Sebagai negara kepulauan, Indonesia juga dikenal sebagai rumah bagi ribuan suku dan kebudayaan masing-masing yang unik. Salah satu budaya yang masih tetap dilestarikan sampai saat ini di beberapa suku itu adalah upacara adat.
Setiap daerah memiliki cara ritual upacara adat yang berbeda, tapi semua sakral, juga memukau. Setiap upacara adat pasti diselenggarakan dengan cara yang meriah dan diikuti oleh banyak masyarakat setempat.
Salah satu upacara adat yang akan dibahas kali ini yaitu upacara adat yang ada di daerah Banten. Wilayah di ujung Pulau Jawa ini memiliki keunikan. Salah satunya, perpaduan sejumlah budaya, termasuk Sunda dan Betawi.
Kamu perlu tahu nih sejumlah upacara adat yang masih lestari di Banten.
1. Upacara Adat Seren Taun (Ngawalu/Kawalu)
Seren taun adalah salah satu upacara adat tiap tahun yang diadakan di Banten. Dimana, ritual ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat setempat atas hasil panen yang diperoleh.
Dimana ritual upacaranya sendiri dengan menyerahkan hasil bumi, seperti padi, untuk disimpan dalam leuit, yaitu disebut dengan lumbung padi desa.
Acara ini digelar oleh masyarakat yang berada di Desa Kenakes, Lebak, Banten. Dan menariknya, upacara adat ini sudah ada mulai sejak pemerintahan Kerajaan Pajajaran di Sunda, jadi dari zaman nenek moyang memang sudah dilakukan.
2. Upacara Adat Ngalaksa
Ngalaksa merupakan sebuah upacara adat lanjutan setelah diadakannya ritual Ngawalu. Upacara ini sering diadakan dengan kegiatan seperti membuat laksa. Laksa sebagai salah satu hidangan adat sejenis mie atau kwetiau, bentuknya pipih lebar dan terbuat dari tepung beras.
Kegiatan ini melibatkan semua masyarakat yang ada di daerah setempat sebagai bentuk kemeriahan juga partisipasi dan juga berfungsi untuk menghitung berapa jumlah penduduk setempat. Perhitungan juga melibatkan anak balita, bayi dan anak yang masih ada didalam kandungan.
3. Upacara Adat Seba
Upacara adat Seba ini dilakukan oleh masyarakat Suku Baduy. Dimana suku ini dikenal sebagai kelompok masyarakat yang membatasi diri dari dunia luar daerahnya. Hanya saja masyarakat Badui hanya keluar daerah dalam rangka menghadiri acara Upacara Seba.
Di saat acara ini diadakan, warga Baduy, baik itu dari Baduy Luar dan juga Baduy Dalam, akan melakukan perjalanan dari Desa Kenakes di Kabupaten Lebak, menuju ke Serang, Ibu kota Provinsi Banten. Dalam rangka mengikuti upacara adat ini sebagai bentuk penghormatan mereka.
Upacara adat ini menurut warga Baduy, tradisi Seba ini sebagai warisan dari nenek moyang yang harus dijaga dan diadakan setiap tahunnya. Biasanya, rakyat Badui melakukan perjalanan ini dilakukan setelah panen ladang huma.
Tujuan dari tradisi Seba ini untuk memberikan seserahan hasil bumi kepada Ibu Gede dan Bapak Gede, yaitu bupati dan kepala pemerintahan di daerah mereka.
4. Upacara Adat Ngolotkeun
Upacara adat ini terbilang beda dari prosesi pernikahan yang ada pada umumnya, dalam tradisi Banten, dimana yang memutuskan calon menantu yaitu pihak perempuan. Karena itu, akan diadakan upacara Ngolotkeun.
Ngolotkeun adalah sebuah upacara yang diadakan oleh calon pengantin perempuan dengan cara mengirim utusan kepada calon pengantin pria. Dan saat itu, akan ditentukan kapan waktu pernikahan akan bisa dilangsungkan.
