Redaksi Pariwisata Indonesia (PI) mewawancarai Uyung seniman besar Indonesia yang profilnya rendah hati dan memiliki pengetahuan luas dalam menceritakan sejarah nusantara, sekaligus Pemilik Padepokan Seni Mahagenta. Kunjungan diterima langsung secara hangat di padepokannya, Bogor, pada Rabu (7/4) malam.
Dia adalah anak bangsa yang tampil menjadi agent of change guna menumbuhkan akselerator perubahan memajukan seni dan budaya Indonesia serta membawa perubahan besar pada kondisi masyarakat setempat. Ditulis dalam 2(dua) seri bersambung dan artikel ini sekaligus penutup. Penasaran? Berikut lanjutan wawancaranya.
Bagaimana Anda sebagai seniman melihat Pandemi Covid-19, komentar Anda?
Pandemi COVID-19 memberikan pelajaran berharga bagi kita semua untuk menjaga keseimbangan alam bahwa kalau manusia merusak keragaman hayati, juga merusak sistem pendukung kehidupan manusia.
Pesan saya, apa yang dihadapi hari ini mirip latihan untuk menghadapi bencana di masa depan. Saya menduga, akan masih terus berulang. Pandemi dan epidemi yang sekarang terjadi, bagian dari sejarah manusia. Siap tidak siap, harus siap menghadapi wabah ini.
Saya mengemukakan berdasarkan sudut pandang pribadi seorang seniman, “akar masalah kerusakan di muka bumi ketika manusia berpikir lingkungan adalah obyek untuk dieksploitasi. Saatnya, pemerintah perlu mengubah haluan ekonomi kapitalistik ke praktik ekonomi nusantara, praktik ekonomi berbasis kearifan lokal yang adil dan lestari.”
Sekarang, mari ikhtiar untuk menjaga kesehatan. Menjauhi hal-hal yang menyebabkan terpapar penyakit. Patuhi protokol kesehatan secara ketat karena pandemik masih menjadi wabah di Tanah Air.
Pandemi Covid-19, tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah semata tanpa kontribusi dan juga partisipasi publik. Hemat saya, upaya pencegahan harus diupayakan oleh seluruh elemen masyarakat. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mencegah penyebaran wabah covid-19, ini terus meluas.
Sebagai warga negara yang baik, saya melalui mahagenta menyerukan masyarakat mengikuti kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Jangan longgarkan protokol kesehatan meski sudah divaksin Covid-19.
Pandemi Covid-19, apakah juga terdampak kepada seniman seperti Anda?
Sangat, tapi pandemi ini bukan cuma di Indonesia. Global juga turut merasakan seperti yang kita alami.
Apa yang disarankan kepada teman-teman seniman seperti Anda?
Saya pikir harus konsisten, setia dalam proses. Tetap loyal dalam berkarya. Dedikasinya jangan kasih kendor terus mendorong kebudayaan Indonesia dengan cara apapun. Bersabar, kencangkan ikat pinggang.
Baca juga : World Music Presents Opera Negeri Khayangan, Konser Tunggal Mahagenta: Yuk Dipesan Tiketnya Gaaees!
Kemudian lebih banyak lagi menawarkan jasa-jasanya. Segala turunan dibikin simple dengan cara-cara cerdas. Terakhir, harus intropeksi dalam karya dengan terus memperkuat keilmuan. Perenungan ini sebagai ajang terbaik untuk sekaligus berkumpul bersama keluarga, berdiam di rumah. Kurang lebihnya seperti itu.
Apa program mahagenta yang secara khusus ditawarkan kepada sekolah-sekolah?
Sebelum Pandemi Covid-19, mahagenta menyambangi sekolah-sekolah. Mengajarkan pertujukkan teater, mengenalkan dan menjelaskan alat-alat musik tradisional di Indonesia. Ada juga mengenalkan lagu-lagu daerah. Ini sudah dilakukan rutin oleh mahagenta. Terutama bagi sekolah-sekolah yang berlokasi di Depok, Bogor dan Jakarta. Karena pandemik kegiatan ini terhenti.
