Terkait hal tersebut, Menlu Retno memaparkan tiga hal. Simak berikut ini:
Pertama, menciptakan lingkungan yang mendukung
Dibutuhkan affirmative actions (kebijakan afirmatif.Red), guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembangnya industri kreatif. Selain itu, penting untuk meningkatkan kesadaran dan penghargaan publik terhadap potensi industri kreatif.
Ia beranggapan, pemerintah dan antar negara-negara berkembang perlu memastikan dukungan untuk akses pembiayaan mikro, khususnya bagi UMKM. Hal tersebut, bisa saja melalui sebuah kebijakan terpadu.
“Saya menantikan adanya kolaborasi lebih kuat untuk mendukung agar negara-negara berkembang dapat memanfaatkan ekonomi kreatif secara maksimal,” kata wanita fashionable berzodiak Sagitarius.
Kedua, mendukung pembelajaran sepanjang hayat
Retno menekankan pada paparan keduanya, pembangunan sumber daya manusia (SDM) adalah kunci dalam ekonomi kreatif.
Alasannya, saat ini masih banyak pelaku ekonomi kreatif yang belum sepenuhnya bisa beradaptasi di era new normal.
Dia juga melanjutkan, sehingga mereka butuh dukungan dan pengarahan agar dapat optimal. Lalu, katanya, hal ini dapat dicapai dengan pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang ditopang dengan maraknya digitalisasi.
Ketiga, menumbuhkan creative hub (Pusat kreatif)
Dia menilai, “pusat kreatif” merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan dan keberlanjutan Ekonomi Kreatif, karena itu ia menyediakan sarana bagi pelaku Ekonomi Kreatif untuk mengasah talenta, saling belajar, dan memperluas jaringan.
Retno mencanangkan bahwa Indonesia ingin memiliki “pusat kreatif” sendiri. Sejalan dengan harapannya tersebut, dan dengan bangga mengatakan Indonesia telah mendirikan Global Center of Excellence and International Cooperation for Creative Economy (G-CINC) pada 2019 sebagai tidak lanjut dari World Conference on Creative Economy (WCCE) di Bali pada 2018.
Ditambahkannya, pusat kreatif tersebut didesain untuk memfasilitasi pelaku ekonomi kreatif dari Indonesia dan seluruh dunia. Sambungnya, dengan harapan mendorong riset, pengembangan, dan kerja sama internasional.
“Ekonomi kreatif mengajarkan kita untuk selalu gigih, inovatif, dan tak pernah ragu berpikir outside the box (Di Luar Kebiasaan, red). Ini adalah kualitas yang kita butuhkan untuk mengatasi tantangan global yang kita hadapi, termasuk pandemi, dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk seluruh umat manusia,” terangnya.
Silakan ikuti pameran virtual “Creative Economy for Sustainable Development: Let’s Connect!”, acara tersebut berlangsung sejak 6-15 Juli 2021, merupakan ajang untuk memperkenalkan potensi UMKM kreatif Indonesia kepada audiens global.
Dalam laman resminya, menyebutkan terdapat 30 stan yang mewakili pemerintah, organisasi internasional. Juga disediakan untuk pelaku usaha ekonomi kreatif dan sektor UMKM serta komunitas lainnya. Di setiap stan, peserta akan mendapatkan informasi terkini dan berinteraksi secara langsung.
Jangan lewatkan pula, sebuah diskusi seru dan menarik berjudul “Inclusive and Resilient Creative Economy for Sustainable Development”, Besok-Kamis, 8 Juli 2021, pukul 18.30 WIB.
Untuk pendaftaran kedua acara itu, unduh melalui tautan: https://bit.ly/CreativeatHLPF202 dan https://bit.ly/LetsConnect2021.
Leave a Reply