Pariwisata Indonesia, Bekantan, TWA Pulau Bakut
Hewan Bekantan yang juga disebut “Monyet Belanda” memiliki ciri khas “hidung panjang dan besar” dengan rambut berwarna coklat kemerahan, habitatnya di TWA Pulau Bakut jumlahnya lebih dari 100 ekor adalah paling diminati wisatawan domestik dan Wisman / (Foto: Media PI/Dok. Instagram-kkmbtarakan)

Satwa Bekantan Jenis Primata Endemik di TWA Pulau Bakut Provinsi Kalsel Paling Diminati Wisatawan Domestik dan Wisman

PariwisataIndonesia.ID – Saat menginjakkan kaki di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), jangan lewatkan untuk menikmati keindahan Taman Wisata Alam (TWA) Pulau Bakut.

Sobat Pariwisata, Bekantan (Nasalis larvatus) atau monyet unik berhidung besar adalah hewan primata yang hanya hidup di Indonesia, sebab itu satwa endemik ini dijadikan sebagai maskot Provinsi Kalsel.

Selain TWA Pulau Bakut menjadi destinasi wisata unggulan yang paling diminati wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Di sisi lain, pada Kamis (24/3/2022), TWA Pulau Bakut yang berada di Kabupaten Barito Kuala (Batola), redaksi media online Pariwisata Indonesia (PI) mencatat, temasuk sebagai salah satu dari sekian lokasi dalam kegiatan “City Tour”, dan ini masih menjadi satu rangkaian dalam event Women 20 (W20). Ratusan delegasi dari 20 negara direncanakan akan tiba di tempat ini.

Untuk mengulas destinasi wisata alam satu ini, kontributor media PI, Ipda Abdul Hadi yang bertugas di Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan (atau Polda Kalsel), melaporkannya langsung buat pembaca www.pariwisataindonesia.id., berikut ulasannya!

Sobat Pariwisata, salah satu kawasan geopark di tanah air yang direkomendasi buat dikunjungi, yaitu TWA Pulau Bakut terletak di tengah aliran Sungai Barito, persisnya di bawah Jembatan Barito.

Dalam upaya melindungi kekayaan alam di negeri kita, terutama flora dan faunanya, khususnya TWA Pulau Bakut, maupun pelestarian satwa langkanya. Maka, Pemerintah telah menerbitkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 140/Kpts-II/2003 tanggal 21 April 2003.

Mengunjungi TWA Pulau Bakut termasuk bagian dari upaya sesama anak bangsa dalam menciptakan keseimbangan ekosistem di kawasan ini agar keberadaannya tetap sebagaimana habitat aslinya, yang menyuguhkan pemandangan alam luar biasa indah dan udara yang segar.

Sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan bagi daerah sekitar, TWA Pulau Bakut diharapkan bisa menjadi lokasi pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, juga mendukung peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut.

Di TWA Bakut, cocok pula dijadikan sebagai tempat wisata petualangan bagi mereka yang tertarik mengamati kehidupan liar dari tempat aslinya dijamin akan menghadirkan rasa sensasi tersendiri.

Menuju ke tempat wisata itu, Sobat mesti menggunakan kapal bermotor, sebagian masyarakat Indonesia menyebutnya “kelotok”, transportasi perahu kayu ini dapat ditemukan di dua tempat.

Pertama, di Soto Bang Amat yakni salah satu tempat kuliner paling populer di Jl. Banua Anyar No.6, Benua Anyar, Kec. Banjarmasin, Kalsel. Di sini, berderet kapal-kapal yang siap membawa kita ke TWA Pulau Bakut.

Kedua, di Siring Jalan Piere Tendean, Kota Banjarmasin, Kalsel, tempat ini mengemuka dengan pasar terapungnya. Khusus di Siring, ada dua pilihan menuju ke TWA Pulau Bakut. Tak mau menggunakan perahu kayu tadi, pilihan alternatifnya bisa menggunakan kapal cepat atau speed boat.

Mengulik harga yang dibanderol pada angkutan sungai ini, untuk Pulang-Pergi (PP) menggunakan perahu “kelotok” tarifnya ditaksir antara Rp250 ribu sampai Rp500 ribu, dan bisa memuat banyak orang.

pariwisata indonesia, twa pulau bakut, taman wisata alam pulau bakut, jalan jalan lihat bekantan
Akses menuju Taman Wisata Alam Pulau Bakut menggunakan perahu motor yang fisiknya didominasi kayu jadi transportasi sungai paling utama di wilayah Kalimantan Selatan / (Foto: Media PI/Ipda. Abdul Hadi).

Satunya lagi, speed boat merogoh kocek dimulai dari Rp750 ribu, mungkin bisa lebih. Harga yang mahal itu, umumnya, diakibatkan karena keistimewaan fasilitasnya atau tahun pembuatan kapal masih terbilang baru.

Setibanya di lokasi tujuan, dan untuk bisa menikmati destinasi wisata alam ini masih perlu lagi untuk menyelesaikan administrasi di loket pembayaran. Harga Tiket Masuk (HTM) saat hari biasa dikenakan Rp10 ribu, hari libur Rp12.500. Namun, untuk HTM Wisman dikenakan saat hari biasa Rp100 ribu, dan hari libur Rp150 ribu.

Bersambung ke halaman berikutnya
TWA Pulau Bakut adalah kawasan hutan…