PariwisataIndonesia.ID – Wakil Menteri (Wamen) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo menyampaikan, sejak 2020, ketika mayoritas sektor perekonomian terkontraksi tajam, sektor ekonomi kreatif Indonesia hanya terkontraksi 2,39 persen.
Sambung Wamen Angela Tanoesoedibjo, dengan begitu, Indonesia telah membuktikan ketangguhan ekonomi kreatifnya, singkatnya, pandemi bukan jadi satu halangan.
Hal tersebut disampaikannya saat diskusi publik secara virtual, dengan tema “Refleksi dan Pengembangan Kerja Sama Ekonomi Kreatif “, yang acaranya diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Rabu (30/3/22).
Di kesempatan itu, ia juga memaparkan sejumlah alasannya, kontraksi yang tergolong rendah tersebut, ditopang dengan peningkatan subsektor yang produk dan jasanya bisa dinikmati oleh masyarakat di rumah masing-masing.
Menurutnya, seperti subsektor Games dan Aplikasi menyumbang pertumbuhan sebesar 4,47 persen, dan televisi serta radio menyumbang pertumbuhan terbesar yaitu 10,42 persen.
Sejalan dengan hal tersebut, kementeriannya akan terus mendorong adaptasi pelaku UMKM ekonomi kreatif masuk ke dalam ekosistem digital.
Lebih lanjut, katanya, lewat gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung hal itu, antara lain mendukung onboarding pelaku ekonomi kreatif masuk ke platform digital, melakukan pelatihan pemasaran digital, dan kerja sama dengan berbagai e-commerce dalam penyediaan halaman khusus belanja produk lokal.
“Ditambah lagi, di 2021, melalui program PEN, Stimulus Bangga Buatan Indonesia berhasil mendorong peningkatan transaksi penjualan produk ekonomi kreatif secara nasional, khususnya pada subsektor fashion, kriya, dan kuliner, melalui penyediaan voucher diskon pada berbagai platform digital,” kata Angela, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, (30/3/22).
Untuk di tingkat internasional, kata Wamen Angela, Indonesia juga telah membuktikan diri sebagai pemain utama dalam usaha pengarusutamaan ekonomi kreatif.
Malah, pada 2018 lalu, Indonesia berhasil menginisiasi Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia pertama dan berhasil mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan kreatif dari akademisi, pelaku bisnis, pelaku kreatif hingga perwakilan pemerintah dan organisasi internasional.
Wamen Angela juga menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepadanya sebagai pembicara dalam diskusi itu, tak luput pula, bahwa momentum Presidensi G-20 Indonesia, penyelenggaran WCCE 2022 akan mengusung tema “Inclusively Creative: A Global Recovery”.
“Percakapan ini sangatlah penting, agar ekonomi kreatif tidak hanya menjadi pelengkap, namun menjadi pemain utama dalam kebangkitan ekonomi dunia,” tuturnya.
Menyoroti penyelenggaran WCCE 2022 nanti, Angela menekankan empat subtema.
Pertama, Ekonomi Kreatif untuk Kebangkitan Global, yang akan berfokus mengenai kebijakan efektif dan inklusif. Kedua, HKI dan Hak Para Kreatif, yang menekankan pentingnya perlindungan dan pemanfaatan HKI, serta mengeksplorasi pemenuhan hak dan jaminan sosial para kreatif. Ketiga, ekonomi kreatif dan Inklusivitas serta Sustainable Development Goals.
“Terakhir, masa depan ekonomi kreatif dalam tatanan ekonomi nasional dan dunia,” tandasnya. (Alex/eh)
Leave a Reply