Tari Campak

Tari Campak khas Bangka Belitung

Sangat kental dengan budaya barat atau Eropa

Sangat kental dengan budaya barat atau Eropa

Provinsi Kepulaun Bangka Belitung, yang sebelumnya kami uraikan sedikit tentang wisata kulinernya dan destinasi wisatanya. Berikut ini kami ulas tentang kesenian dan kebudayaanya. Provinsi ini yang memiliki kesenian berupa tarian yang dikenal dengan nama Tari Campak. Tarian yang merupakan tarian dari daerah Bangka Belitung ini, menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung.

Pada awalnya, Tari Campak ini ditampilkan pada waktu tertentu aja, yakni pada saat masuk musim panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Namun seiring perkembangan zaman, Tari Campak ini mengalami perluasan gelarannya pada acara-acara penting, seperti penyambutan tamu, pesta rakyat, adat pernikahan dan lain sebagainya. Perluasan gelaran Tari Campak ini terjadi karena adanya keinginan untuk melihat serta kekaguman orang lain atas gerakan tarian yang menarik untuk disaksikan.

Tari Campak
Tari Campak, foto: belitungisland.com

Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa nya.

Kostum Tari Campak yang bisa kita dapati budaya barat atau Eropa adalah pada kostum penari wanita. Kostum para penari wanita dalam Tari Campak ini memang sangat kental dengan budaya Eropa. Hal ini bisa kita dapati dari adanya gaun panjang, topi dan juga sepatu hak tinggi. Sementara itu untuk kostum penari pria akan bisa kita jumpai budaya lokal, tepatnya budaya Melayu. Budaya Melayu pada kostum penari pria ini, bisa kita lihat dari celana panjang, kemeja, selendang dan peci.

Tari Campak menghadirkan para penari usia muda atau remaja baik itu laki-laki dan wanita yang saling berpasangan. Penari perempuan pada tari Campak ini disebut nduk campak, sementara penari laki-lakinya disebut penandak. Gerakan pada Tari Campak sendiri terbilang lincah. Ini karena dari filosofinya, Tari Campak menggambarkan keceriaan pada remaja muda. Jadi dengan ekspresi kegembiraan dan keceriaan, para penari laki-laki dan perempuan semuanya akan bergerak dengan lincah dan gemulai mengikuti alunan musik pengiringnya.

Kelincahan dan gemulainya para penari Tari Campak ini, akan terlihat salah satunya dari gerakannya yang mengibas selembar sapu tangan, dengan mengkibas-kibaskannya mengiringi jari-jemari. Dan ditengah-tengah tarian Campak ini nantinya para penari akan ada balas pantun lhoo, sebagai simbol dan ciri khas budaya Melayu.

Supaya dalam tarian Campak ini terlihat lebih meriah, biasanya para penari di bagian-bagian tertentu, akan mengajak para penonton untuk ikut menari bersama. Tidak jarang pula para penari Campak ini mengajak para penontonnya untuk membalas pantun bersama. Menariknya, saat para penonton ini diajak menari dan berbalas pantun, tidak sedikit ada dari para penonton dan penandak atau penari pria yang memberikan sejumlah uang pada Nduk Campak jika mereka kalah dalam berbalas pantun. Asiik kan? Penasaran untuk melihat tarian ini, datang aja ya ke Bangka Belitung.