PariwisataIndonesia.ID – Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) beberapa waktu lalu, hadir secara hybrid dalam pertemuan tahun kedua Heads of National Drug Law Enforcement Agencies (HONLEA) se Asia Pacific 2021 di Hotel Horison, Bogor, pada Kamis (23/9).
Sementara, HONLEA Asia Pasific tahun 2021 mengusung tema “Regional Impact of Covid-19 on the Drug Situation from a Law Enforcement Perspective“ dan dihadiri secara virtual oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang tergabung sebagai anggota di United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC).
Namun, Kepala BNN, Komjen Pol Dr. Petrus Reinhard Golose berhalangan hadir dan mendelegasikan tugas ini kepada Direktur Kerjasama Drs. Achmad Djatmiko, M.A., yang pada hari itu ikut angkat bicara.
“Indonesia tetap menjalankan sesuai dengan penegakan hukum yang efektif agar menimbulkan efek jera dan kerja sama internasional dalam penanggulangan kejahatan narkoba memiliki peran yang sangat penting,” tegasnya.
Kala itu, pihak BNN didampingi Ditjen Bea dan Cukai, Hendra Leonardus Naibaho bertindak atas nama pemerintah Indonesia guna menyoroti kejahatan terorganisir lintas negara atau Internasional Organized Crime.
Mengingat, saat pandemi Covid-19 trennya terus mengalami peningkatan, seperti kejahatan siber dan kejahatan pencucian uang; penyelundupan dan peredaran gelap narkoba. Lalu, pihak BNN menjelaskan, ini semakin marak.
Oleh karenanya, melalui sidang luar biasa atau extraordinary session dibahas tiga isu utama yang menjadi perhatian penegak hukum di seluruh dunia, antara lain: Pertama, Covid-19, dan Meningkatnya hubungan antara perdagangan narkoba dan bentuk kejahatan terorganisir lainnya.
Kedua, Covid-19, dan hasil tindak pidana pencucian uang yang timbul dari peredaran narkoba. Ketiga, Covid-19, dan penyalahgunaan teknologi informasi kriminal untuk kegiatan terkait obat-obatan terlarang.
Dalam kesempatan tersebut, Ms. Ghada Fathi Waly memberikan sambutan dan bertindak sebagai wakil dari pihak UNODC yang menyampaikan hasil temuannya, wabil khusus di wilayah Asia Pasifik.
Selama pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia saat ini, katanya, telah mengakibatkan munculnya berbagai jenis kejahatan terorganisir yang berkaitan dengan perdagangan dan peredaran gelap narkoba, seperti kejahatan pencucian uang dan kejahatan siber.
Di akhir acara, seluruh delegasi yang hadir sepakat bahwa pertemuan HONLEA Asia Pacific 2021 diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antar negara, khususnya negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Berita tadi dirangkum satu oleh redaksi PariwisataIndonesia.ID, terkait upaya dari pihak BNN dalam menguatkan pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalagunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (disingkat P4GN) dan prekursor narkotika lainnya untuk melawan narkoba melalui slogannya #warondrugs dengan informasi berikut ini.
Diawali dari Operasi Laut Interdiksi Terpadu yang secara resmi dibuka oleh Kepala BNN RI, Dr. Petrus R. Golose pada Selasa, 14 September 2021 dengan menggunakan kata sandi Purnama (Gempur Narkotika Bersama).
“Ratusan kilogram sabu-sabu tersebut disita di wilayah perairan Sulawesi dan kami juga mengamankan sejumlah tersangka yang membawa barang yang dilarang pemerintah itu,” sebut Deputi Pemberantasan BNN RI, Arman Depari.
Leave a Reply