Halo, Gaes!
Suku Anak Dalam! Lo pasti udah enggak asing dengan nama yang satu ini, kan? Penghuni asli pedalaman Provinsi Jambi ini emang cukup terkenal terutama karena kehidupan nomaden dan ramuan obat-nya yang mujarab. Selain itu, Suku Anak Dalam atau Orang Rimba juga punya satu kerajinan tangan yang unik dan bernilai mistis. Penasaran?
Sebelik sumpah namanya. Kerajinan ini berupa gelang atau kalung yang berasal dari biji-bijian lonjong berwarna cokelat kehitam-hitaman yang mirip dengan biji sawo kecil. Biji-bijian yang dironce atau dirangkai tersebut berasal dari buah dengan nama yang sama, loh, yaitu buah sebelik sumpah.
Buah sebelik sumpah yang berbentuk bulat berasal dari pohon sebelik sumpah. Pohon ini merupakan tanaman endemik yang bisa ditemukan di wilayah tempat tinggal Suku Anak Dalam atau tepatnya di kawasan konservasi Taman Nasional Bukit Duabelas di Sarolangun yang merupakan salah satu destinasi Pariwisata Indonesia di Jambi.
Fyi, pohon sebelik sumpah merupakan salah satu pohon yang dikeramatkan oleh Suku Anak Dalam. Bahkan untuk mengambil buahnya, Suku Anak Dalam terlebih dulu akan merayu pohon tersebut dengan senandung puisi, Gaes. Ini merupakan bentuk penghormatan Suku Anak Dalam kepada alam yang telah menjadi sumber kehidupan bagi mereka.
Bagi Suku Anak Dalam, gelang atau kalung sebelik sumpah bukan sekedar aksesoris biasa, loh. Perhiasan tradisional ini juga diyakini memiliki berbagai manfaat, seperti menghindarkan penggunanya dari serangan binatang buas, gangguan jin, menolak bala atau musibah, memudahkan urusan, hingga membalikan sumpah buruk kepada pengirimnya. Nah! Manfaat terakhir inilah yang menjadi asal muasal penamaan perhiasan tradisional ini, Gaes.
Konon di masa lalu, ada seorang anak dari Suku Anak Dalam yang mendapat sumpah buruk dari orang lain. Tapi karena memakai perhiasan dari sebelik sumpah, anak itu pun terhindar dari sumpah serapah tadi. Malahan, sumpah itu berbalik kepada pengirimnya sendiri.
Sejak saat itu, Suku Anak Dalam menjadikan pemakaian sebelik sumpah sebagai tradisi yang diwariskan turun-temurun. Sebelik sumpah biasanya mulai dipakaikan pada bayi yang berusia delapan bulan karena di usia tersebut bayi dianggap rentan mendapat berbagai penyakit. Eits! Bukan cuma anak-anak aja yang mengenakan sebelik sumpah, Gaes. Remaja hingga orang yang sudah lanjut usia juga mengenakan aksesoris unik ini.
Meski bukan termasuk masyarakat Suku Anak Dalam, lo tetap boleh memiliki gelang atau kalung sebelik sumpah, Gaes. Aksesoris ini banyak dijual oleh pedagang di destinasi-destinasi Pariwisata Indonesia yang ada di Jambi, seperti Candi Muara Jambi.
Harganya yang cukup terjangkau, yaitu mulai dari 25.000 rupiah membuat aksesoris ini bisa menjadi pilihan cinderamata. Nah! Agar lebih berkesan, jangan lupa sampaikan kepada keluarga dan sahabat tentang cerita di balik sebelik sumpah, ya Gaes ya.
Oh ya, Gaes! Sejak tahun 2017, sebelik sumpah sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, loh. Keren banget, kan?
So, saat berkunjung ke destinasi Pariwisata Indonesia di Provinsi Jambi, jangan lupa membeli cinderamata yang satu ini, ya.
Pewarta: Anita Basudewi Simamora
COPYRIGHT © PI 2023
Leave a Reply