Halo, Gaes!
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki ribuan pulau nan indah yang wajib lo kunjungi. Salah satunya adalah Pulau Jemur yang merupakan pulau terbesar di gugusan Kepulauan Arwah, Provinsi Riau.
Selain Pulau Jemur, kepulauan lainnya seperti Pulau Pertandangan, Batu Adang, Batu Berlayar, Tokong Mas, Tokong Simbang, Labuhan Bilik, Tokong Pucung, dan Batu Mandi, juga tak kalah menariknya. Deretan pulau itu, juga masih dalam wilayah Pemerintahan Provinsi Riau.
Hanya saja, posisi Pulau Jemur menjadi pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, dan didapuk sebagai ‘Zamrud Selat Malaka’.
Gaes! Pesona biota bawah laut di pulau ini juga disebut-sebut tak ada duanya. Karena itu, sayang banget untuk dilewatkan, terutama buat lo yang doyan diving, maupun snorkeling. Selain bisa nemuin banyak terumbu karang yang penuh warna-warni dengan ikan-ikan kecil hilir-mudik berenang.
Di sisi lain, jangan heran ketika menemukan spesies unik seperti biawak air dan ular merah yang juga bisa lo temuin di sini. So, tetap jaga keselamatan, ya!
Untuk lo yang bernyali ciut dengan wisata bahari, memancing ikan bisa jadi opsi kegiatan lainnya selagi berlibur di Pulau Jemur.
Kepulauan Arwah -tak bisa ditepis lagi- emang terkenal dengan kekayaan lautnya. Alhasil, jangan heran kalo lo menjumpai nelayan di area ini sedang mencari ikan.
Biasanya para nelayan itu, menjadikan Pulau Jemur sebagai tempat persinggahan atau peristirahatan.
Walau tak berpenghuni, pulau ini juga diperuntukkan sebagai Pos TNI Angkatan Laut Republik Indonesia yang bertugas sebagai garda terdepan dalam menjaga batas teritorial sehingga tidak diklaim negara lain, Gaes!
Datang ke pulau tanpa menjelajah? Rasanya pasti ada yang kurang, ya kan Gaes?
Nah, lo bisa gunain kesempatan liburan pekan ini dengan menjelajah kemolekan Pulau Jemur yang luasnya diperkirakan 250 hektar.
Saat menjelajah di Pulau Jemur, lo pun akan menemukan sejumlah situs yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini.
Di antaranya mulai dari rumah peninggalan Belanda, makam tidak bernama, batu petir, goa-goa dan benteng peninggalan Jepang.
Tak terkecuali jejak kaki yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tapak kaki Panglima Layar.
Untuk situs yang satu ini, ada legendanya loh, Gaes!
Alkisah, seorang Panglima Layar dari Malaka diperintahkan oleh raja mencari telur yang tidak pernah ditemukan di tempat lain. Telur itu adalah keinginan sang permaisuri yang tengah ngidam.
Panglima Layar pun menuruti perintah itu, tapi tidak kunjung menemukan telur yang dimaksud.
Ketika tiba di Pulau Jemur, dia duduk termenung. Melihat hal tersebut, seekor penyu datang menghampiri dan menyapa Panglima Layar sambil menanyakan masalahnya.
Diceritakanlah kepada kura-kura laut ini terkait tugas berat yang sedang diembannya.
Selepas mendengar curhat Panglima Layar hingga selesai, si penyu merasa terenyuh dan tergerak hatinya ingin membantu sambil mewanti-wanti pada utusan Raja Malaka ini untuk menyerahkan telur tersebut pada permaisuri.
Permintaannya tak berhenti sampai di situ, sebab dilanjutkan lagi dengan memerintahkan agar membelah kepalanya dan mengambil telur yang ada di sana. Panglima Layar mengamini sembari mengangguk-angguk tanda setuju.
Janji sudah terucap, kepala telah dibelah, telur pun akhirnya didapat.
Sayangnya, panglima ingkar janji. Enggak cuma itu doang, bahkan malah memakan telur tersebut.
Kabar itu pun tersiar sampai ke telinga raja yang selanjutnya, melarang Panglima Layar pulang.
Lantaran tidak mempunyai tempat tujuan, Panglima Layar terpaksa tinggal di Pulau Jemur dan untuk bertahan hidup berubah jadi orang jahat menjadi perompak alias merampok setiap kapal yang lewat.
Berita itu pun tersorot oleh Raja Siak. Tak tinggal diam dengan aksi kejahatan panglima yang membelot itu, tentunya sudah mendapat izin dan saran dari Raja Malaka, maka Raja Siak segera mengutus tiga orang panglimanya yang berasal dari Kubu, Bangko, dan Tanah Putih.
Singkat cerita, lewat pertarungan ini, Panglima Layar berhasil ditaklukkan.
Balik lagi ke Pulau Jemur, salah satu kegiatan yang enggak boleh lo lewatin di pulau ini adalah menyaksikan lebih dekat proses perkembangbiakan penyu hijau (Chelonia mydas) sebagai liburan lo yang tak biasa bersama hewan langka dan dilindungi Pemerintah Indonesia di destinasi unggulan Bumi Lancang Kuning.
Di Pulau Jemur ini pula, tiap tahunnya ada musim penyu bertelur. Khususnya, pada bulan-bulan tertentu, penyu-penyu itu ke daratan untuk bertelur. Secara naluri, hewan ini akan menggali pasir, mengeluarkan telur, dan menutup kembali telur-telur mereka dengan pasir.
Nah, proses ini yang jadi golden momen saat liburan lo di pantai berpasir kuning emas di Pulau Jemur. Untuk mendapatkan momen tersebut, tentunya lo harus berkeliling pantai di malam hari.
Gaes! Seekor induk penyu mampu menghasilkan telur 100 hingga 150 per ekor, dan hewan ini juga dikelompokkan sebagai spesies langka. Selain karena ancaman predator alami yang ada di laut, penyu ini juga sering diburu manusia untuk diambil cangkang hingga dagingnya. Kasihan, ya?
Atas dasar pertimbangan itulah, Pulau Jemur ditetapkan jadi salah satu lokasi konservasi penyu-penyu ini. Setelah telur penyu menetas, anak-anak penyu akan dipindahkan ke kandang khusus. Kemudian akan dirawat dan dibesarkan di penangkaran selama 4 hingga 6 bulan. Selanjutnya, siap menghadapi bahaya di lautan luas.
Penangkaran penyu ini tidak dilakukan sembarangan. Penyu yang baru menetas tidak boleh digabung dengan anak penyu yang sudah besar karena berisiko dimakan. Selain itu, jadwal makan para penyu juga harus teratur agar mereka tidak saling makan sesama teman.
Inilah surga tersembunyi yang berada di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, lo hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 2 jam menggunakan speedboat.
Gimana Gaes, penasaran dengan Pulau Jemur? Yuk, segera agendakan liburan lo ke sini dan nikmati petualangan di perairan dan daratan zamrud Selat Malaka ini. (Anita)
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2022
Leave a Reply