Bulan Ramadhan sebentar lagi tiba, begitu juga hari Raya Idulfitri. Apa program mahagenta untuk itu?
Program yang ada tetap berjalan, pertunjukkan di padepokan seni mahagenta selalu ada. Program workshop, galeri dan yang mau ikutan coaching clinic monggo hadir. Silakan tapi tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin dan ketat.
Saat ini yang aktif di mahagenta, jumlahnya berapa orang? Lalu, ada berapa banyak keanggotaan mahagenta?
Untuk yang aktif ada ratusan. Tapi yang selalu hadir ada 20an orang. Sementara keanggotaan mahagenta diperkirakan 500an orang.
Saya mengakui dan tidak menampik, pendataan keanggotaan belum diterapkan professional. Sejatinya mereka di inventarisasi dan mendapat kartu anggota. Kedepan bagus juga bila dicanangkan.
Dalam waktu dekat sampai lebaran Idulfitri, program pertunjukkan mahagenta bisa kasih bocoran?
Saya rasa nggak dulu. Karena waktunya mepet, sebentar lagi sudah berpuasa. Kita fokus menjalani ibadah di bulan Ramadhan.
Harapan Anda kepada pemerintah dalam melihat kebudayaan dan seni?
Semoga pemerintah melihat “kebudayaan dan seni” sebagai produk ilmu pengetahuan. Bukan dipandang untuk menonjolkan entertain.
Masyarakat luas salah besar jika mengartikan “kebudayaan dan seni” secara sempit, bahwa itu merupakan produk entertain. Saya berani mengatakan kebudayaan dan seni adalah produk ilmu pengetahuan.
Siapa yang diharapkan untuk membuat kebudayaan dan seni menjadi lebik baik di tanah air, komentar Anda?
Saya pikir semua pihak. Peran pemerintah harus didukung oleh masyarakat luas termasuk media seperti Anda dan kepedulian sosial dari para pengusaha. Kolaborasi bersama, berpadu padan. Mari bergandengan tangan, sudah bisa dipastikan kolaborasi tersebut menguatkan kebudayaan Indonesia.
Apa yang memotivasi Anda menjadi seorang seniman besar seperti sekarang?
Jiwa seni sudah mengalir dalam darah saya. Bahkan dengan bangga berani mengatakan seni adalah passion saya.
Saat ini, apa obsesi terbesar Anda?
Masyarakat Indonesia harus lebih mencintai budayanya sendiri. Kebudayaan dan seni harus menjadi Tuan di Negeri sendiri.
Belum terkrucut, obsesi Anda terbilang umum. Pertanyaan ini tolong dijawab dengan spesifik, mimpi besar Anda dalam membawa mahagenta untuk 5-tahun kedepan?
Alhamdulillah, saya pikir apa yang dicapai mahagenta sudah melebihi mimpinya. Apa yang diperoleh hari ini melebihi cita-cita awal mendirikan mahagenta.
Awal mula membentuk mahagenta, mimpinya seperti apa?
Saya ingin terkenal dan kaya.
Menurut pendapat Anda, deskripsi kaya dan terkenal seperti apa?
Saat ini, saya memiliki banyak teman dan sahabat yang baik-baik seperti Anda. Saya juga dikelilingi teman-teman yang senantiasa hadir dan memberikan supportnya. Ini bentuk kekayaan luar biasa yang tak bisa dinilai dari nominal sekaligus sebutan populer. Untuk nikmat yang diperoleh mahagenta saat ini, sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
Dulu, tak pernah terpikirkan ketika membangun mahagenta bisa seperti ini. Mahagenta mendapatkan tempat sebagus sekarang. Saya perlu bersyukur kepada Tuhan akan segala yang dilimpahkan.
Rasa syukur ini juga bentuk ungkapan terima kasih mahagenta kepada Tuhan yang telah memberikan berbagai anugerah dan kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya.
