PariwisataIndonesia.id – Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Shizuoka bersama komunitas lokal dan pelajar dari Asia Tenggara di Prefektur Shizuoka menginisiasi dan menyelenggarakan Festival Budaya se-Asia Tenggara secara daring bertajuk “Shizuoka South East Asia Online Cultural Expo 2021”.
Dalam keterangan tertulisnya, kegiatan festival ini mendapatkan banyak dukungan antara lain dari pihak Fuji No Kuni, The Consortium of Universities & Local Communities in Shizuoka, Shizuoka International Business Association (SIBA), organisasi Mahasiswa COMPASS Shizuoka, Sekolah Bahasa Jepang Hiro Tower, dan beberapa organisasi lain.


Wakil Duta Besar untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Tri Purnajaya diberikan kesempatan untuk membuaka acara tersebut. Adapun kegiatan festival budaya ini tercipta berkat prakarsa PPI Shizuoka.
“Kegiatan festival ini akan perspektif serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang negara di kawasan Asia Tenggara secara utuh. Begitu juga dengan tantangan serta pencapaiannya,” kata anggota PPI, Tri Purnajaya kutip PariwisataIndonesia.id, Sabtu (7/8).
Tri melanjutkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tokyo akan terus mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang eratnya persahabatan dan kerja sama antara masyarakat Asia Tenggara di Jepang.
“Jadi saya sangat senang dan saya yakin kegiatan ini akan memberi kita motivasi untuk membangun hubungan yang lebih baik antara Jepang dan negara kawasan Asia Tenggara khususnya Indonesia,” ucapnya.


Sementara itu, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Yusli Wardiatno menyampaikan kegembiraannya saat mendampingi Tri Purnajaya. Ia begitu menikmati ragam budaya menarik dari berbagai negara Asia Tenggara.
“Sebagai pembina PPI, saya sangat menghargai ide membuat acara multikultural sesama bangsa di Asia Tenggara. Pelaksanaan secara daring ini juga menjawab bahwa kreativitas mahasiswa Indonesia tidak bisa dihentikan oleh pandemi,” terangnya.
Yusli berharap kegiatan festival budaya se-Asia Tenggara ini bisa menjadi momentum untuk mempererat hubungan multilateral baik sesama negara di Asia Tenggara mau pun Jepang sehingga semakin terbuka peluang kerja sama antarnegara yang akan memberikan dampak positif bagi seluruh pihak.
“Kegiatan ini diharapkan bisa menjadi tonggak pemersatu pelajar dari Indonesia, Thailand, Vietnam, Malaysia, Myanmar, dan pelajar dari Asia Tenggara lainya yang ada di Prefektur Shizuoka untuk makin aktif berkarya,” harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisariat PPI Shizuoka, Arvin Patria menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 menuntun manusia untuk beradaptasi, dan terus melakukan terobosan baru. Senada dengan Atdikbud, Arvin juga berpendapat bahwa pandemi dalam prosesnya menjadikan ada banyak pembelajaran baru yang dapat mengubah manusia menjadi pribadi yang lebih kreatif dan unggul.
“Melalui kegiatan berbasis daring ini, kita disadarkan bahwa yang jauh bisa menjadi dekat, yang dekat bisa jadi lebih bermakna yang akhirnya menuntun PPI Shizuoka melihat arti kita bukan hanya sesama Pelajar Indonesia, tetapi kita juga sebagai sesama Pelajar Asia Tenggara yang menjadi dasar berpikir kami dalam menyusun acara yang kami selenggarakan hari ini,” ujar Arvin.
Kegiatan festival budaya seperti Shizuoka South East Asia Online Cultural Expo 2021 menjadi kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh PPI Shizuoka. Hal tersebut, bertujuan untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Jepang, khususnya di Prefektur Shizuoka yang diadakan secara daring oleh PPI Shizuoka.
Tujuan lainnya adalah memperkenalkan budaya dari negara-negara di Asia Tenggara. Dengan demikian, festival tahun ini bisa menjadi sarana masyarakat Jepang untuk mengenal budaya dari Asia Tenggara.


Shizuoka South East Asia Cultural Event kali ini mengangkat tema ‘tradisi dan makanan tradisional’ dari negara-negara peserta seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Indonesia, dan Myanmar dengan slogan “Kita Dekat”. Slogan ini memiliki makna solidaritas sesama masyarakat Asia Tenggara.
Sementara, Felix Wijaya, pria asal Medan hadir sebagai representatif Fuji No Kuni the Consortium of Universities and Local Communities berharap, mahasiswa yang sedang belajar di Prefektur Shizuoka dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan sosial di luar akademik.
Menurutnya, konsorsiumnya juga akan mengupayakan dan mendukung para mahasiswa dalam hal akademik maupun hubungan dengan universitas lain, dan pemerintah daerah. Fuji No Kuni the Consortium of Universities and Local Communities merupakan konsorsium yang diinisiasi oleh Pemerintah prefektur Shizuoka.
“Semoga kegiatan-kegiatan yang memperkenalkan budaya negara sendiri dapat lebih dikenal oleh warga lokal. Tentunya saya yang juga adalah Warga Negara Indonesia berharap budaya dan bahasa Indonesia dapat lebih dikenal oleh Warga Negara Jepang.” kata Felix sebagai perwakilan konsorsium tersebut.
Lalu, Presiden sebuah organisasi mahasiswa Jepang dan pemerhati orang asing di Shizuoka, COMPASS Shizuoka, Komori Fumiya mengatakan melalui kegiatan festival budaya seperti ini, setiap negara dapat memperkenalkan budaya dan tradisinya masing-masing.
“Saya pikir merupakan suatu cara yang luar biasa untuk saya bisa belajar tentang budaya dari negara negara di Asia Tenggara serta merasakan keterkaitan sesama masyarakat Asia,” ujar Komori Fumiya.
Tujuan utama digelarnya acara tersebut sebagai presentasi budaya dari masing-masing negara. Pelajar dari setiap negara diminta mempresentasikan tradisi dan makanan tradisional menggunakan bahasa Jepang kepada masyarakat Jepang.
Kegiatan pun membuka ruang dialog melalui sesi tanya jawab yang ditujukan kepada para narasumber dari setiap negara. Para peserta yang hadir tampak antusias mengikutinya. Mereka bertanya kepada para narasumber seperti bahan baku makanan hingga informasi mengenai akses menuju lokasi berlangsungnya tradisi yang dipresentasikan. (Beben/Eh)
Leave a Reply