PariwisataIndonesia.ID – Lambang Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan memahami artinya, berikut penjelasannya:
- Seloka “Jaya Raya” adalah slogan perjuangan Jakarta yang ditafsirkan sebagai semangat kota Jakarta supaya tetap berjaya dan besar. Bahkan, “Jaya Raya” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari logo klub sepak bola Persija Jakarta. Slogan “Jaya Raya” menjadi lambang resmi Pemprov DKI;
- Pintu gerbang melambangkan kota, dan kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar-masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan internasional;
- Kapas dan padi melambangkan kemakmuran atau usaha Jakarta yang bertekad mencukupi kebutuhan sandang dan pangan warganya. Lalu, ikatan pita yang mengerat berwana emas ditafsirkan sebagai lambang pemersatuan dan kesatuan;
- Monumen Nasional Indonesia adalah sebuah markah tanah Jakarta sehingga dilukiskan di lambang ini. Tugu Nasional ini juga sebagai lambang kemegahan, daya juang dan cipta;
- Gambar gelombang (ombak laut) melukiskan lokasi Jakarta di pesisir dan juga Jakarta sebagai kota pelabuhan;
- Perisai segi lima melambangkan Pancasila.
Dalam laman resmi Pemprov DKI Jakarta, juga menyoroti soal warna yang memiliki pesan. Ini penjelasannya:
- Warna merah yang sangat khas, terlihat dalam tulisan “Jaya Raya” slogan ini dimaknai sebagai lambang kepahlawanan;
- Warna putih di pintu gerbang, diartikan sebagai lambang kesucian Pancasila;
- Warna kuning di padi, serta hijau dan putih pada kapas, diartikan sebagai lambang kemakmuran dan keadilan;
- Warna putih di Tugu Nasional, melambangkan mahakarya dan kemegahan sebagai ungkapan kreasi mulia;
- Warna putih di ombak, adalah lambang alam laut yang kasih;
- Warna emas di pinggir perisai, diartikan sebagai lambang kemuliaan;
- Dominasi warna biru, diartikan sebagai lambang angkasa bebas dan luas.
Sekilas wawasan tentang Provinsi DKI Jakarta
Jumlah penduduk
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta, Budi Awaludin menjelaskan jumlah penduduk DKI meningkat 8.081 jiwa pada 2021. Ia menambahkan, saat sekarang, jumlah penduduk Jakarta sebanyak 11.204.714 jiwa.
Lebih lanjut, kata Budi, pada waktu yang sama di tahun 2020 penduduk Jakarta sebanyak 11.196.633 jiwa. Sambungnya, “dari jumlah penduduk DKI saat ini, sebanyak 5.630.491 jiwa merupakan laki-laki dan penduduk perempuan berjumlah 5.574.223 jiwa,” papar Budi, kutip Redaksi PariwisataIndonesia.ID, Sabtu (28/8).
Redaksi mencatat, nama “Jakarta” pernah mengalami banyak pergantian, sebelum provinsi ini ditetapkan secara resmi menjadi Ibu kota Republik Indonesia.
- Tahun 1966, ditetapkan namanya secara resmi menjadi Ibu kota Republik Indonesia;
- Abad ke-14 bernama Sunda Kelapa sebagai pelabuhan Kerajaan Pajajaran;
- Tanggal: 22 Juni 1527 oleh Fatahilah, diganti nama menjadi Jayakarta (tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi kota Jakarta keputusan DPR kota sementara No. 6/D/K/1956);
- Tanggal: 4 Maret 1621 oleh Belanda untuk pertama kali bentuk pemerintah kota bernama Stad Batavia atau Kota Batavia. Kala itu, Jan Pieterszoon Coen menggelorakan semboyan “Dispereert niet, ontziet uw vijanden niet, want God is met ons” slogan itu menjadi motto kota Batavia, “Dispereert niet” yang berarti “Jangan putus asa”
- Tanggal: 1 April 1905 berubah nama menjadi “Gemeente Batavia”
- Tanggal: 8 Januari 1935 berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia
- Tanggal: 8 Agustus 1942 oleh Jepang diubah namanya menjadi Jakarta Toko Betsu Shi
- September 1945 pemerintah kota Jakarta diberi nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta
- Tanggal: 20 Februari 1950 dalam masa Pemerintahan. Pre Federal berubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia
- Tanggal: 24 Maret 1950 diganti menjadi Kota Praj’a Jakarta
- Tanggal: 18 Januari 1958 kedudukan Jakarta sebagai Daerah Swatantra dinamakan Kota Praja Djakarta Raya
- Tahun 1961 dengan PP No. 2 tahun 1961 jo UU No. 2 PNPS 1961 dibentuk Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya
- Tanggal: 31 Agustus 1964 dengan UU No. 10 Tahun 1964 dinyatakan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya tetap sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta
- Tahun1999, melalui UU No 34 Tahun 1999 tentang Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta, sebutan pemerintah daerah berubah menjadi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan otonominya tetap berada ditingkat Provinsi dan bukan pada wilayah kota, selain itu wilayah DKI Jakarta dibagi menjadi 6 (5 wilayah kotamadya dan satu kabupaten administrative kepulauan seribu)
- Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700)
Melansir dari situs Jaringan Dokumentasi & Informasi Hukum Pemprov DKI Jakarta, menyebutkan bahwa Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²).
Profil Pimpinan Pemprov DKI Jakarta
Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan. Anies merupakan cucu dari pejuang kemerdekaan Abdurrahman Baswedan. Ia lahir di Kuningan, Rabu, 07 Mei 1969.
Anies dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat dirinya berduet bersama Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta. Keduanya dilantik di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 16 Oktober 2017.
Sayangnya, Sandiaga Uno pilih mundur dari posisi wagub usai deklarasikan sebagai cawapres Prabowo Subianto. Karir Sandi sebagai Wagub DKI dilepaskan. Dengan penuh percaya diri dan bersikukuh, pilih maju di pilpres 2019. Suka dan tidak suka, jalan masing-masing telah diputuskan.
Kesempatan cuti yang diberikan kepada Sandi, ditepisnya. Anies terpaksa melenggang tanpa pasangan untuk pimpin jalannya Pemprov DKI Jakarta. Kemesraan Anies-Sandi bertahan kurang lebih, 10 bulan.
Wagub Provinsi DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria adalah politikus Indonesia dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Pria yang akrab dipanggil Ariza, lahir di Banjarmasin, Rabu, 17 Desember 1969. Jokowi melantik Ariza sebagai Wagub di Istana Negara Jakarta, bertepatan dengan hari kelahiran Ariza, pada 15 April 2020. Keterisian jabatan yang diisinya “kosong” hampir dua tahun sejak Sandiaga Uno, gagal menjadi Wapres.
Duet Anies-Reza sebagai Gubernur dan Wakil berakhir tahun 2022. (Ronald).
Leave a Reply