Tuhan sendiri menjanjikan bagi siapa saja yang mau bersyukur, maka Tuhan pasti menambah nikmatnya. Ungkapan rasa syukur ini dapat mengingatkan orang lain maupun menenangkan diri sendiri sekaligus mengendalikan penyakit hati dan menerima segala keadaan. Untuk mendeskripsikan kaya dan ‘beken’ silakan mengartikan ucapan saya tersebut.
Sebelum akhiri wawancara, Anda mau menyampaikan pesan sesuatu untuk ditujukan kepada seseorang atau siapa saja, silakan!
Untuk menahan agar tidak melunturnya kebudayaan di kalangan masyarakat dikarenakan masuknya pengaruh budaya asing, baik itu berasal dari Barat maupun Asia.
Berikutnya, mencegah pengaruh negatif dampak dari krisis karakter dan identitas serta integritas di kalangan generasi muda yang sudah cukup mengkhawatirkan. Diimbau kepada masyarakat luas, mari mencintai budaya sendiri. Pentingnya kebudayaan sebagai pondasi karakter bangsa.
Saat ini, jika terus dibiarkan diprediksi menghapus nilai-nilai kebudayaan dalam masyarakat kita, khususnya, generasi muda semakin kehilangan fondasi etik dan landasan fundamental.
Terburuknya, terpecah-belah persatuan bangsa. Maraknya budaya korupsi, narkoba, dan aksi terorisme yang belakangan terjadi di tanah air.
Ini membuat hati saya miris dan resah. Oleh karenanya, saya mendirikan padepokan seni mahagenta sebagai penangkal pengaruh eksternal yang negatif tersebut melalui program untuk melestarikan, memajukan, dan mengembangkan nilai-nilai luhur kebudayaan nusantara.
Baca juga : Hari Ini! Nonton Opera Negeri Khayangan, Mahagenta Konser Tunggal di GBB TIM
Mimpi besar saya untuk mahagenta di generasi kedua, berperan aktif dalam memberikan edukasi kuat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air. Khususnya, tertuju kepada generasi muda dan masyarat luas secara umum.
Satu lagi pertanyaan penutup. Bagaimana pendapat Anda sebagai seniman besar menatap Pilar Visi Indonesia 2045?
Terkait Pilar Visi Indonesia 2045 dari sudut pandang seniman, jujur saya mengungkapkan, “ini skenario hebat.” Menjawab itu, harus seksama dan penuh kehati-hatian. Dalam terawangan, memindahkan ibu kota mengubah persepsi Jawa sentris.
Saya patut bersyukur dan bangga sebagai Anak Bangsa, bentuk penghormatan kepada para leluhur yang sudah menanamkan deposito berbentuk nilai-nilai adat ketimuran Indonesia yang agung.
Hal tersebut, bersemayam dalam sejarah dan alam pikir kita sampai hari ini. Namun begitu, tanpa adanya pemaknaan; pembelajaran; dan penguatan kembali nilai-nilai itu atau dengan kata lain tanpa “reinvestasi”, maka deposito tersebut semakin lama diprediksi terus tergerus dalam perkembangan zaman.
Dalam menatap visi Indonesia 25tahun ke depan, perlu mendorong revitalisasi sebagai percepatan langkah memperkokoh nilai dan budaya sebagai panduan hidup bersama. Menjabarkan pertanyaan Anda, tak tuntas sebulan menemukan titik temu dalam wawancara malam ini.
Pandangan yang diusulkan saya, tidak masalah berbeda pendapat. Inilah Indonesia, keberagaman telah inheren mewarnai sejarah panjang bangsa meneguhkan kebhinnekaan.
Saya teringat risalah “Prasasti Talang Tuwo” pada abad ke 7, tahun 684, era kerajaan Sriwijaya karena Mba Umi berasal dari Palembang. Dapunta Hyang Sri Jayanasa (RajaSriwijaya) memerintahkan untuk membuat Taman Srikerta, intruksinya, “Semoga semua yang ditanam, bendungan dan kolam-kolam digunakan untuk kebaikan semua makhluk sebagai jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan.”
