3 Ikonik Wisata di Aceh

Pariwisata-Indonesia, 3 Ikonik Wisata di Aceh

Berbicara Aceh pasti identik dengan Gerakan Aceh Merdeka, tapi tahukah Anda bahwa daerah satu ini memiliki potensi wisata yang sangat indah serta dapat menghasilkan Pendapatan Asli Daerah.

Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia.  Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.

Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut. Bencana ini juga mendorong terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Namun kini Aceh dapat Anda nikmati dengan rasa aman jika berwisata di daerah ini, 3 ikonik Aceh yang tidak boleh wisatawan lewatkan adalah:

Peupok Leumo

Tradisi adu lembu (sapi) atau dalam bahasa disebut Peupok Leumo, sejak zaman kemerdekaan hingga sekarang masih dilakukan oleh masyarakat di Provinsi Aceh. Seperti di Kabupaten Aceh Besar dan Banda Aceh yang berapa bulan lalu, usai panen raya menggelar pertandingan ini.

Adu lambu yang dilakukan usai panen ini bertujuan untuk menguji kekuatan lembu/sapi lokal, yang dilakukan di lapangan terbuka dan disaksikan masyarakat ramai sebagai hiburan. Lembu yang diadu berkelamin jantan bertubuh besar dan bertanduk. Tanduk yang cukup panjang ini fungsinya untuk melemahkan lawan saat bertarung.

Perlombaan biasanya diikuti perwakilan dari beberapa desa dan kemudian lembu lokal yang menang di Peupok Leumo ini harganya akan naik dua atau tiga kali lipat dari harga biasanya di pasaran. Bisa mencapai Rp35 juta hingga Rp50 juta. Semakin sering memenangkan kontes, maka harga lembu (sapi Aceh) juara akan dihargai semakin mahal.

Pariwisata-Indonesia, 3 Ikonik Wisata di Aceh
Adu lembu atau sapi merupakan pertunjukan yang sangat dinantikan oleh wisatawan. Foto: Dok. PI

Pertandingan Peupok Leumo berlangsung sekitar 10 menit yang dipimpin seorang juri. Masing-masing lembu yang dikendalikan oleh seorang joki yang memegang tali kekang yang diikat dihidung sapi. Pertandingan dimulai dengan saring menyerang dengan menggunakan tanduk. Jika salah satu lembu ada yang lari akibat terkena serangan tanduk, maka lembu yang tidak lari dinyatakan sebagai pemenang. Namun jika tidak ada lembu yang lari dari arena adu, maka pertandingan dinyatakan seri.

Pantai Lampuuk Lhoknga

Secara administratif, Pantai Lampuuk terletak di Kecamatan Lhoknga, meski ada kesan sedikit ambigu dalam membedakan antara Pantai Lampuuk dan Pantai Lhoknga. Namun, masyarakat di sekitar tempat itu berikan istilah Pantai Lhoknga buat wilayah di balik Lapangan Golf Lhoknga sampai ke halaman pantai sehabis Komplek Pabrik Semen Andalas.

Sementara penyematan untuk Pantai Lampuuk dikhususkan buat ruas pantai yang membentang dari Babah Satu sampai Babah 4. Walaupun posisi kedua pantai ini bersebelahan, tapi keduanya mempunyai keunggulan masing-masing.

Bila saat ini pantai Lampuuk identik dengan tamasya Banana Boat serta kuliner ikan bakarnya, hingga Pantai Lhoknga lebih diketahui dengan lapangan Golf, kegiatan Surfing serta memancing. Spesial buat selancar, ombak Pantai Lhoknga yang besar serta garang sudah populer di golongan komunitas selancar internasional.

Pantai dengan jarak kurang lebih 22 km dari Banda Aceh ini pula jadi spot yang bagus buat menikmati matahari terbenam. Atmosfer sore hari di Lhoknga terasa lebih sepi serta damai.

Pariwisata-Indonesia, 3 Ikonik Wisata di Aceh
Pantai dengan jarak kurang lebih 22 km dari Banda Aceh ini menjadi spot yang bagus untuk menikmati matahari terbenam. Atmosfer sore hari di Lhoknga terasa lebih sepi serta damai. Foto: Dok. PI

Buat Anda yang baru jadi pengantin baru serta mau mencari tempat buat berbulan madu, Pantai ini dapat jadi alternatif mencari tempat yang romantis. Di pantai ini sembari ditemani angin laut di sore hari serta sinar langit yang mulai temaram membuat atmosfer terasa romantis.

