PariwisataIndonesia.ID – Kunjungan wisata ke Danau Toba di Sumatra Utara tak akan lengkap jika tidak menyaksikan atraksi budaya Patung Sigale-gale menari yang berlatar sejarah sekaligus mistis Batak Toba.
Atraksi Patung Sigale-gale menari bisa dijumpai di kawasan Tomok, Kabupaten Samosir, tepat di Pulau Samosir yang ada di tengah danau vulkanik terbesar di jagat raya.
Usut punya usut, kabarnya patung ini mempunya nilai mistis, sebab Sigale-gale bisa menangis dan menari tanpa diiringi musik. Tak berhenti sampai di situ saja, ada juga yang mengatakan jika siapa pun yang membuat Sigale-gale akan meninggal usai patung selesai dibuat.
Untuk mencegahnya, saat membuat patung Sigale-gale harus dilakukan secara terpisah, misalnya ada yang mengerjakan bagian tangan, kaki, kepala, atau badan. Dengan cara ini, maka tidak ada tumbal yang jatuh.
Unsur horor lainnya, Sigale-gale hanya bisa ditempatkan di peti mati, bahkan ia bisa menari di atas peti mati. Patung ini juga lazim digunakan dalam upacara kematian keluarga di daerah Samosir, tarian Sigale-gale dipercaya oleh warga setempat dapat mengantarkan arwah mendiang ke alam baka.
Terlepas dari itu, jauh sebelum memiliki nilai mistis, Sigale-gale juga mempunyai cerita yang memilukan. Dahulu ada Raja Rahat yang kala itu bertakhta di salah satu kerjaan Samosir.
Suatu ketika, hulubalang (prajurit) melaporkan kepada raja bahwa di hutan perbatasan terjadi kekacauan. Untuk mengatasinya, sang raja akhirnya mengutus anak semata wayangnya guna menjadi panglima perang.
Siapa sangka, ternyata nasib buruk menimpa Manggale, karena dirinya gugur ketika berperang. Bahkan jenazah Manggale pun tak ditemukan. Raja yang mendengar jika anak tunggalnya telah gugur dalam perang pun sangat sedih hingga jatuh sakit.
Para menteri dan datu berusaha untuk menolong sang raja agar terhibur dan tak teringat anaknya kembali. Sampai suatu ketika ada sibaso atau dukun perempuan yang menerawang.
Sibaso mangatakan jika sang raja rindu kepada anaknya dan menyarankan untuk membuatkan patung yang mirip dengan mendiang Manggale. Akhirnya semua sepakat untuk membuat patung yang terbuat dari kayu itu. Melihat patung yang menyerupai anaknya, sang raja pun berangsur sehat dan membaik.
Bahkan raja membuat pesta besar, dirinya mengundang pargossi untuk memainkan musik sabangunan, ditambah sordam untuk meminta arwah anakanya masuk ke dalam patung itu.
Dan patung yang mirip Manggale dinamakan Sigale-gale, yang artinya lemah gemulai. Sejak saat itu, boneka Sigale-gale sering dimainkan sebagai pertunjukan yang hanya ada di Samosir saja.
Jika ingin melihat pertunjukan Sigale-gale, kamu bisa mengunjungi tempat wisata di Tomok atau Museum Hutabolon Simanindo. Pertunjukan selama satu jam ini memperlihatkan patung Sigale-gale menarik dengan bantuan benang yang dimainkan seorang dalang. (Rizky)
Leave a Reply