Pupuq menjadi salah satu bukti budaya bahari Suku Mandar karena bahan utamanya adalah ikan (Foto : Pesonamandar)

Pupuq

Perkedel Ikan Khas Suku Mandar

Perkedel Ikan Khas Suku Mandar

Halo, Pecinta Wisata Kuliner!

Kalo ini gue mau ngajak lo terbang ke destinasi Pariwisata Indonesia yang ada di Pulau Sulawesi, tepatnya Sulawesi Barat. Provinsi ini terkenal dengan berbagai makanan olahan ikan yang cocok banget buat seafood lovers. Salah satunya adalah Pupuq.

Pupuq atau Pupu’ adalah kuliner khas Suku Mandar. Suku ini adalah etnis terbanyak yang mendiami wilayah di Sulawesi Barat. Enggak cuma di provinsi yang memiliki julukan Bumi Manakarra ini saja, ada juga Suku Mandar yang tinggal di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, hingga Kalimantan, Gaes.

Fyi, Suku Mandar sudah ada sejak abad ke-16 dan merupakan persekutuan dari 7 kerajaan di pesisir (pitu baqbana binanga) dan 7 kerajaan di pegunungan (pitu ulunna salu). Ada yang mengatakan kalo nama Mandar berasal dari kata Sipamandar yang berarti saling melengkapi. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa Mandar diambil dari nama sebuah sungai, yaitu Sungai Mandar atau yang sekarang disebut Sungai Tinambung.

Suku ini punya banyak warisan budaya dan kuliner, salah satunya adalah Pupuq. Di masa lalu, Pupuq merupakan hidangan untuk kaum bangsawan karena bahan bakunya cukup mahal. Seiring perkembangan zaman, Pupuq pun mulai dinikmati oleh masyarakat umum. Tapi kuliner ini biasanya hanya disajikan di acara-acara adat mulai dari kelahiran, sunatan, pernikahan, hingga kematian, karena menjadi hidangan yang wajib ada.

Pupuq menjadi salah satu bukti budaya bahari Suku Mandar karena bahan utamanya adalah ikan. Eits! Tapi ikan yang digunakan enggak boleh sembarangan, loh.

Untuk membuat Pupuq, masyarakat Suku Mandar biasanya menggunakan ikan yang tidak banyak mengeluarkan darah atau ikan yang berwarna putih, misalnya ikan cakalang, bandeng, dan tuna. Pemilihan ini punya makna filosofis tersendiri karena menggambarkan keikhlasan seorang perempuan yang menyuguhkan apa yang dimiliki kepada seseorang.

Proses pembuatan Pupuq hampir mirip dengan perkedel, Gaes. Pertama-tama, ikan yang sudah dibersihkan harus dikukus, kemudian dibuang durinya. Setelah itu, ikan ditumbuk hingga halus sambil dicampurkan berbagai bumbu, seperti serai, lengkuas, garam, bawang merah, merica, cabai merah, dan jeruk nipis.

Di masa lalu, Pupuq merupakan hidangan untuk kaum bangsawan karena bahan bakunya cukup mahal. (Foto : Mandarnesia)

Oh ya, Gaes. Dulu, kegiatan menumbuk yang disebut parri’di pupu’ ini dilakukan oleh pemuda yang tinggal di dekat lokasi kenduri atau syukuran. Mereka akan menumbuk ikan dengan menggunakan lesung. Uniknya, proses penumbukkan ini dilakukan dengan ketukan tertentu hingga menghasilkan irama yang harmonis. Untuk pengaturan irama dan penambah semangat, kegiatan penumbukkan ini bahkan diiringi gendang, loh.

Ikan yang sudah ditumbuk halus kemudian dibentuk menjadi segitiga. Bentuk ini tidak berubah sejak dulu karena memiliki makna filosofis. Bagi masyarakat Suku Manda, segitiga melambangkan tiga dimensi kehidupan yang selalu terkait, yaitu Tuhan, alam, dan manusia.

Pencetakan adonan menjadi segitiga juga enggak boleh dilakukan secara sembarangan, Gaes. Adonan tersebut harus dibentuk hingga simetris, serta memiliki tebal yang rata. Adonan yang sudah jadi pun bisa langsung digoreng dengan api yang kecil agar tidak gosong. Biasanya minyak yang digunakan adalah minyak kelapa murni atau minyak mandar.

Dengan proses menggoreng yang tepat akan dihasilkan Pupuq berwarna keemasan yang jika dilihat sekilas hampir mirip seperti risoles segitiga. Pupuq yang sudah digoreng memiliki tekstur renyah di luar dan lembut di dalam dengan rasa asin dan gurih, yang bakal bikin lo ketagihan.

Kuliner yang pada tahun 2018 telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Sulawesi Barat ini, biasanya disantap dengan nasi, buras, ketupat, atau songko ubi. Ada juga yang memakannya sebagai teman minum kopi atau teh.

Kalo berkunjung ke destinasi Pariwisata Indonesia di Sulawesi Barat, jangan lupa untuk mencicipi kuliner yang satu ini, ya Gaes ya.

Pewarta:  Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023