Sate Maranggi Khas Purwakarta

Kuliner Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Jawa Barat
Sate maranggi khas Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. (Foto : jatiluhuronline)

Halo, Food Lovers!

Sate! Lo pasti udah akrab sama kuliner yang satu ini, kan? Olahan daging yang dipotong kecil, ditusuk, dan dibakar ini emang jadi salah satu hidangan yang cukup populer di Indonesia. Bukan cuma di dalam negeri, pada tahun 2011 sate juga menduduki peringkat ke-14 dalam 50 World’s Most delicious foods (50 hidangan Paling Lezat di Dunia) oleh CNN Go.

Enggak ada catatan pasti kapan sate mulai dibuat di Indonesia. Tapi diyakini, sate sudah ada sejak sebelum abad ke-15. Meski banyak negara yang meng-klaim sate sebagai kuliner asli mereka, tapi beberapa sejarawan percaya bahwa hidangan yang satu ini berasal dari tanah Jawa.

Di Nusantara, sate bukan cuma ada dalam satu versi, loh. Ada bermacam-macam varian sate yang tersebar di berbagai destinasi Pariwisata Indonesia. Salah satunya adalah sate maranggi khas Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.

Varian sate yang pada tahun 2012 menjadi salah satu ikon kuliner tradisional Indonesia ini punya rasa yang berbeda dari olahan sate lainnya, Gaes. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pengolahannya.

Sebelum dibakar, sate maranggi akan dimarinasi atau direndam dalam bumbu yang terdiri dari berbagai jenis rempah, seperti bawang merah, bawang putih, kecap manis, jahe, ketumbar, lengkuas, gula merah, dan air asam jawa.

Bumbu yang meresap hingga ke bagian dalam daging ini menghasilkan cita rasa gurih, asin, dan manis yang bikin lo pengen nambah dan nambah lagi. Karena sudah memiliki rasa yang kuat, biasanya sate maranggi dihidangkan tanpa bumbu pendamping seperti bumbu kacang. Meskipun ada juga yang menyajikan sate ini dengan acar atau kecap manis.

Sebelum dibakar, sate maranggi akan dimarinasi atau direndam dalam bumbu yang terdiri dari berbagai jenis rempah (Foto : gotravelly)

Sst! Melihat bumbu marinasi yang digunakan, ada pendapat yang mengatakan bahwa sate maranggi merupakan bentuk asimilasi kebudayaan Tionghoa, Gaes. Soalnya, bumbu yang digunakan dalam sate maranggi sama persis dengan bumbu dalam pembuatan dendeng babi dan dendeng ayam yang biasa dijual di Hongkong dan Taiwan.

Akan tetapi, asal muasal sate maranggi emang punya banyak versi, Gaes. Ada juga yang mengatakan bahwa sate yang menjadi ikon kuliner Purwakarta ini pertama kali dijual oleh Mang Udeng yang berasal dari Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta. Mang Udeng disebut-sebut mulai berjualan sate ini sejak tahun 1960-an.

Versi lain mengatakan bahwa orang yang pertama kali mengenalkan sate maranggi adalah Mak Anggi atau Mak Ranggi. Ini juga yang diyakini menjadi asal usul penamaan sate tersebut. Eits! Tapi ada lagi yang mengatakan bahwa nama maranggi diambil dari Bahasa Sunda yang bermakna ahli pembuat sarung keris.

Terlepas dari berbagai versi asal muasal hidangan yang satu ini, sate maranggi tetap layak lo cicipi. Ada berbagai macam varian daging yang bisa diolah menjadi sate maranggi, seperti ayam, kambing, domba, sapi, hingga kerbau.

Di beberapa kota besar, sudah banyak restoran yang menambahkan sate maranggi ke dalam menu mereka. Tapi enggak ada salahnya kalo lo nyobain kuliner yang satu ini langsung di daerah yang diyakini sebagai tempat kelahirannya, yaitu Purwakarta.

Di Purwakarta sendiri terdapat beberapa tempat makan yang menyajikan sate maranggi salah satunya adalah rumah makan milik Haji Yetty yang terletak di Jalan Raya Cibungur, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Rumah makan yang terletak di dekat tol ini cukup terkenal di kalangan food lovers karena kelezatan sate marangginya. So, jangan heran kalo tempat ini sangat ramai terutama saat akhir pekan dan masa liburan.

Fyi, sejak tahun 2018, sate maranggi sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Provinsi Jawa Barat, loh. Kalo berkunjung ke destinasi Pariwisata Indonesia di Purwakarta, jangan lupa untuk mencicipi kuliner yang satu ini, ya Gaes ya.

Pewarta:  Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023