PariwisataIndonesia.ID – Berdasarkan hasil tabulasi atau penghitungan akhir di Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 yang digelar di Lampung, pada Jumat (24/12).
Yahya Cholil Staquf atau populer dengan sebutan Gus Yahya, akhirnya terpilih secara resmi sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk periode 2021-2026.
Gus Yahya mengantongi 337 suara, unggul dari calon inkumben yakni Said Aqil Siradj yang hanya mendapatkan 210 suara.
“Dari 548 suara yang masuk untuk Said Aqil 210, untuk Yahya Cholil Staquf 337 dan satu suara batal. Jadi suara terbanyak Gus Yahya,” sebut pimpinan sidang, seperti dikutip melalui tayangan di YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, pada Jumat (24/12).
Terpilihnya Gus Yahya didapat setelah rapat pleno yang digelar di Gedung Serbaguna Universitas Lampung, sejak Kamis (23/12 ) malam.
Rapat yang berjalan cukup alot berlangsung hingga Jumat pagi. Saat pemungutan suara pertama berlangsung pukul 02.00 WIB, dan Gus Yahya masih tetap unggul atas Said.
Setelah berdiskusi dengan Rais Aam baru Miftachul Akhyar dan mereka selesai melakukan musyawarah. Maka, kedua calon mengikrarkan diri untuk tetap maju sebagai calon ketum PBNU.
Alhasil, pemungutan suara kedua disepakati digelar pukul 06.40 WIB. Waktu pun bergulir sampai tak terasa hingga dua jaman untuk memperoleh hasil akhir dari tabulasi, Gus Yahya tetap kembali mengungguli perolehan suara dari Said Aqil.
Secuil info tentang Profil Gus Yahya
Yahya Cholil Staquf, lahir di Rembang 16 Februari 1966. Ia merupakan putra dari Cholil Bisri yang merupakan kakak dari Mustofa Bisri alias Gus Mus.
Bersama Gus Mus, Yahya Staquf mengasuh pesantren Raudlatut Tholibin Rembang atau lebih di kenal dengan Leteh.
Yahya menghabiskan menghabiskan masa kecil di lingkungan Pesantren Leteh. Berlanjut ke sekolah menengah di Yogyakarta hingga mondok di Pesantren Krapyak di bawah asuhan Ali Maksum.
Kemudian, Yahya meneruskan jenjang studinya dengan mengambil jurusan sosiologi di Universitas Gajah Mada tapi studinya tersebut tak sampai selesai.
Ia juga aktif di kelompok studi sejak mahasiswa dan sempat ditunjuk sebagai juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada periode pemerintahan 1999-2001. Terakhir di PBNU dirinya menjabat sebagai Katib Aam. (Eny)
Leave a Reply