Halo, Gaes!
Pawai obor, pesta kembang api, menyalakan petasan, hingga Festival Meriam Karbit emang menjadi beberapa kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan oleh umat muslim di malam takbiran, Gaes. Kegembiraan dalam menyambut momen lebaran ini berlangsung sangat meriah dengan cahaya yang bertaburan di setiap penjuru kota.
Demikian juga yang dilakukan oleh umat muslim yang ada di destinasi Pariwisata Indonesia di Provinsi Bengkulu. Di wilayah ini, masyarakat Suku Serawai memiliki tradisi unik di malam lebaran, yaitu Ronjok Sayak.
Fyi, Suku Serawai adalah suku bangsa terbesar kedua yang tinggal di daerah Bengkulu. Sebagian besar dari suku ini mendiiami Kabupaten Bengkulu Selatan, yaitu Kecamatan Sukaraja, Seluma, Talo, Pino, Kelutum, Manna, dan Seginim.


Konon, leluhur suku ini berasal dari tokoh bernama Serunting Sakti atau yang bergelar Si Pahit Lidah. Gelar itu didapatkan karena apapun yang diucapkan oleh Serunting Sakti akan menjadi kenyataan, Gaes.
Secara Bahasa, Ronjok Sayak bisa diartikan sebagai batok kelapa, Gaes. Dalam pelaksanaannya, tradisi Ronjok Sayak memang menggunakan batok kelapa sebagai media. Batok-batok ini kemudian disusun seperti sate hingga menjulang. Setelah dirasa cukup tinggi, gunungan batok ini kemudian dibakar.
Biasanya, tradisi yang dikenal dengan nama Bakar Gunung Api ini dilakukan menjelang akhir Bulan Ramadhan tepatnya tanggal ke-27 Ramadhan dan pada malam takbiran. Hampir setiap halaman rumah di Bengkulu membakar gunung batok ini. Bahkan ada yang membakar lebih dari satu gunung batok. Waktu pembakarannya pun dilakukan serentak, yaitu setelah sholat Isya.
Berbeda dengan pesta kembang api dan petasan yang diiringi dengan sorak sorai dan tawa kebahagiaan, Ronjok Sayak justru dilaksanakan dengan penuh hikmat, Gaes. Doa-doa dipanjatkan selama pembakaran gunungan batok ini.
Bagi masyarakat Suku Serawai gunung batok yang dibakar ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka juga percaya bahwa Ronjok Sayak bisa menjadi penghubung doa-doa yang dikirimkan untuk arwah keluarga dan leluhur yang telah meninggal.
Hingga hari ini, tradisi yang sudah berusia ratusan tahun ini tetap dilestarikan, Gaes. Kalo penasaran dengan Ronjok Sayak, lo bisa berkunjung ke destinasi Pariwisata Indonesia di Provinsi Bengkulu menjelang Bulan Ramadhan berakhir, ya Gaes ya.
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023
Leave a Reply