Sobat Pariwisata, sudah membuka laman google hari ini? Ada yang unik, loh. Tema gambar yang diangkat google doodle hari ini, Jumat, 4 Desember 2020 merupakan salah satu kerajinan masyarakat Papua yang disebut Noken.
Noken adalah tas tradisional Papua yang terbuat dari serat kayu. Seperti tas lain pada umumnya, Noken digunakan sebagai sarana untuk mengangkut barang, dari perlengkapan pribadi, hasil panen, hingga untuk menggendong anak. Tidak perlu takut putus, karena tas ini bisa mengangkut beban hingga 20 kg. Selain itu, anak-anak Papua juga kerap menggunakan Noken sebagai tas sekolah.
Bagi masyarakat Papua, Noken bukan sekedar tas biasa. Pembuatan Noken hanya boleh dilakukan oleh kaum perempuan dan menjadi salah satu pertanda kedewasaan. Mereka yang sudah bisa membuat Noken dianggap sudah layak untuk menikah.
Noken dibuat masih dengan cara tradisional. Bahan baku yang digunakan berupa serat kayu, seperti kayu pohon Manduam, pohon Nawa atau Anggrek hutan. Serat kayu ini dikeringkan dan dipintal hingga menjadi benang. Selanjutnya, benang-benang tersebut diwarnai menggunakan pewarna alami.
Benang yang telah diwarnai kemudian dirajut. Proses merajut dilakukan dengan cara menghabiskan satu jenis warna terlebih dahulu, lalu berpindah ke warna yang lain. Pembuatan Noken bisa memakan waktu 2 minggu hingga 3 bulan, tergantung pada ukuran dan tingkat kesulitan motif.
Berdasarkan ukurannya, terdapat tiga jenis Noken. Pertama adalah yatoo, Noken besar yang digunakan untuk mengangkut hasil panen berukuran besar serta sebagi gendongan untuk anak. Kedua, gapagoo yaitu Noken yang berukuran sedang. Dan terakhir mitutee, Noken berukuran kecil yang digunakan untuk membawa barang-barang pribadi.
Seiring perkembangan zaman, bahan baku pembuatan Noken mulai bervariasi. Saat ini terdapat Noken yang terbuat dari benang wol. Meskipun, Noken serat kayu masih menjadi ciri khas dan bahan yang sering digunakan.
Cara pemakaian Noken juga terbilang unik. Tidak seperti tas lain yang disampirkan di pundak, Noken digantungkan di bagian depan kepala dan dikalungkan ke arah punggung. Tas ini menjadi salah satu bagian dari busana mama-mama Papua, baik dalam keseharian maupun saat melakukan tarian dan upacara tradisional.
Noken merupakan identitas budaya dan salah satu simbol persatuan masyarakat Papua. Meskipun terdapat 250 etnis dan Bahasa di Papua, tapi mereka memiliki satu kerajinan tangan yang sama, yaitu Noken. Tas tradisional ini juga kerap dijadikan cinderamata dari Tanah Mutiara Hitam.
Sobat Pariwisata! Pada tanggal 4 Desember 2012, Noken ditetapkan sebagai Warisan Kebudayaan Tak Benda oleh UNESCO. Sedangkan pada tahun 2013, Noken ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional dari Provinsi Papua.(Nita)
Leave a Reply