Foto: Kratonjogja.id

Merasakan “Nyantuy” Cara Sultan di Taman Sari

Gemericik air mancur yang menggelitij telinga, kolam-kolam air yang bening seperti telaga dari surga serta bangunan megah layaknya istana dari zaman dulu. Inilah yang menjadi daya tarik Taman Sari. Berada di kompleks Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Taman Sari masuk ke dalam wilayah administratif Kecamatan Keraton, Kota Yogyakarta.

Menjadi tempat wisata yang wajib dikunjungi jika ke Yogyakarta, Taman Sari merupakan salah satu dari tiga belas pesanggrahan raja di Yogyakarta. Taman Sari sendiri kini menjadi komplek perumahan warga Kampung Ngasem. Nama Taman Sari berasal dari bahasa jawa yang berarti taman bunga, nama ini diberikan karena memang dulunya taman sari merupakan kebun raya kerajaan dan ditumbuhi bunga-bunga. Kini bunga-bunga di Taman Sari sudah tidak ada lagi sebab wilayah seluas 10 hektare tersebut sudah dijadikan hunian penduduk.

Mengutip dari Kratonjogja.id Tamansari, yang berarti taman yang indah, pada mulanya merupakan sebuah taman atau kebun istana Keraton Yogyakarta. Kompleks ini dibangun secara bertahap pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pembangunan dimulai pada tahun 1758 M, ditandai oleh candra sengkalaCatur Naga Rasa Tunggal” yang menunjuk tahun 1684 Jawa.

Sengkalan yang dapat diartikan sebagai “empat naga satu rasa” ini dapat ditemukan di Gapura Panggung, Bagian-bagian penting dari kompleks bangunan diselesaikan pada tahun 1765 M, ditandai candra sengkalaLajering Sekar Sinesep Peksi” yang menunjuk tahun 1691 Jawa. Sengkalan yang berarti “kuntum bunga dihisap burung” ini dapat ditemui di Gapura Agung dan ornamen beberapa dinding bangunan.

Foto: Kratonjogja.id

Tamansari memiliki luas lebih dari 10 hektar dengan 57 bangunan di dalamnya. Bangunan-bangunan tersebut berbentuk gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, danau buatan, pulau buatan, masjid, dan lorong bawah tanah.

Desain Tamansari didasarkan pada gagasan dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, adapun gambar teknisnya dikerjakan oleh seorang berkebangsaan Portugis yang diduga datang dari wilayah Gowa, Sulawesi. Arsitek dari Portugis ini dikenal sebagai Demang Tegis, nama yang kemungkinan besar bersumber dari kebangsaannya. Adapun pimpinan proyek pembangunan Tamansari dipegang oleh Tumenggung Mangundipuro yang kemudian digantikan oleh Pangeran Notokusumo.

Tamansari sendiri didirikan di atas sebuah umbul atau mata air yang dikenal dengan nama Umbul Pacethokan. Di kompleks Tamansari terdapat dua buah danau buatan, disebut sebagai segaran. Kata segaran berasal dari kata segara yang berarti lautan. Satu berada di sisi timur dengan pulau buatan di tengahnya yang bernama Pulo Gedhong, dan satu berada di sisi barat dengan pulau buatan di tengahnya yang bernama Pulo Kenanga. Kedua segaran ini dihubungkan dengan sebuah kanal yang memotong lorong penghubung Plataran Magangan dan Plataran Kamandhungan Kidul. Kebun berisi aneka tanaman buah tumbuh rimbun mengapit kanal tersebut.

Selain difungsikan sebagai tempat rekreasi, nampaknya Tamansari juga memiliki fungsi pertahanan dan fungsi religi. Fungsi pertahanan tampak pada tembok keliling yang tebal dan tinggi, gerbang yang dilengkapi tempat penjagaan, dan bastion atau tulak bala sebagai tempat menaruh persenjataan. Selain itu terdapat beberapa urung-urung atau jalan bawah tanah yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Juga posisi bangunan Pulo Kenanga yang tinggi, diduga difungsikan sebagai tempat peninjauan apabila musuh datang.

Fungsi religi ditunjukkan dari adanya bangunan Sumur Gumuling dan Pulo Panembung. Sumur Gumuling yang berbentuk melingkar difungsikan sebagai masjid, sedang Pulo Panembung digunakan oleh Sultan sebagai tempat untuk bermeditasi. Kedua bangunan ini berada di tengah kolam Segaran, tampak menyembul di tengah bentangan air yang luas.

Wisatawan mancanegara lebih mengenal Taman Sari dengan nama Water Castle atau Istana Air. Nama ini identik dengan atraksi wisata yang disuguhkan berupa kolam kolam air dan air mancur yang indah. Disebut juga sebagai The Fragrant Garden karena pohon-pohon dan bunga-bunga yang harum ditanam di kebun-kebun sekitar bangunan.

Wisatawan yang hendak berkunjung ke taman sari tidak oeru terburu-buru. Sebab Taman Sari buka mulai pukul 9 pagi hingga pukul 3 sore. Namun jika hendak menikmati sunrise dari taman sari. Pengunjung bisa masuk melewati Plaza Ngasem yang ada di Pasar Ngasem dari pukul 5 pagi karena bangunan gedung yang tinggi dan menghadap ke timur. Wisatawan bisa menikmati semburat cahaya jingga dari matahari pagi.