pariwisata indonesia
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno saat memimpin pertemuan “KolaborAksi” dengan sejumlah perwakilan pemerintah daerah yang diterimanya di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Jumat (24/12)

Pariwisata di Indonesia Berpotensi Serap Tenaga Kerja Saat Pandemi, Kementerian Pariwisata RI Tawarkan KolaborAksi kepada Sejumlah Pemda

PariwisataIndonesia.IDMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno mendorong pemerintah daerah melakukan identifikasi berbagai potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di daerahnya sekaligus memperkuat pengembangan potensi sumber daya manusia (SDM) dalam upaya penciptaan lapangan kerja.

Baca juga :  Pariwisata Indonesia di Masa Pandemi

Hal tersebut disampaikan Sandiaga Uno saat acara “KolaborAksi” dengan sejumlah perwakilan pemerintah daerah di antaranya, Kabupaten Natuna (Kepulauan Riau), Kabupaten Sula (Maluku Utara), dan Kabupaten Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah) di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Jumat (24/12).

“Pariwisata bisa dijadikan lokomotif. Kami melihat bahwa pariwisata menjangkau daerah yang terpencil, menimbulkan multiplier effect yang cukup luas untuk membuka lapangan kerja,” kata Menteri Sandiaga Uno, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, pada Jumat (24/12).

Menurut Sandi, upayanya ini dinilai akan menunjukkan nilai-nilai optimisme bahwa sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan bangkit dan turut menggerakkan ekonomi nasional.

Untuk mewujudkan hal itu, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Nia Niscaya mengusulkan agar kepala daerah menyiapkan konten-konten promosi wisata di daerahnya.

Nia menjanjikan siap mempromosikan melalui media sosial yang berada di bawah naungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Bahkan beranggapan, cara itu paling efektif  untuk memasarkan produk pariwisata dan ekonomi kreatif dalam memikat wisatawan domestik hingga wisatawan mancanegara.

“Meminta bantuan Bapak Ibu untuk menyiapkan konten video TVC berdurasi 30 detik, 1 menit. Kemudian, juga digital yang bisa kami publikasikan di akun media sosial kami,” ujarnya.

Sementara, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Vinsensius Jemadu merespons positif dan menyambut baik rencana “KolaborAksi” antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

Berbekal pengalamannya yang mengawali karir sejak zaman Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi di tahun 1994, agar pengembangan destinasi wisata di daerah berkembang maju dan memiliki daya saing, “tiga daerah ini memiliki potensi wisata bahari. Dan ini sangat cocok untuk dilakukan pengembangan desa wisata berbasis bahari. Karena keindahan alamnya sudah tidak diragukan lagi,” papar mantan Kepala Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Usai paparan yang disampaikan oleh Nia dan Vinsensius, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mendorong jajaran lainnya di bawah nahkodanya agar mendukung KolaborAksi itu,

Kegiatan ini juga diisi pembicara berikutnya, yakni Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan, Rizki Handayani Mustafa.

Di kesempatan itu, ia mengaku siap untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan sebagai salah satu upaya menarik wisatawan datang ke daerah tersebut.

“Kita berharap daerah mengusulkan event-event apa saja yang akan diselenggarakan selama satu tahun ke depan. Dan diharapkan penyelenggaran event dilaksanakan pada semester pertama, lantaran faktor cuaca saat akhir tahun tidak bisa terduga,” imbuhnya.

Setelah mendengarkan semua yang disampaikan tersebut, perwakilan daerah yang pertama kali memberi tanggapan adalah Bupati Natuna Wan Siswandi.

Bupati Natuna memulainya dengan mengingatkan kembali bahwa wilayahnya telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dengan memiliki 5 pilar yaitu Pertahanan, Pariwisata, Kelautan, Migas dan Lingkungan Hidup.

“Natuna itu memang daerah terluar berbatasan dengan sembilan negara. Natuna sudah ada geopark yang sudah diakui oleh nasional yang kita dorong untuk UNESCO. Kami berharap gaung Natuna lebih dikenal lagi dari sisi wisata. Untuk itu harus ada event nasional yang tentunya dihadiri oleh pak menteri,” harapnya.

Setelah itu, berlanjut ke Bupati Kepulauan Sula dengan menuturkan, pihaknya akan menggelar Festival Tanjung Waka pada tanggal 18-22 Desember 2021.

Namun, karena kondisi cuaca tidak mendukung terpaksa diundur ke tanggal 25-28 Februari 2022 dan acaranya itu mengusung konsep Edu-Ekowisata.

Ia menambahkan, bahwa festival tersebut akan menampilkan beragam warisan kebudayaan lokal melalui konservasi ekosistem dan budaya menuju pariwisata berkelanjutan.

“Di Sula akan bebas sampah plastik 2024. Festival ini akan menjadi peluang baik untuk mempromosikan sektor pariwisata, khususnya pengembangan Community Based Tourism (pariwisata berbasis masyarakat) di Kepulauan Sula. Ada juga Coklat Sulamina yang menjadi produk ekonomi kreatif khas lokal,” pungkasnya. (Indah)