5. Seserahan
Dari upacara Ngolotkeun tadi, prosesi dilanjutkan dengan Seserahan. Sebetulnya, upacara adat satu ini dikenal di beberapa wilayah, terutama di Jawa Barat.
Saat seserahan ini, keluarga calon mempelai pria memberikan hadiah kepada calon pengantin perempuan. Isi hadiahnya apa saja? Bisa macam-macam, mulai dari pakaian, uang, perhiasan dan peralatan.
Beberapa kelompok masyarakat di Banten meyakini, seserahan in harus dilaksanakan menjelang Maghrib yang bertujuan untuk menolak bala. Pada akhir ritual, kedua pengantin akan kembali ke rumah pengantin perempuan dengan membawa hadiah balasan dari keluarga pengantin laki-laki.
Ada simbol dan makna mendalam di balik upacara yang satu ini, yaitu kedua calon mempelai bersiap hidup bersama. Di sisi lain, mempelai pria juga siap bertanggung jawab menafkahi keluarga barunya.
6. Upacara Adat Marhaban
Marhaban yaitu sebuah ritual keagamaan yang dipadukan dengan kebudayaan. Kegiatan marhaban ini dilakukan pada saat cukuran dan pemberian nama pada cabang bayi.
Dimana upacara adat ini dengan melantunkan puji-pujian yang mana irama puji-pujiannya semakin lama maka akan semakin cepat, setelah itu barulah bayi dipotong rambutnya secara simbolis, dan dilakukan pemotongan rambut secara bergiliran.
7. Upacara Adat Dongdang
Ini juga merupakan salah satu upacara adat suku Sunda yang juga mendiami sebagian wilayah Banten. Dalam upacara adat ini umumnya para warga mengarak dongdang, yaitu dua ikat padi yang dibungkus kain dan dihiasi dengan bunga juga tusukan uang. Selain dongdang, padi yang dikumpulkan ke leuit kasepuhan di acara Seren Taun.
Dan di belakang dongdang, terdiri dari barisan para dayang yang diikuti pemain angklung buhun dan pembawa rengkong. Ketika memasukkan padi ke lumbung, ada permainan kecapi juga pembacaan syair puji-pujian dan ini menceritakan tentang keistimewaan tanaman padi.
8. Prosesi ngeroncong
Adat ini terkait upacara pernikahan. Dalam upacara adat ini, kedua mempelai akan didudukkan di kursi yang dialasi dengan kain batik. Dimana kain ini berukuran panjang dan tentunya harus baru.
Biasanya upacara ini bisa dilakukan di area depan rumah atau area yang cukup luas.
Kegiatan ini selanjutnya secara bergantian semua keluarga dan undangan menyampaikan ucapan dan melakukan upacara selamat kepada kedua mempelai. Lalu, prosesi ini berlanjut dengan pemberian uang receh kepada mempelai yang akan dimasukkan ke dalam kotak khusus.
9. Upacara adat buka pintu
Upacara adat Banten ini merupakan bagian dari prosesi pernikahan di Banten. Upacara ini diawali dengan kedatangan keluarga mempelai pria ke rumah keluarga mempelai perempuan.
Sebelum pasangan ini bertemu, upacara ini pun dilaksanakan dengan membuat pembatas kain di antara keduanya. Kemudian di belakang, pihak pengantin laki-laki akan melantunkan Yalil dengan iringan rebana. Setelah lantunan selesai, kain pembatas dibuka sehingga pengantin perempuan bisa mencium tangan suaminya.
Sampai saat ini, Upacara Buka Pintu ini masih sering dilakukan oleh warga di Kabupaten dan Kota Serang. Tradisi ini menjadi simbol penghormatan istri kepada suaminya.
—————————-
sumber : IDN Times Hyperlocal
Leave a Reply