Bertumpu di Pundak Sandiaga Uno Dongkrak Pariwisata Indonesia Bangkit, Destinasi Super Prioritas VS ADWI?

Suka atau tidak suka dengan gaya kepemimpinan Sandiaga Salahuddin Uno. Mohon maaf, mantan Wagub DKI Jakarta ini, terbukti telah mewarnai citra Pariwisata Indonesia menggeliat lagi dan ada secercah harapan walaupun jalannya tetap masih tertatih-tatih. Meski perlahan tapi pasti dan sepak terjang Sandi melalui "Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas" seperti ingin memastikan, semua itu tetap pada koridor untuk #pariwisataindonesiabangkit. Berikut ulasannya.

Suka atau tidak suka dengan gaya kepemimpinan Sandiaga Salahuddin Uno. Mohon maaf, mantan Wagub DKI Jakarta ini, terbukti telah mewarnai citra Pariwisata Indonesia menggeliat lagi dan ada secercah harapan walaupun jalannya tetap masih tertatih-tatih. Meski perlahan tapi pasti dan sepak terjang Sandi melalui "Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas" seperti ingin memastikan, semua itu tetap pada koridor untuk #pariwisataindonesiabangkit. Berikut ulasannya.

Mengulik rekam kerjanya di awal menjabat, ia langsung tekan tombol ‘Gercep, Geber dan Gaspol’ berpikir taktis dan strategis ingin memulai jabatannya dengan berkantor dari Bali, yang sesaat sebelumnya bertugas dari Pulau Dewata, ia lebih dulu sowan ke rumah menteri yang digantikannya.

Program kerjanya hingga ke depan, juga diduga ingin diraupnya sekaligus. PariwisataIndonesia.ID beranggapan, mirip ‘diaduk-aduk’-nya  hingga terkemas rapi. Diksi ini bisa ‘salah’ ataupun ‘benar’ hanya Suami Mpok Nur dan Tuhan YME yang memahami itu.

Indonesia membentang luas dari Sabang sampai Merauke, yang memiliki 75.000 desa dan sekitar 1.200 di antaranya berpotensi menjadi desa wisata. Dari data itu, Terciptalah kegiatan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Lewat Ajang ini, sukses menyatukan segalanya.

Program itu digadang-gadang turut mengerek pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism disingkat CBT yang menyasar pada tiga aspek keberlanjutan, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan (untuk mengatasi dampak negatif dari pariwisata massal atau mass tourism).

Untuk memahaminya secara utuh ajang tersebut, redaksi PariwisataIndonesia.ID senantiasa mengikuti perjalanan Sandi setelah dari serangkain panjang hingga hari ini baru bisa mengambil kesimpulan konstruksinya, dan hal itu tak seperti yang terlihat secara kasat mata.

Ekonomi kreatif; UMKM; Pariwisata berbasis masyarakat; Pariwisata berbasis budaya, culture, religi, objek wisata, dan destinasi wisata alam tersaji dalam satu cawan kopi, ketika diseruput, “kopinya mantaaap!”

Hal tersebut sengaja ditumbuhkan sebagai pemantik semangat pelaku pariwisata di Indonesia dan alternatif di tengah kebuntuan pembangunan pariwisata berkelanjutan (tourism and sustainable development) dampak dari pandemi Covid-19 yang terjadi secara global.

Pengejawantahannya, sejalan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang mengamanatkan bahwa salah satu tujuan kegiatan kepariwisataan ikut memelihara kelestarian (melestarikan) alam dan lingkungan hidup.

Termasuk, sumber daya lainnya yang mengedepankan pada pemberdayaan masyarakat setempat. Berikutnya lagi, menjamin keterpaduan antarsektor, antar daerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam rangka otonomi daerah serta keterpaduan antar pemangku kepentingan.

Patut diakui pula pada ajang ADWI sebelumnya, juga telah memadukan semuanya itu. Dampaknya, cukup signifikan dan mendapat respons positif dari 34 Provinsi di Indonesia.

Sebagai ilustrasi sederhana terkait manfaatnya, tempat-tempat wisata itu kini terus berlomba-lomba ingin memastikan pariwisatanya aman buat dikunjungi, yang dengan sendirinya mereka akan disiplin patuhi protokol kesehatan.

Apalagi, soal CHSE singkatan dari CHSE adalah singkatan dari Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment (Ramah lingkungan).

Melalui ajang ini, Sandiaga optimis desa wisata dapat menjadi lokomotif kebangkitan sektor pariwisata Indonesia, mendorong kualitas desa wisata di Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan.

Hal lainnya, kata dia, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat (warganya sejahtera yang sekaligus menyerap luas lapangan kerja, red), pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi.

Bersambung ke halaman berikutnya
Menurutnya, ini jauh lebih kuat dan mengakar…