PariwisataIndonesia.id – Dalam rilis resminya yang diterima PariwisataIndonesia.id, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia mendorong pelaku industri hotel dan restoran di destinasi super prioritas Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk melakukan sertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability).
Hal tersebut terkait Press Conference Simulasi Health, Safety, and Security Protocol Destinasi Super Prioritas, di Hotel Inaya Bay Komodo, Labuan Bajo, Kamis (12/11/2020).
Di kesempatan tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menyampaikan, saat ini sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting untuk industri pariwisata khususnya bagi pelaku usaha hotel dan restoran untuk memulihkan kepercayaan wisatawan.
“Upaya ini dilakukan supaya dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung ke destinasi wisata yang sudah melakukan sertifikasi protokol kesehatan. Karena, sertifikasi ini sudah diselaraskan dengan berbagai macam organisasi pariwisata dunia, seperti UNWTO dan CTTI, serta Kementerian Kesehatan,” ujar Wishnutama dalam siaran tertulisnya di Jakarta, Jumat (13/11) sore.
Menurutnya, fasilitas pariwisata di Labuan Bajo sudah terdapat tiga hotel yang telah memiliki sertifikasi CHSE, yaitu Hotel Inaya Bay, Ayana Komodo Resort, dan The Jayakarta Suite Komodo. Sedangkan, Pelataran Komodo Resort sedang dalam proses dan nantinya beberapa hotel dan restoran juga akan melakukan sertifikasi serupa.
Menanggapi hal itu, Direktur Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Flores, Shana Fatina menjelaskan, saat sekarang pelaku usaha hotel dan restoran dalam proses sertifikasi CHSE. Semua kebijakan ini tentunya akan memanjakan wisatawan saat berlibur ke Labuan Bajo.
“Dengan sertifikasi CHSE, kami siap dan akan berupaya menjamin kesehatan, keselamatan, dan keamanan tiap wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo,” ujar Shana.
Selain mengutamakan sertifikasi CHSE, Shana juga mencermati pemanfaatan teknologi digital di era normal baru mendukung kemajuan pariwisata di tanah air.
Sambungnya, kehadiran aplikasi Indonesia Care, wisatawan bisa mengetahui destinasi wisata mana saja yang sudah tersertifikasi CHSE atau lokasi mana saja yang merupakan green zone.
“Selain itu, wisatawan juga dapat mengetahui mana saja hotel, kapal-kapal, dan restoran yang sudah mendapatkan sertifikasi CHSE. Sehingga ketika terjadi situasi darurat, wisatawan dapat mengklik emergency call dan akan langsung terhubung ke posko terpadu, dilanjutkan langsung ke instansi yang akan melakukan follow up, sehingga respons akan lebih cepat ditanggapi. Hal ini dilakukan agar wisatawan merasa aman di manapun mereka berada selama berwisata di Labuan Bajo,” tambahnya.
Masih dari rilis resminya yang menyebutkan, upaya yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga mendapat dukungan penuh dari kementerian lainnya, antara lain dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Johnny G. Plate mengimbau dan mengingatkan, perkembangan digitalisasi saat ini begitu pesat. Lanjutnya, pariwisata di destinasi super prioritas semestinya tidak hanya berfokus pada health, safety, and security, tetapi juga diikuti dengan pariwisata berbasis digital yang didukung dengan teknologi informasi dan komunikasi yang memadai.
Menteri Johnny menerangkan, mulai tahun 2020 s.d 2022, Nusa Tenggara Timur akan dibangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki akses internet super cepat, berupa fasilitas 4G di seluruh pusat kota dan desa di destinasi pariwisata.
“Hal ini dilakukan, karena salah satu kunci sukses pariwisata yaitu melibatkan desa-desa atau masyarakat lokal untuk bisa maju bersama dalam membangkitkan pariwisata,” terangnya.
Ia juga menjelaskan, teknologinya itu berbentuk fiber optic dan katanya, sudah terhubung mulai dari Labuan Bajo ke Pulau Timor dan Maluku Tenggara, lalu disambung ke Papua, kemudian Ternate, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan sampai akhirnya nanti, akan tersambung ke Pulau Jawa.
Dia juga mengungkapkan, dari Timur ke Barat mulai dari Labuan Bajo ke Mandalika, Denpasar, Surabaya, dan kembali ke pusat pelayanannya di Jakarta belum terhubung dan saat ini sedang disiapkan oleh operator yang merupakan mitra dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
“Untuk itu dibutuhkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah daerah terkait pembangunan fiber optik ini. Mudah-mudahan semua dapat berjalan dengan lancar,” pungkasnya.
Follow: @pariwisataindonesiaofficial, #pariwisataindonesiaofficial
Leave a Reply