Pariwisata-Indonesia, foto.KadisparBali-I-Putu-Astawa
Kadispar Provinsi Bali, I Putu Astawa saat diwawancarai Tim Pewarta Jaringan Situs Online Pariwisata Indonesia yang tergabung di bawah naungan Media PVK Grup / Dok.Media PI

I Putu Astawa Berpamitan, Ucapan Terima Kasih yang Penuh Makna dan Berkesan

Kadispar Provinsi Bali, I Putu Astawa nyatakan pamit, dan rasa penasaran redaksi Media Pariwisata Indonesia semakin bertambah setelah sejumlah staf terdekatnya enggan ketika dimintakan tanggapannya. Terkait hal itu, sejak sore tadi hingga tulisan ditayangkan, redaksi terus mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Permintaan wawancara secara tertulis, dan menghubungi lewat sambungan telepon, juga belum direspons oleh Kadispar Bali. Sosoknya bak hilang ditelan bumi. Penasaran? Berikut ulasannya.

Kadispar Provinsi Bali, I Putu Astawa nyatakan pamit, dan rasa penasaran redaksi Media Pariwisata Indonesia semakin bertambah setelah sejumlah staf terdekatnya enggan ketika dimintakan tanggapannya. Terkait hal itu, sejak sore tadi hingga tulisan ditayangkan, redaksi terus mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Permintaan wawancara secara tertulis, dan menghubungi lewat sambungan telepon, juga belum direspons oleh Kadispar Bali. Sosoknya bak hilang ditelan bumi. Penasaran? Berikut ulasannya.

PariwisataIndonesia.id – Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba saja, redaksi Media Pariwisata Indonesia menerima pesan tertulis yang menjelaskan, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, I Putu Astawa menyatakan diri ‘berpamitan’.

Di penghujung bulan Oktober 2021, jebolan Magister Manajemen (MM) Agribisnis di Universitas Udayana Bali tak seperti biasanya.

Bahkan, dari sejumlah staf terdekatnya tak satupun bersedia saat dimintakan tanggapannya. Sudah tentu, hal itu mengulik rasa penasaran redaksi dan mengundang tanda tanya. Mengapa?

“Pernyataan saya jangan ditulis, please,” kata salah seorang staff di Dispar Provinsi Bali yang minta tak disebutkan identitasnya, Minggu (31/10).

Baca juga :  Bali Segenggam Asa Secercah Harapan, Putu Astawa Ucap Perpisahan Berkesan “Penuh Haru Bikin Hati Terenyuh”

Menilik biodata Kadispar Bali Putu Astawa, lahir pada Minggu, 31 Desember 1961, dan sang istri bernama Ni Nyoman Sri Heriati yang dari pernikahannya pada Rabu, 1 Juli 1987 dikaruniai 2 orang anak adalah tokoh yang selama ini terdepan dalam menyuarakan pariwisata di Pulau Dewata.

Bila terbukti benar, bahwa kabarnya memang demikian. Maka, ke depannya, Putu Astawa bisa dipastikan tak lagi berkantor di Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Bali, Jl. Cut Nyak Dien No.3, Panjer, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali 80234.

Terkait hal itu, sejak sore tadi hingga tulisan ditayangkan, redaksi terus mengkonfirmasi kebenaran kabar tersebut. Permintaan wawancara secara tertulis, dan menghubungi lewat sambungan telepon, juga belum direspons oleh Kadispar Bali. Sosoknya bak hilang ditelan bumi.

Spontan terbayang langsung sikap humorisnya itu. Apalagi, senyum dan tawanya yang teramat khas. Setiap kali redaksi berkomunikasi, tutur katanya terstruktur, cerdas, santun, dan selalu rendah hati (sikap rendah hatinya ditunjukkan kepada siapapun tanpa memandang latar belakang.red). Itulah sisi humanismenya yang tercermin dalam kepribadian Putu Astawa.

Sebelum menjabat Kadispar Bali, Putu Astawa sudah malang melintang di sejumlah kedinasan pelat merah Bali, di antaranya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bali selama 5 tahun. Sekaligus di kesempatan itu, dianugerahi penghargaan dari Bapak Presiden untuk pengabdian masa kerja selama 30 tahun.

Selepas dari itu, ditugaskan ke Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan dan di Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, sebelum akhirnya Putu Astawa kembali ditunjuk sebagai pelaksana tugas di Bappeda, kala itu.

Kemudian, pernah juga bertugas di Dinas Perdagangan dan Perindustrian sejak tahun 2018 hingga tahun 2020.

“HATI SIAPA YANG TIDAK GELISAH, PUNYA KEKASIH SECANTIK RAIZA SELAMAT BERPISAH, TERIMA KASIH TELAH MENJADI SAHABAT SAYA,” sepenggal salam, kutip dari pesan yang diterima redaksi Pariwisata Indonesia, pada Minggu (31/10).

Namun, menilik awal tulisannya tersibak pesan tersurat.

“Dengan telah dilantiknya saya sebagai Pejabat Fungsional Ahli Perencana Utama, pada Bappeda Provinsi Bali, maka berakhir pula masa tugas saya sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali,” tulis Putu Astawa, menggambarkan sebuah ungkapan yang orang awam pun paham terpaut makna di balik pesan tersebut (sangat terang benderang, red).

Di akhir tulisan, redaksi kembali menyematkan ucapan “salam dari Putu Astawa” kepada sejumlah nama yang tercantum berikut ini:

“Yang terhormat :
Mas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Mas Sandiaga Salahuddin Uno)

Yang Saya Hormati :
Mbak Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Mbak Angela Tanoesoedibjo)

Ibu Sesmen, Para Devuti, Sahli, Stafsus dan Seluruh Jajaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

Para Kepala Dinas Pariwisata di seluruh Indonesia,
Stake Holders Kepariwisataan, dan para media yang saya hormati pula

Sehubungan dengan hal tersebut izinkanlah kami mohon pamit,” salam hormat, ditulis oleh I Putu Astawa.