Betutu sebenarnya bukan nama kuliner, Gaes. Tapi proses pengolahan dari kuliner tersebut. (Foto : esdenews)

Betutu Bali

Kuliner Warisan Majapahit yang Wajib Ada di Hari Raya Nyepi

Kuliner Warisan Majapahit yang Wajib Ada di Hari Raya Nyepi

Halo, Pecinta Wisata Kuliner.

Siapa, nih, yang suka berburu kuliner saat hari raya? Hari raya tanpa kuliner khas emang terasa kurang lengkap, ya Gaes ya. Nah! Seperti hari-hari raya agama lainnya, umat Hindu juga punya kuliner khas yang disajikan pada saat Hari Raya Nyepi.

Fyi, Nyepi adalah hari suci umat Hindu di Indonesia yang bertepatan dengan Tahun Baru Saka. Di hari tersebut, umat Hindu di Indonesia melakukan empat pantangan yang disebut Catur Brata sebagai bentuk introspeksi agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Umat Hindu juga memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk mensucikan alam manusia dan alam semesta.

Di Hari Nyepi, umat Hindu juga menyajikan berbagai kuliner sebagai sesembahan. Salah satunya yaitu Betutu. Selain dalam perayaan Nyepi, kuliner ini juga selalu ada saat upacara adat, seperti piodalan atau odalan (peringatan hari lahirnya sebuah pura), otonan (hari kelahiran bagi umat Hindu yang dilaksanakan dua kali dalam setahun), serta upacara perkawinan.

Betutu sebenarnya bukan nama kuliner, Gaes. Tapi proses pengolahan dari kuliner tersebut. Nama ini diambil dari Bahasa Bali, yaitu be yang artinya daging dan tutu yang bermakna masakan yang masih kering lalu direbus hingga airnya habis, tapi tidak sepenuhnya kering.

Pengolahan Betutu emang sedikit unik, Gaes. Betutu yang biasanya menggunakan daging ayam atau bebek utuh akan diberi berbagai rempah dan dibungkus dengan pelepah pinang. Ada juga yang menambahkan daun pisang untuk menambah aroma.

Setelah dibungkus, daging utuh ini dimasukan dalam tanah yang sudah dipanaskan, lalu ditimbun sekam (kulit padi) yang dibakar sekitar 8 hingga 12 jam. Ada juga yang menggunakan arang kayu untuk menghasilkan api pembakaran. Ini merupakan proses pemanggangan alami, loh.

Banyak yang mengatakan bahwa Betutu adalah kuliner yang mendapat pengaruh budaya Majapahit, Gaes.(Foto : unimmafm)

Menurut sejarawan, proses pengolahan kuliner seperti ini merupakan warisan dari masa Majapahit pada abad ke-16. Makanya banyak yang mengatakan bahwa Betutu adalah kuliner yang mendapat pengaruh budaya Majapahit, Gaes.

Meski begitu, menurut cacatan, pembuat Betutu pertama adalah Ni Wayan Tempeh atau Men Tempeh dari wilayah Abiansi, Kota Gianyar, pada tahun 1976. Karena kelezatannya, Betutu pun viral dan menyebar ke berbagai wilayah di Pulau Dewata.

Kuliner ini bahkan bisa lo temukan di beberapa kota besar yang ada di Indonesia. Eits! Bukan hanya penduduk Nusantara, wisatawan asing pun terpikat dengan kelezatan kuliner yang satu ini. Tidak jarang wisatawan yang datang ke destinasi Pariwisata Indonesia di Bali memburu Betutu.

Selain karena proses pengolahannya, kelezatan Betutu juga berasal dari bumbu yang digunakan yaitu base genep. Bumbu pokok yang digunakan oleh masyarakat Bali ini terdiri dari 15 jenis rempah khas Indonesia yaitu bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, kencur, kunyit, cabai rawit, kemiri, ketumbar, daun salam, daun sereh, jeruk limau, gula merah, terasi, dan minyak kelapa.

Bumbu base genep kemudian dimasukan ke dalam rongga perut serta dilumuri ke permukaan tubuh ayam atau bebek. Perpaduan bumbu dan lemak unggas yang meleleh menghasilkan cita rasa gurih, pedas, dan aroma khas yang kuat.

Oh ya, Gaes, pada tahun 2017, Betutu sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Kalo lo berkunjung ke destinasi Pariwisata Indonesia di Pulau Bali, jangan lupa mencicipi kuliner yang satu ini, ya Gaes ya.

Pewarta:  Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023