PariwisataIndonesia.id – Indonesia di tengah paruh kedua pandemi COVID-19 telah banyak melakukan pembenahan di segala sektor, salah satu kebijakan terbarunya ialah penguatan di sektor pariwisata dengan menghadirkan program Work From Bali (WFB) atau bekerja dari Bali seperti terungkap dalam jumpa pers yang digelar secara virtual oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, pada Sabtu (22/5) kemarin.
“Pandemi COVID-19, betul-betul telah menimbulkan dampak yang sangat serius di berbagai sendi kehidupan, baik itu kesehatan, sosial, ekonomi termasuk di dalamnya adalah pariwisata yang betul-betul dirasakan oleh masyarakat Bali secara umum,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Bali, Putu Astawa dikutip saluran YouTube Menko Marves, pada Sabtu (22/5) kemarin.
Putu menjadi pembicara keempat di jumpa pers yang digelar secara virtual oleh Menko Marves.
Baca juga : Cara Jitu Skema Bali Bangkit di Tengah Pandemi Cuma WFB Jurus Pamungkas?
Dalam paparannya, Bali sebagai pintu gerbang utama pariwisata Indonesia cukup memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pariwisata nasional.
Lanjutnya, kontribusi Bali turut menopang devisa negara yang diperoleh dari kunjungan wisatawan mancanegara terbanyak (sebelum wabah corona melanda negeri ini.Red).
“Tidak kurang dari 41% pendapatan nasional disumbang oleh Bali, sementara kontribusi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 40% di support dari Bali,” ungkap Putu Astawa untuk mengingatkan publik.
Dia juga mengutarakan, pariwisata di Bali memiliki peranan sangat strategis dalam menyerap jumlah tenaga kerja.
Ada jutaan tenaga kerja yang terlibat di sektor pariwisata ini dan itu bukan semata-mata penduduk lokal.
Disebutnya, Bali menyediakan lapangan kerja dari berbagai daerah di Indonesia.
“Sangat pantas untuk menyebut ‘Bali’ menjadi hub untuk sektor penyediaan lapangan pekerjaan bagi sahabat-sahabat kita dari berbagai daerah di Indonesia, namun dampak pandemi COVID-19 telah melumpuhkan pariwisata di Bali,” imbuhnya.
Putu berlanjut menjelaskan kawasan wisata Seminyak, Kuta, Bali, “waduh menyedihkan sekali.”
Demikian juga pemberitaan tentang UMKM di Bali, “UMKM kita di Bali omzet penjualan drastis menurun.”
Dia pun menambahkan kisah pilunya, “produk-produk pertanian pun tidak laku malah cenderung devaluasi.”
Selanjutnya, “industri kerajinan rakyat pun mengalami penurunan omzet yang tajam.” curhatnya.
Bercerita tentang orang yang di PHK, “tenaga kerja di sektor pariwisata yang kena imbas, seperti apa mereka menghidupi anak-anaknya itu,” demikian jeritan isi hati masyarakat Bali yang disuarakannya.
Tergerusnya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Bali, “berdampak langsung ke PAD (Pendapatan Asli Daerah.Red),” kata Putu, resah.
Semua kepahitan yang tengah dirasakan warga Bali sungguh menyayat hati, pada akhirnya kinerja pendapatan dosmetik regional bruto pun mengalami kontraksi ekonomi secara masif dan telah meresahkan, dia mengisahkan peristiwa tersebut, “betul-betul perputaran uang di Bali sudah sangat memprihatinkan.”
Terkait hal tersebut, Kadispar Bali meminta pemerintah untuk lebih tegas dan maksimal tangani ini dan mendesak, “Negara harus hadir baik di tingkat pemerintah pusatnya, maupun pemerintah daerah, termasuk peran para pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengatasi kesulitan hidup masyarakat Bali, baik yang dirancang dalam jangka pendek maupun jangka menengah,” jeritnya.
Baca juga : Andreas Dipi Patria, Program WFB Tak Mungkin Memuaskan Semua Pihak
Dia menilai dan nada bicaranya terkesan ingin mengingatkan bangsa ini, “Kami khawatir bila hal ini tak lekas di tangani, kepercayaan masyarakat Bali terhadap pemerintah kian menurun. Untuk itu, kehadiran program WFB, saya kira cenderung mengarah kepada survival,” gumam Putu.
Menurutnya, untuk benar-benar Bali langsung pulih masih cukup berat, “Di tengah pandemi Covid yang memang membatasi orang-orang untuk bepergian. Bahkan pesawat-pesawat pun banyak yang parkir karena tak beroperasi sehingga untuk mendatangkan kembali 17,5 juta wisatawan mancanegara ke Bali bukan pekerjaan yang mudah,” tuturnya.
“Apa yang dilakukan oleh pemerintah pusat dalam WFB, saya kira sangat melegakan walaupun kontribusinya tidak seperti normalnya Bali tapi sudah bisa menumbuhkan semangat dan optimisme baru dari rekan-rekan kami di pariwisata untuk tidak menjadi frustasi,” ungkapnya, dikutip dari saluran YouTube Menko Marves, Sabtu (22/5) kemarin.
Secara terpisah, Erwin Herlambang selaku Pemred Pariwisata Indonesia mewawancarai Kadispar Bali, Putu Astawa melalui sambungan telepon untuk mengkonfirmasi soal kolaborasi pentahelix dalam mendukung pariwisata di tempatnya, pada Minggu (23/5).
Bersambung ke halaman berikutnya
Dalam wawancaranya .. “
Leave a Reply