Bahan Baku Gudeg Manggar Khas Bantul Bukan Dari Nangka

PariwisataIndonesia.ID – Gudeg dan Yogyakarta merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Pasalnya, gudeg memang merupakan hidangan tradisional khas Yogyakarta sampai-sampai dikenal dengan julukan Kota Gudeg.

Siapa yang tak tahu gudeg? Masakan yang terbuat dari bahan nangka muda ini memang termasuk melegenda. Nangka muda dimasak dengan santan sampai berjam-jam dan warnanya berubah menjadi cokelat dan teksturnya lembut.

Gudeg biasanya disantap dengan nasi, kuah santan kental yang biasa disebut areh, dan aneka lauk-pauk pilihan seperti ayam opor, telur pindang, tempe-tahu bacem, hati dan ampela ayam, serta sambal goreng krecek.

Sebenarnya ada dua jenis gudeg yang terkenal di masyarakat Jawa, yaitu versi basah dan kering. Pada gudeg kering biasanya hanya memiliki sedikit kuah dan santan, sedangkan gudeg basah lebih banyak santan dan kuah. Di Yogyakarta sendiri, gudeg identik dengan versi kering, berwarna kemerahan, dan rasanya lebih manis. Sedangkan di Solo, gudegnya lebih berkuah dan warnanya lebih putih.

Karena menjadi salah satu oleh-oleh dari Yogyakarta, gudeg juga banyak dijual dalam kemasan kaleng yang lebih awet dan aman untuk dibawa dalam perjalanan lama, kendil atau guci dari tanah liat, atau dikemas dalam besek, semacam kotak makan dari anyaman bambu.

Mungkin belum banyak yang tahu bahwa ada satu lagi jenis gudeg yang berasal dari Bantul, Yogyakarta, yaitu gudeg manggar. Namanya masuk menjadi salah satu dari 26 Warisan Budaya Tak Benda Daerah Istimewa Yogyakarta yang baru saja ditetapkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) baru-baru ini.

Bahan Baku Gudeg Bukan Nangka

Gudeg

Gudeg memang identik dengan bahan bakunya yang berupa nangka muda. Namun, tidak pada gudeg manggar. Alih-alih memakai nangka, gudeg manggar dibuat dari putik bunga kelapa muda. Selain bahannya yang unik, gudeg manggar juga memiliki rasa yang khas dan berbeda dari gudeg nangka. Bila gudeg pada umumnya cenderung manis, rasa gudeg manggar lebih ke arah gurih, tetapi di satu sisi tetap ada rasa manis karena secara umum bumbu yang dipakai pun kurang lebih sama saja.

Bila mencobanya langsung, tekstur gudeg manggar pun tidak empuk dan lembut seperti nangka, tetapi lebih garing dan renyah. Untuk penyajian gudeg manggar pun bisa ditambahkan aneka lauk-pauk, misalnya opor ayam kuah kental, sambal goreng krecek, areh, dan tahu-tempe bacem. Namun, ada juga penjual yang menambahkan blondo atau ampas minyak kelapa untuk membuat rasa gudeg semakin gurih.

Baca juga : Hadir di Yogyakarta? Cobain Gudeg Mbah Lindu

Ada juga gudeg manggar yang ditambahkan tempe semangit sebagai bumbu untuk memberikan rasa yang khas. Bagi yang belum familier, tempe semangit adalah tempe yang sudah melewati masa fermentasi ideal, yaitu 48 jam. Namun, kondisi tempe belum terlalu lembek dan busuk. Biasanya tempe semangit bisa ditemukan bila menyimpan tempe sampai empat hari dan baunya mulai menyengat. Sederhananya tempe semangit adalah tempe yang hampir busuk.

Ada juga gudeg manggar yang ditambahkan tempe semangit sebagai bumbu untuk memberikan rasa yang khas. Bagi yang belum familier, tempe semangit adalah tempe yang sudah melewati masa fermentasi ideal, yaitu 48 jam. Namun, kondisi tempe belum terlalu lembek dan busuk. Biasanya tempe semangit bisa ditemukan bila menyimpan tempe sampai empat hari dan baunya mulai menyengat. Sederhananya tempe semangit adalah tempe yang hampir busuk. (Rizky)