Asal Muasal Peyeum, Makanan Khas Kota Bandung

Kota Bandung memang menjadi salah satu destinasi liburan favorit di Jawa Barat. Selain menawarkan berbagai objek wisata alam dan buatan, ditambah dengan banyaknya tempat kongko kekinian, kota dengan julukan Paris van Java ini juga dikenal sebagai surganya wisata kuliner.

Begitu banyak jenis makanan yang bisa dicoba di Bandung, dari mulai hidangan tradisional sampai jajanan kekinian, seperti batagor, mi kocok, lotek, nasi tutug oncom, surabi, bandros, cuanki, soto Bandung, gepuk, hingga seblak dan cilok goang.

Selain itu, ada pula satu jenis makanan legendaris dari kota kembang yang biasa dijadikan oleh-oleh yaitu peuyeum. Ada yang sudah pernah mencobanya? Dahulu, banyak penjual peuyeum berkeliling untuk menjajakan makanan ini, tetapi keberadaannya di masa kini semakin sulit ditemukan.

Bila ingin mencobanya, datanglah ke toko oleh-oleh. Biasanya peuyeum dijual di gerobak dengan cara diikat dan digantung sehingga menjadi ciri khas tersendiri dalam penataannya.

Asal-muasal kuliner peuyeum konon berasal dari Kecamatan Cimenyan. Namun, ada juga yang menyebut jika asalnya adalah dari daerah Cipeyeum, Desa Haurwangi, Cianjur.

Sajian Peuyeum telah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Saat itu, masyarakat kota Bandung mengonsumsi singkong untuk menggantikan nasi yang sulit diperoleh. Pada masa itu, para penjajah menyita seluruh padi sehingga warga pribumi hanya bisa mengandalkan umbi-umbian untuk makan.

Kebetulan tanaman singkong terbilang melimpah sampai sebagian sering busuk karena belum dikonsumsi. Untuk antisipasi agar singkong tidak busuk, masyarakat pun mengolah dan mengawetkannya sedemikian rupa, salah satunya dengan membuat peuyeum.

Pada zaman dahulu juga masyarakat memanfaatkan singkong untuk menghangatkan tubuh, mengingat udara Bandung termasuk dingin. Proses fermentasi menggunakan ragi inilah yang membuat peuyeum memiliki efek menghangatkan tubuh.

Hingga saat ini hidangan peuyeum sering dikira tape singkong, padahal keduanya adalah jenis makanan yang berbeda. Meski mirip dan sering membingungkan, ada beberapa hal yang akan memudahkan dalam membedakan keduanya.

Pertama, pada pembuatan peuyeum biasanya singkong dibiarkan berbentuk utuh, hanya dikupas kemudian dipotong bagian ujung dan pangkalnya. Peuyeum juga biasanya lebih kering, tidak berair, teksturnya lebih kering dan keras sehingga lebih tahan lama, kemudian rasanya tidak terlalu manis. Sebaliknya, tape biasanya dibuat dengan cara dipotong menjadi beberapa bagian, lebih basah dan berair, teksturnya lebih lembek dan lembut, serta rasanya lebih manis.