PariwisataIndonesia.id – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi (Kadispar) Bali, I Putu Astawa saat dihubungi redaksi Media Pariwisata Indonesia (PI), pada Senin (5/7), mengatakan, bahwa dampak dari pandemi Covid-19, kondisi pariwisata di Bali, cukup memprihatinkan.
Terlebih lagi, dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sehingga Pulau Dewata sejak 3-20 Juli nanti, sudah tentu ke depannya, Kadispar Bali memprediksi, kian hari akan semakin sepi dan ‘tak berdaya’.
Dalam wawancaranya, pernyataan Putu Astawa tersebut diwanti-wantiny agar ditulis harus utuh dan jangan diputus. Mengingat, semua pelaku bisnis di Indonesia, maupun di dunia sekalipun, tak terkecuali yang berada di Bali, saat ini, katanya sedang terdampak dan sensitif. Dikhawatirkan niat baiknya, malah menimbulkan interpretasi yang kontroversi.
Atas dasar hal tersebut, artikel kali ini oleh tim pewarta yang turun meliput dan disambut hangat di ruang kerjanya, ditulis dalam dua judul terpisah, namun isi artikel tetap saling bertalian dan diulas dengan penuh kehati-hatian.
Sebagai pengantar, silakan dibaca artikel sebelumnya, yuk!
I Putu Astawa: Meski Tak Berdaya, Instruksi Presiden Pasti Kita Patuhi dan Dijalani Sebaik-baiknya <<< Sebelumnya
Melanjutan dari wawancara sebelumnya, Kadispar Bali yang biasanya humoris (Jenaka.Red), kali ini, tampak tidak seperti biasanya.
Wajahnya terlihat sangat serius, seperti lagi memohon untuk mendapatkan perhatian khusus dari semua pemangku kepentingan.
“Seandainya terlalu sulit untuk open border. Sekurang-kurangnya, pendaratan essential flight,” pintanya.
Dalam artikel sebelumnya, sudah dirinci sejumlah langkah antisipatif kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.
Namun, ia hanya ingin membatasi pada konteks kewenangan yang dimilikinya, terkait upayanya dalam mendorong wisatawan mancanegara untuk diperbolehkan oleh Pemerintah bahwa Bali sudah aman untuk di trial wisatawan mancanegara.
Wawancaranya semakin serius, karena ia mengeluhkan terkait mimpinya tersebut.
“Saat ini, essential flight mendaratnya baru ada di 4 bandara di Indonesia seperti Kualanamu, Jakarta, Surabaya dan Manado. Kita tahu, Bali menjadi ikon pariwisata di Indonesia. Mengapa essential flight, tidak dibuka untuk Bali?,” keluhnya.
Di sela-sela wawancara, pembicaraan mengerucut pada penanganan Covid-19 di tiga zona di Bali. Ia kembali mempertegas dengan mengatakan, Pemprov Bali sudah menjalani hal itu secara serius.
“Sebab, sudah pasti dalam penanganan pariwisata di Bali ini tidak boleh sepotong-potong. Di sisi yang lain, saya pun meminta kepada Pemerintah minimal essential flight dizinkan untuk dibuka di Bali,” katanya.
Saat sekarang, menurutnya, direct flight ke Bali, itu belum ada!
Bersambung ke halaman berikutnya
Mengingat penderitaan kami ini sudah terlalu lama .. “
Leave a Reply