Pantai Lhoknga ialah satu dari sekian banyak wisata Aceh, spesialnya pesona laut serta pantai yang sangat populer dengan pesona keindahannya.

Karakteristik khas dari Pantai Lhoknga sebab pesona keelokan alam yang dimilikinya sangat indah, dan mempunyai ombak yang dikira bersahabat untuk destinasi wisata keluarga.

Museum Rumah Cut Nyak Dien

Aceh tidak hanya dikenal sebagai kota dengan berbagai jenis wisata alam saja, namun anda juga akan dapat menemukan banyak wisata yang kaya dengan nilai Sejarah. Aceh yang terletak di ujung Sumatera ini merupakan provinsi yang memiliki banyak pahlawan nasional yang ikut berjuang memenangkan kemerdekan pada masa penjajahan kolonial Belanda.

Sehingga bukan menjadi yang sulit bagi anda untuk menemukan tempat wisata yang berbau sejarah. Sebagai salah satu nya, anda akan dapat menemukan sebuah Museum Rumah Cut Nyak Dien yang merupakan tempat tinggal dari pahlawan yang dikenal sebagai wanita berhati baja ini. Pahlawan wanita berasal dari Aceh Besar ini dikenal dengan sikap pemberaninya.

Berdasarkan sejarah yang ditemukan, diketahui bahwa Cut Nyak Dien merupakan seorang keturunan bangsawan bernama Teuku Nanta Seutia. Tokoh sejarah ini dilahirkan pada tahun 1848 oleh Uleebalang Lampageu. Pahlawan berkebangsaan aceh ini menganut ajaran Islam dan telah diperkenalkan agama oleh orangtuanya sejak masih usia dini.

Ketika memasuki usia 12 tahun, wanita ini telah menikah dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga. Namun pernikahan tersebut tidak bertahan lama karena sang suami tewas dalam perang melawan kolonial belanda. Cut Nyak Dien merasa sangat marah kepada Belanda saat mendengar kabar meninggalnya suami dan berjanji untuk menghancurkan Belanda.

Pariwisata-Indonesia, 3 Ikonik Wisata di Aceh
Salah satu sudut ruangan Museum Rumah Cut Nya Dien. Foto: Dok. PI

Daya tarik pertama yang bisa anda temukan ketika datang ke tempat destinasi wisata sejarah ini adalah disambut dengan sumur yang sangat tinggi. Sumur ini terletak dibagian depan dari replika banguanan yang menjadi tempat hunian Cut Nyak Dien dan Juga Teuku Umar. Pembuatan sumur yang tinggi ini dilakukan bukanlah tanpa alasan.

Desain dari bangunan tempat tinggal ini dilengkapi dengan gaya arsitektur khas Aceh. Rumah adat aceh memiliki ciri bangunana yang berbentuk rumah panggung. Bangunan rumah ini berukuran 25 meter x 17 meter yang dilengkapi dengan tiang penyangga dari kayu sebanyak 65 buah. Pintu utama dari banguanan ini cukup kecil dan pendek.

Sehingga ketika mengunjungi dan ingin memasuki Rumah Cut Nyak Dien ini, anda perlu membungkukkan badan. Setelah memasuki rumah, anda akan merasakan sensasi yang sangat sejuk dan juga asri dengan penampilan ruangan yang dihiasi dengan dinding-dinding papan kayu dengan bagian atasnya yang terbuat dari pelepah dan kelapa tua.

Pada ruangan lainnya, anda akan menemukan sebuah kamar yang digunakan Pahlawan wanita ini untuk beristirahat. Replika dari kamar ini sangat mirip dengan aslinya tanpa dikurangi atau ditambahkan ornamen lainnya. Kamar ini dihiasi dengan tirai berwarna kuning seperti yang umumnya digunakan oleh para kaum bangsawan atau raja-raja.

Untuk bisa mengunjungi destinasi wisata ini anda perlu menuju ke desa Lampisang yang masuk kawasan Kecamatan Peukan Bada di Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Jika dari arah pusat Kota, anda perlu melakukan perjalanan kurang lebih 10 kilometer atau sekitar 20 menit untuk bisa melihat dan menikmati peninggalan sejarah dari pahlawan Cut Nyak Dien.

Informasi lengkap terkait destinasi wisata bersejarah Rumah Cut Nyak Dien di Aceh, bisa dijadikan sebagai referensi atau panduan saat anda berkunjung ke kota Banda Aceh. Ketika datang ke objek wisata ini, anda akan mendapatkan banyak sekali pengetahuan terkait sejarah perjuangan salah satu pahlawan indonesia yang berhasil merebut kedaulatan bangsa. (ss)