3 Rumah Adat dari Sulawesi Tengah

Provinsi Sulawesi Tengah(Sulteng) yang beribukota di Kota Palu, dimana provinsi ini dihuni oleh beberapa suku, seperti suku kaili, pamona, mori, bungku, saluan, banggai, balantak, buol, toli-toli.

Baca Juga:  Ragam Baju Adat di Sulawesi Tengah

Karena itu, provinsi ini juga memiliki rumah adat yang beragam. Ulasan kali ini, redaksi PariwisataIndonesia.ID mengenalkan 3 rumah adat yang ada di provinsi Sulteng, berikut ulasannya!

Rumah Tambi, Pariwisata Indonesia
Rumah Tambi, Foto: pewartanusantara.com

1. Rumah Tambi

Rumah Tambi adalah sebuah rumah adat dari warga Sulteng pada umumnya, yakni dari bebagai golongan masyarakat. Bentuk rumah Tambi, persegi panjang memiliki ukuran rata-rata 7×5 m2.

Baca Juga:  Citarasa Kuliner Khas Sulawesi Tengah

Rumah adat ini sengaja dibuat menghadap kearah Utara – Selatan, dan juga tidak boleh menghadap atau membelakangi arah matahari.Sekilas, konstruksi rumah adat ini seperti jamur berbentuk prisma. Material pembuatan Rumah Tambi terbuat dari daun rumbia atau ijuk kelapa maupun dari sawit.

Rumah Souraja, Pariwisata Indonesia
Rumah Souraja, Foto: infobudaya.com

2. Rumah Souraja

Kalau rumah Tambi dipergunakan untuk semua golongan masyarakat Sulteng, tetapi beda dengan rumah adat dari Souraja. Banua Mbaso atau akrab disebut dengan Banua Oge atau sebutan favorit di masyarakat Sulteng, dengan nama Souraja. Adalah rumah tradisional yang turun temurun untuk keluarga bangsawan.

Baca Juga:  Pesona Indah Danau Tambing di Sulawesi Tengah

Rumah Souraja, pertama kali dibangun oleh Raja Palu, Jodjokodi, di tahun 1892. Dan masih berdiri kokoh hingga sekarang. Silahkan wisatawan kunjungi rumah adat ini. Terletak di tengah pusat kota Kaledo (Palu), Provinsi Sulawesi Tengah.

Kata Souraja (Sou Raja) bisa diartikan rumah besar, dan dulunya sebagai pusat pemerintahan. Kepemimpinan kerajaan di masa lampau. Maknai dalam kekinian zaman now, bisa disebut mirip rumah dinas. Selama masa bertugasnya, raja beserta keluarga tinggal di sini.

Rumah berbentuk panggung, paduan arsitektur gaya Bugis (Sulteng) dan Kalimantan Selatan(Kalsel). Pondasi bangunan disokong dengan 36 buah tiang penyangga, baik itu untuk di bagian induk dan gandaria(eeras) maupun 8 buah tiang barikutnya, menyangga di bagian dapur.

Rumah Adat Lobo
Rumah Adat Lobo, Foto: travel.detik.com

3. Rumah Adat Lobo

Rumah tradisional Lobo ini merupakan rumah adat khas Kulawi, Sulteng. Berfungsi sebagai balai rapat tetua adat, sidang adat, upacara, perayaan panen, dan rapat penentuan kapan membuka ladang. Dan juga berfungsi sebagai rumah singgah jika ada warga desa lain yang kemalaman di Porelea, dapat bermalam di rumah adat ini. Perlu sobat ketahui bahwa satu desa cuma memiliki satu rumah Lobo!

Ada kalanya, rumah adat bisa difungsikan sebagai pengadilan bagi masyarakat di daerah Kulawi. Jika sedang difungsikan sebagai pengadilan, si pesakitan duduk di tengah, dan tetua adat melingkar di tepi.

Uniknya, jika yang disidang perempuan, maka penyidangnya adalah Tinangata, yakni lembaga perempuan adat. Pertimbangannya, agar dewan adat dapat bebas dan leluasa bertanya, terdakwa pun tanpa sungkan menjawab.

Demikian ulasan, 3 rumah adat yang ada di provinsi Sulawesi Tengah, semoga sobat pariwisata setelah mengetahui makin menambah kecintaan dan bangga terhadap kebudayaan di Indonesia.