PariwisataIndonesia.id – Mendengar nama Gedung Sate, Sobat Pariwisata pasti akan teringat Kota Bandung. “Ya!”
Baca juga: Umi Kalsum Pemilik 10 Website Pariwisata Indonesia! Sosok Pemimpin Tangguh dan Bertangan Dingin
Gedung Sate memang sangat ikonik Kota Kembang itu. Gedung yang disebut sebagai ‘White House Bandung’ ini menjadi salah satu tujuan wisata karena keindahan serta nilai sejarah dan budayanya.
Kenapa, sih, dinamakan Gedung Sate?
Ternyata, hal ini karena ornamen penangkal listrik berbentuk 6 tusuk sate yang terdapat di menara utamanya.
Baca juga: Umi Kalsum Pejuang Pariwisata Indonesia! Sosok Kartini Palembang dan Menginspirasi
Sobat Pariwisata Indonesia, Enam tusuk sate tersebut melambangkan biaya 6 juta gulden (Nilai saat itu.Red) yang dihabiskan untuk membangun gedung.
Ornamen tusuk sate ini menjadi ciri khas gedung yang berada di Jalan Diponegoro No.22 Citarum, Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung.
Gedung yang memiliki sejarah panjang ini, sekarang berfungsi sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat.
Selain sebagai kantor pemerintahan, di gedung ini juga terdapat museum yang baru dibuka pada tahun 2017.
Gedung yang dibangun pada 27 Juli 1920 ini, mengusung arsitektur bergaya hindia Baru, ratiolism, Art Deco, dan Hindu Architecture. Johanna Catherina Cops, putri sulung Walikota Bandung saat itu, berperan sebagai peletak batu pertama.
Baca juga: Zona Merah Bandung! Sumpal Mulut Disini Aja, Dijamin Bikin Perut Kenyang
Dalam proses pembangunannya, gedung ini melibatkan sekitar 2.000 pekerja, termasuk 150 pemahat batu dan pengukir kayu dari Cina.
Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, gedung yang bernama Gouvernements Bedrijven (GB) digunakan oleh Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum.
Ketika Batavia dianggap tidak lagi memenuhi syarat, Pemerintahan Hindia Belanda pernah memindahkan pusat pemerintahan ke gedung yang dirancang oleh ini Gerber ini.
Di halaman depan gedung ini, Sobat Pariwisata bisa mendapati sebuah prasasti batu.
Prasasti ini dibangun untuk mengenang 7 pemuda yang gugur saat serangan pasukan Gurkha pada 3 Desember 1945.
Saat itu, para pemuda berjuang mempertahankan Gedung Sate dari pasukan Gurkha yang mahir menggunakan pisau.
Seperti bangunan kuno pada umumnya, Gedung Sate juga tidak lepas dari cerita mistis.
Konon, pernah terlihat penampakan sosok tua berjanggut putih, juga sosok pemuda berpenampilan kuno yang sedang berjalan di kawasan gedung.
Gedung yang menjadi salah satu bangunan terindah di Indonesia ini, juga disebut-sebut memiliki lorong rahasia yang menghubungkannya dengan Gedung Pakuan yang berjarak sekitar 2 km.
Untuk bisa mejelajahi gedung unik yang dibangun di lahan seluas 27.000 meter persegi, merogoh kocek cukup ‘goceng’ saja lhoo.
Tertarik, Sob? (Nita/Kusmt).
Leave a Reply