Ini pendapat pribadi saya, mengacu nilai-nilai kebudayaan dan falsafah yang agung dari zaman Sriwijaya. Keluhuran budi, mengekspresikan keseimbangan hubungan manusia dan alam dalam tatanan kehidupan. Tempatkan seluruh makhluk hidup di muka bumi setara.
Memaknai keluhuran tersebut, seharusnya menjadi nilai-nilai yang terus ditanamkan kepada generasi demi generasi bukan mengedepankan kebahagiaan dalam arti sempit, sikap materialistis hanya menimbulkan jarak dan kesenjangan antara kaya dan si miskin. Konsep pembangunan ekonomi yang rakus terhadap sumberdaya alam sebenarnya tidak dikenal dalam sejarah leluhur kita dulu.
Saya mengimbau, mari merefleksikan pentingnya pemajuan nilai-nilai budaya untuk generasi saat ini dan masa mendatang. Bersama-sama mengumpulkan yang terserak selamatkan yang tersisa. Apa maksudnya? Kita wajib optimis! Dengan niat yang baik dan upaya yang sungguh-sungguh, diharapkan bersama dapat merangkai kembali nilai-nilai kebudayaan dalam perpekstif kemakmuran bangsa ini.
Prinsip utama, negara wajib mengentaskan kemiskinan dengan menjamin kesejahteraan bagi setiap warga negaranya. Kehadiran negara secara penuh melalui regulasi yang mengutamakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat akan mampu mempersempit kesenjangan antara kaya dengan miskin.
Untuk menumbuhkan dan menguatkan rasa cinta Tanah Air, kebangsaan, kebhinnekaan dan ke-Indonesiaan manifestasinya serupa dengan pengelolaan Taman Srikerta dalam “Prasasti Talang Tuwo” sebagai jalan terbaik mendapatkan kebahagiaan. Hal ini mengandung makna bahwa pengelolaan lanskap berkelanjutan berujung memberi kebahagiaan lahir dan batin.
Prinsip tersebut, apa cuma di zaman Sriwijaya? Tidak juga! Falsafah lainnya dapat dijumpai melalui kultur Bali Tri Hita Karana; pendekatan kearifan lokal “Awig-Awig” dalam masyarakat Lombok; di Jawa ada Gugur Gunung dan Memayu Hayuning Bawana.
Apa yang saya ilustrasikan tadi bersumber dari Sumatera Selatan, Bumi Sriwijaya yang kita cintai ini, yakni Prasasti Talang Tuwo, seperti yang telah saya uraikan sebelumnya.
Konsep ini pada prinsipnya adalah pengelolaan bentang alam secara terpadu, dengan melibatkan seluruh pihak terkait termasuk masyarakat lokal untuk kebaikan semua makhluk hidup dan jalan kebahagiaan bersama.
Kita patut optimis dan bersama-sama menghembuskan nafas-nafas kebudayaan dalam pengelolaan sumberdaya alam Indonesia. Perlunya untuk menghidupkan kembali nilai-nilai pelestarian alam secara terpadu dan utuh, tidak terpecah-pecah, namun dalam satu kesatuan prinsip pengelolaan yang menghargai eksistensi semua makhluk dan menuntun jalan kebahagian.
Semua ada Maha yang mengatur, termasuk soal rezeki. Biarkan semua bekerja sesuai kapasitas dan tanggung jawabnya masing-masing. Saya berkarya melalui mahagenta, merekatkan Indonesia melalui kebudayaan dan keseniaan.
Namun, visi Indonesia hebat di tahun 2045, “pemerintah perlu membangun, mengajak dan menjaga irama kerja bersama-sama,” terawang Uyung selaku pendiri mahagenta dan pemilik padepokan seni mahagenta, tutup wawancara.
Leave a Reply