupakan wakil bendahara tim Kampanye JKW-JK 2014 dan wakil bendahara TKN JKW-MA 2019.
Dalam keterangan resminya, Mba Rerie mengimbau kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan masyarakat DKI diminta untuk disiplin dalam pengendalian dan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Lebih lanjut, katanya, ancaman pandemi wabah corona di tanah air masih terbuka. Dikhawatirkan penyebaran makin meluas. Akhirnya, aasa tanggap penanganan gugus Covid-19 akan menjadi lebih panjang.
“Saat ini lalu lintas di sejumlah ruas jalan DKI Jakarta sudah mulai ramai. Padahal, kebijakan PSBB saat ini masih berlaku. Sebagai wilayah yang menjadi epicentrum penyebaran virus korona di tanah air kondisinya masih memprihatinkan,” sebutnya.


Ia merupakan salah satu dari inisiator dan pendiri Partai NasDem yang melenggang mulus menuju Senayan karena memperoleh suara terbanyak di Dapil Jawa Tengah II. Prestasinya pun tak terlepas dari kemampuannya membangun komunikasi dan persuasi di tingkat akar rumput.
Tak dipungkiri pula, rekam jejak karirnya di media dan mahir di bidang public relation. Ditambah lagi, tentu sudah banyak makan asam garam, lantaran ditempa langsung oleh politikus kawakan, yakni, Surya Paloh.
Menurutnya, sikap untuk selalu waspada dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia penting dan disiplin semua pihak sangat diperlukan. Ditambahkannya, saat ini belum ada data yang cukup konsisten untuk menjelaskan kondisi Jakarta saat ini secara lebih akurat.
Selaku CEO Media Group dan Presiden Direktur Media Indonesia, Mba Rerie juga menjabat sebagai direksi dan komisaris di beberapa anak perusahaan Media Group dan menuturkan:
“Beberapa hari lalu memang ada tren menurunnya jumlah penambahan pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta. Namun berdasarkan Data Dinas Kesehatan Pemda DKI pada Selasa (5/5) jumlah pertambahan orang positif Covid-19 melonjak kembali sebanyak 169 kasus, walau pada Rabu (6/5) turun kembali dengan jumlah kasus positif baru ada 68,” sebut Mba Rerie.
“Ini menunjukkan kita tidak bisa abai. Bila kita lengah sedikit saja bukan tidak mungkin bisa melonjak ke puncak lagi,” sambungnya.


Redaksi mencatat, Mba Ririe juga terlibat aktif di banyak kegiatan sosial, seperti menjabat Dewan Pembina Yayasan Sukma Bangsa, mengelola sejumlah sekolah unggulan di Bireuen, Pidie dan Lhokseumawe, Aceh.
Selain itu, Mba Ririe ini termasuk deretan nama yang ikut mendirikan Yayasan Dharma Bakti Lestari yang memiliki misi sosial yang menyasar di bidang kesehatan, pembinaan UMKM, pendidikan, pemberdayaan perempuan dan kepemudaan. Bahkan, namanya pun didapuk sebagai survivor kanker payudara.
Legislator Partai NasDem, juga menilai, tren penurunan jumlah positif Covid-19 beberapa waktu lalu seharusnya dijaga dengan disiplin agar penerapan PSBBnya ketat, bukan melonggarkan aturan atau menerbitkan pengecualian untuk kelompok masyarakat tertentu.
Terkait imbauan ini, Mba Rerie sempat mempertanyakan prosedur dan teknis pengamanan, bila pemerintah kembali membuka layanan Moda Transportasi Publik untuk orang dengan berkebutuhan khusus. Pasalnya, Pemerintah wajib konsisten menerapkan kebijakan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Apalagi, jelasnya, kondisi penyebaran Covid-19 di daerah seputar DKI Jakarta masih dalam fase pertambahan yang cukup signifikan. “Tanpa melaksanakan pembatasan sosial dan transportasi yang ketat antarwilayah, peluang untuk terpapar Covid-19 dari wilayah tetangga sangat besar,” kata Mba Rerie.
Mengutip data dari Singapore University of Technology and Design (SUTD) pada Sabtu 25 April 2020 yang mengungkap prediksi akhir dari wabah korona di sejumlah negara, sebut Mba Rerie, wabah di Indonesia diprediksinya baru akan selesai, mungkin pada 6 Juni 2020.
Namun, kini terdapat perubahan prediksi yang diperbaharui SUTD pada Minggu, 3 Mei 2020. Wabah korona di Indonesia yang sebelumnya diprediksi selesai di 6 Juni, diyakininya akan bergeser menjadi 23 September 2020.
Menurut Mba Rerie, kondisi saat ini memang dilematis buat sebagian orang. Satu sisi wabah Covid-19 mewajibkan masyarakat untuk membatasi gerak. Di sisi lain, menjelang lebaran kebutuhan masyarakat semakin meningkat, sehingga dorongan untuk beraktifitas di luar rumah pun tinggi.
“Tetapi inkonsistensi dalam menyikapi wabah Covid-19 ini malah bisa mengakibatkan dampak yang semakin parah dan semakin lamanya masa wabah ini berlangsung,” jelasnya.
Di akhir keterangannya, Mba Rerie kembali mengimbau untuk meredam pergerakan orang di luar rumah, termasuk yang disarankannya, yakni sejumlah program bantuan sosial baik yang tunai maupun dalam bentuk barang agar secepatnya direalisasikan. “Tentu saja pembagian bantuan ini harus berdasarkan data yang valid sehingga bantuannya tepat sasaran,” kata Wakil Ketua MPR RI.
Leave a Reply