PariwisataIndonesia.id, Magelang – Presiden Jerman H. E. Frank-Walter Steinmeier sangat terkesan dengan bangunan Candi Borobudur yang direstorasi selama 10 tahun oleh para ahli Indonesia dengan menggunakan teknologi komputer tahun 1973.
Hal tersebut disampaikan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid selepas mendampingi Presiden Jerman mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jumat (17/6/2022), dan kunjungan ini tertutup bagi awak media.
“Tadi beliau sangat terkesan ketika mendengar ini direstorasi selama 10 tahun oleh Indonesia menggunakan ahli-ahli kita dan tentu dengan teknologi komputer mungkin merupakan salah satu project komputer yang pertama 1973 membongkar seluruh batu diperkuat strukturnya dan kemudian disusun kembali,” ujar Hilmar.
Hilmar kembali menuturkan tentang Steinmeier baru pertama kali mengunjungi Candi Borobodur dan menyempatkan untuk naik hingga ke Arupadatu (stupa induk). Walau sudah beberapa kali ke Indonesia, tapi baru kali ini kesempatan itu terwujud, juga tertegun ketika mengetahui setiap batu candi ada pasangannya.
“Beliau juga tertegun sewaktu saya bilang tiap batu ada pasangannya, jadi bukan sekadar menumpuk seperti hal konstruksi bata, tapi betul-betul ini satu mahakarya-lah,” tuturnya.
Kepada Presiden Jerman H. E. Frank-Walter Steinmeier, Hilmar juga menerangkan bahwa inovasi untuk konservasi terus dilakukan dan tentu menggunakan kekayaan yang ada di masyarakat yaitu tanaman.
“Beliau cukup mengerti ada gangguan jika menggunakan zat kimia. Beliau sangat mengapresiasi apa yangg dilakukan BKB (Balai Konservasi Borobudur),” imbuhnya.
Lebih lanjut, Hilmar juga menceritakan respons kunjungan itu, secara umum kunjungan berjalan lancar dan baik. Presiden Frank-Walter Steinmeier sangat menikmati dan mengaku puas. Bahkan sempat pula dikenalkan dengan sandal baru (upanat) sebagai perlengkapan naik ke atas candi dalam upaya konservasi.
“Karena waktu terbatas jadi tidak sempat membuka sepatu. Jadi beliau hanya membawa pulang sandal tersebut. Tetapi pesannya sudah sampai bahwa sandal salah satu inisiatif untuk menjaga kelestarian candi,” terangnya.
Di sela kunjungannya tersebut, Presiden Jerman juga terlihat asyik mendengarkan cerita yang disampaikan dari BKB, “tentang makna dari relief-relief di dinding candi, yakni mengenai perjalanan Buddha Gautama,” pungkasnya. (Rss)
Leave a Reply