PariwisataIndonesia.id – Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali Putu Astawa menjelaskan tema yang diangkat dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-43 yang dilakukan secara hybrid sejak 12 Juni hingga 10 Juli 2021.
Selain itu, redaksi Media Pariwisata Indonesia menanyakan kepada Kadispar Bali terkait pernyataan yang dikemukakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menyebutkan:
“Warisan susastra yang mengingatkan datangnya wabah dengan cara mencegah dan beradaptasi, perlu dibuka kembali serta dikembangkan untuk mengambil pelajaran dari pandemi COVID-19 sekarang ini,” ucap Presiden dikutip Redaksi Pariwisata Indonesia, pada Minggu (13/6).
Alasannya, Putu Astawa adalah salah satu tokoh penting yang berpengaruh terhadap pariwisata di Bali, juga dirinya sangat tepat untuk dimintakan penjelasan tersebut.
Dalam wawancaranya, Putu mengungkapkan pentingnya untuk memaknai kearifan lokal dari warisan leluhur dan tak boleh menjauhkan diri dari pendekatan keagamaan dengan menyebutkan tentang “Upeti, Setiti, Praline”.
“Namun, pendekatan medis dan penerapan protokol kesehatan ketat adalah deretan teratas dari sekian komponen yang mutlak dalam menghadapi wabah corona, seperti ingat pesan Ibu dengan 3-M, disiplin menerapkan 5-M, dan program CHSE maupun pelaksanaan vaksinasi,” jelas Putu melalui sambungan telepon kepada Redaksi Pariwisata Indonesia, pada Minggu (13/6/20221).
Kadispar Bali menjelaskan, pandemi ini semacam sarana introspeksi diri dan meyakini filosofi kehidupan tentang pemeliharaan dan peleburan alam.
Menurutnya, siklus alam dan nilai-nilai histori yang terkandung di dalamnya saling berkaitan satu sama lain, katanya, mutlak tidak bisa dipisahkan.
Bersambung ke halaman berikutnya
Mungkin, alam ini tengah bekerja .. “
Leave a Reply