PariwisataIndonesia.id – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Pawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengkampanyekan untuk jalan-jalan #DiIndonesiaAja, sudah tentu menjadi angin segar kebangkitan pariwisata di tanah air.
Pesona alam Indonesia tak usah ditanya, sudah tidak diragukan. Keindahan alamnya benar-benar mampu memanjakan mata wisatawan nusantara maupun turis mancanegara. Negeri ini, tak cuma pulau besar saja yang memiliki wisata alam yang indah. Namun juga provinsi dan pulau-pulau kecil pun menyimpan potensi alam yang aduhai.
Melihat hal tersebut, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center dan Forum Pariwisata Indonesia Sapta Nirwandar mengungkapkan, faktor ketidakpastian masih tinggi karena pandemi COVID-19 belum dapat diprediksi kapan berakhir.
Ditambah varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris juga patut diwaspadai. Dampaknya, sebagian besar negara-negara di dunia kembali memberlakukan lockdown. Jika demikian, turis mancanegara tak bisa diharapkan untuk memulihkan geliat pariwisata di Indonesia.
“Kalau ini adalah virusnya travelling Around The World, mau Amerika mau Afrika Selatan ya kena semua. Paris yang 88 juta wisatawannya sekarang kira-kira tinggal 5%, berarti berapa banyak tenaga kerja yang habis. Jadi betul menurut saya, saya dukung pak menteri untuk domestik itu menjadi yang utama,” kata Sapta dalam Webinar Wonderful Indonesia: Reviving The Tourism Industry, pada Rabu (27/1) lalu.
Menurutnya, ada optimisme yang terbangun jika melihat pemerintah terus mendorong wisatawan nusantara untuk berlibur ya di Indonesia saja. Momentumnya sudah terbangun, sehingga suatu confindence mulai terbangun di masyarakat, bahkan pelaku pariwisata mulai berbenah diri.
Sisi lain, potensi destinasi wisata di Indonesia belum banyak diketahui wisatawan domestik. Ini sebuah tantangan yang harus dihadapi.
Patut untuk dipikirkan agar wisatawan semakin tertarik mengunjungi destinasi yang ada di dalam negeri. Mulai dikembangkan informasi seluas-luasnya secara digital, bukan sekedar dari mulut ke mulut.
“Sekarang ini zamannya kalau dulu high touch sekarang touchless. Nah ini kan harus IT. Menurut saya itu yang paling penting,” kata Sapta.
Leave a Reply